Nyamar Jadi Pria Hidung Belang, Polisi Bongkar Prostitusi Online di Samarinda
Merdeka.com - Polisi membongkar praktik prostitusi online melalui MiChat di Samarinda. Ada 15 orang ditangkap. Dua di antaranya muncikari ditetapkan tersangka. Tidak hanya di Samarinda. Komplotan itu melayani pria hidung belang hingga daerah jauh di Berau, utara Kalimantan Timur.
Polisi menyamar sebagai calon pelanggan. Begitu dipastikan melayani open BO (Booking Out), petugas menciduk total 15 orang di dua hotel di Samarinda.
"15 Orang yang kita amankan ini terdiri dari 7 wanita dan 8 laki-laki usia rata-rata 20-25 tahun. Dari 8 laki-laki, dua di antaranya muncikari," kata Kapolsek Samarinda Kota AKP Creato Sonitehe Gulo di kantornya Jalan Bhayangkara, Senin (15/11) sore.
-
Siapa yang sering melakukan pengemis online? Saat ini banyak konten kreator yang sering mengunggah video mengemis online di akun media sosialnya seperti Tiktok, Instagram, Short Youtube.
-
Siapa saja yang berpotensi jadi pelaku kekerasan seksual online? Pelaku seringkali membangun hubungan dengan anak-anak, biasanya dengan menyamar sebagai teman sebaya atau karakter yang mereka sukai, atau menggunakan pendekatan lain.
-
Kapan prostitusi ini terjadi? Peristiwa tak layak ini dilakukan oleh warga Kecamatan Pungging, Mojokerto, Jawa Timur sejak 2023 lalu.
-
Siapa saja yang terjebak judi online? Berdasarkan data dari Desk Pemberantasan Perjudian Daring yang mencatat periode 4-19 November 2024, sekitar 8,8 juta warga Indonesia telah terjebak dalam judi online.
-
Siapa saja yang ditangkap? Ratusan pelajar itu diamankan di empat lokasi di Jakarta Pusat pada Selasa (2/4) sore. 'Hari ini kita mengamankan remaja yang konvoi berdalih berbagi takjil yang selalu membuat kerusuhan dan keonaran di jalan raya, sehingga membahayakan pengguna jalan maupun warga sekitar karena sering menutup jalan sambil teriak-teriak menyalakan petasan,' kata Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro dalam keterangan tertulis.
-
Siapa yang tertangkap terkait penipuan ini? Ada tiga WNA diduga melakukan pungutan liar berkedok sumbangan agama.
Dalam aksinya, lanjut Gulo, muncikari mematok tarif Rp300 ribu hingga Rp500 ribu sekali kencan yang ditawarkan lewat MiChat. Keuntungan muncikari bervariasi. Mulai Rp50 ribu hingga Rp150 ribu.
"Mereka berpindah-pindah. Selain di Samarinda, juga di Balikpapan dan Samarinda. Tergantung daerah mana yang ramai sedang open BO," ujar Gulo.
"Selain muncikari, dari 8 laki-laki ini ada sebagai penjaga wanitanya. Baik itu sebagai pacar maupun sebagai istri siri," ungkap Gulo.
Dalam kasus itu, kepolisian di antaranya mengamankan 15 alat kontrasepsi kondom, 12 HP, dan 45 kartu operator selular berikut 10 lembar uang pecahan Rp50 ribu dan 5 lembar pecahan Rp100 ribu.
Penyidik menetapkan dua pria sebagai muncikari, MA (18) tahun dan MAW (25) sebagai tersangka dengan jeratan UU No 21/2007 tentang Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) dan UU No 11/2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE).
"Rata-rata wanita muda ini status janda punya anak, dan dari kalangan ekonomi menengah ke bawa. Ya, soal ekonomi masih jadi dasar mereka berbuat itu," pungkas Gulo.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ketiga tersangka pria diamankan Tim masing-masing berinisial R, G dan E.
Baca SelengkapnyaPara korban diperjualbelikan untuk melayani pria hidung belang melalui media sosial.
Baca SelengkapnyaPemuda itu memesan PSK wanita sesuai yang tertera di aplikasi, namun yang didapatinya ternyata waria.
Baca SelengkapnyaPelaku menawarkan prostitusi melalui Facebook dengan tarif beragam.
Baca SelengkapnyaTiga perempuan ditangkap karena terlibat prostitusi online di Kota Banda Aceh. Mereka diringkus polisi yang menyamar sebagai pria hidung belang.
Baca SelengkapnyaPolisi membongkar prostitusi online lewat grup telegram ‘Premium Place’.
Baca SelengkapnyaAIF menawarkan seorang mahasiswa yang juga sebagai selebgram di Kota Makassar inisial EDA.
Baca SelengkapnyaDL berperan sebagai mucikari/mami dibantu RA sebagai operator menyediakan dua wanita UYN dan AF dengan tarif Rp500ribu sekali kencan.
Baca SelengkapnyaUntuk tarif sekali kencan antara Rp250 ribu hingga Rp400 ribu.
Baca SelengkapnyaPara pelaku menjalani praktik prostitusi melalui aplikasi MiChat.
Baca SelengkapnyaKejadian berawal dari korban yang mendapatkan informasi penyedia layanan seksual dari aplikasi Telegram.
Baca SelengkapnyaMereka mampu menggaet pelaku melalui aplikasi dating Tinder, Bumble, Okcupid, Tantan dan sebagainya.
Baca Selengkapnya