Olah Sampah TPA Jadi Listrik, Solo Akan Jadi Percontohan
Merdeka.com - Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) atau Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) mengapresiasi progres pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) TPA Putri Cempo Solo.
Menteri PPN atau Kepala Bappenas, Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro di sela kunjungannya ke PLTSa Putri Cempo mengatakan, dari 12 kota yang ditunjuk oleh pemerintah pusat untuk pengelolaan sampah menjadi tenaga listrik, hanya kota Solo yang sudah berhasil menerapkan sistem pengolahan gasifikasi.
"Meskipun listrik yang dihasilkan baru 5 megawatt atau separuhnya namun kami mengapresiasi progres ini. Apalagi mekanisme yang diterapkan di Solo berbeda dengan kota lainnya," ujarnya.
-
Siapa yang mengolah sampah menjadi batu bara? Ketua RW 07 Sarijadi, Deddy Dharmawan mengatakan jika di tahap terakhir adalah pengolahan menjadi bahan bakar serupa batu bara.'
-
Bagaimana cara mengurangi sampah? Daur ulang sampah membantu mengurangi volume sampah yang berakhir di TPA. Dengan memanfaatkan kembali botol atau kaleng bekas sebagai wadah atau pot bunga, kita tidak hanya mengurangi sampah, tetapi juga menambah estetika lingkungan kita.
-
Apa yang dihasilkan dari pengolahan sampah di Banyumas? Sebanyak 98 persen sampah di Banyumas berhasil dikelola menjadi sesuatu yang berharga dan bernilai jual tinggi.
-
Apa jenis sampah yang bisa diolah jadi kompos? Sampah organik. Sampah ini berasal dari sisa makanan, daun atau bahan-bahan alami lainnya. Sampah organik dapat diolah menjadi pupuk kompos, biogas, atau pakan ternak.
-
Bagaimana sampah di Banyumas diolah? Sampah organik mereka pisahkan untuk dijadikan maggot atau larva dari lalat yang bisa digunakan sebagai pakan ternak. Sedangkan sampah anorganik diolah menjadi berbagai produk seperti bahan bakar pabrik semen, paving blok, dan masih banyak lagi.
-
Bagaimana cara mengatasi masalah sampah di Bantargebang? Demi menghindari longsor, maka dilakukan teknik terasering. "Jadi langkah itu yang kita terapkan sembari menunggu dibangunnya ITF di Jakarta.," kata Kepala Satuan Pelaksana TPST Bantargebang UPST DKI Jakarta, Handoko Raitno Solusi Lain Tahun ini, pabrik pengolah sampah atau refuse-derived fuel (RDF) plant akan dibangun di Bantargebang.
Menurut Bambang, ada dua hal penting yang membedakan pembangunan PLTSa di kota Solo dengan kota lainnya. Di Solo pengolahan dilakukan dengan menggunakan sistem gasifikasi, sehingga lebih ramah lingkungan. Dengan sistem gasifikasi ini, lanjut Bambang, ada dua hal yang dapat dicapai, yakni mengurangi sampah itu sendiri dan menghasilkan listrik yang terbarukan.
"Kami berharap Kota Solo dapat segera mengaplikasikan pengolahan PLTSa ini. Agar nantinya dapat ditiru oleh 12 kota lainnya yang juga menjadi percontohan," katanya.
Menteri juga berharap Kota Solo bisa menjadi business model. Bambang mengatakan, selama ini kendala di kota lain adalah masih adanya kebiasaan membuang limbah yang tidak ramah lingkungan dan masih mengeluarkan biaya tipping fee.
"Kalau di kota Solo semua masalah tersebut sudah terselesaikan," ucapnya.
Menurut dia, persoalan yang menjadi kendala penerapan di kota lainnya mengenai pengolahannya yang masih kurang ramah lingkungan dengan sistem insenerator. Dengan sistem ini, masih ada limbah berupa asap pembakaran dan limbah lainnya.
Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo menambahkan, ia berharap bisa melakukan paparan pada Kementerian Lingkungan Hidup dan Bappenas. Sehingga pengelolaan sampah untuk menjadi sumber listrik yang terbarukan ini segera terealisasi.
"Selama ini kan masih ada kendala aturan mengenai BLPS (biaya layanan pengolahan sampah, red). Makanya kami mendorong pemerintah pusat. Dengan begitu kami lebih cepat untuk membuat regulasinya dalam perda," pungkas Rudyatmo.
Direktur Utama PT Solo Citra Metro Plasma Power (SCMPP) selaku Kontraktor Pelaksana Proyek PLTSa Putri Cempo, Erlan Suherlan menyampaikan, saat ini pihaknya sedang membangun miniplan yang akan menghasilkan listrik sebesar 150 kwh.
"Kami targetkan awal Maret nanti sudah berjalan, 150 Kwh ini sudah selesai semua secara fisik," katanya.
Sementara itu untuk tahap uji coba, kata Erlan, akan dilakukan pada tanggal 25 Februari selama lima hari sehingga awal bulan Maret sudah bisa menghasilkan listrik. Untuk menghasilkan 150 Kwh ini, lanjut dia, hanya butuh sekitar 10 ton sampah.
"Saat ini kami menggunakan sampah baru dulu. Kalau untuk tahap di TPA Putri Cempo belum, 150 Kwh ini kami pakai sendiri dulu," jelasnya lagi.
Erlan mengatakan nantinya PLTSa tersebut akan memproses sebanyak 450 ton sampah/hari dan menghasilkan listrik sebesar 10 MW. Untuk mencapai target tersebut, dikatakannya, SCMPP akan membangun fasilitas di TPA menjadi dua fase.
"Pada tahap pertama kami akan membangun fasilitas pengolahan sampah yang dapat menghasilkan 5 MW listrik untuk diekspor ke jaringan nasional," ucapnya.
Lebih lanjut ia menyampaikan, pembangunan tahap pertama dimulai awal tahun ini dan diharapkan akan dimulai pada awal 2019 dan bisa beroperasi secara komersial pada tahun 2021.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Calon wakil presiden nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka membeberkan langkahnya memecahkan masalah sampah di Solo
Baca SelengkapnyaSelain diolah sebagai pupuk kompos, sampah-sampah ini juga dijadikan sebagai bahan bakar alternatif.
Baca SelengkapnyaPemkab Banyuwangi terus melakukan berbagai langkah pengolahan sampah.
Baca SelengkapnyaPemanfaatan tandan kosong kelapa sawit untuk biomassa berpotensi besar, karena sumbernya melimpah.
Baca SelengkapnyaDalam aspek sosial, penggunaan bahan bakar alternatif berkontribusi dalam mencegah timbulnya persoalan dan penyakit akibat sampah yang menumpuk.
Baca SelengkapnyaInovasi dalam pengelolaan sampah telah membantu perseroan mendapatkan sumber energi alternatif yang ramah lingkungan.
Baca SelengkapnyaGibran menyampaikan keberhasilannya sebagai Wali Kota Solo di hadapan kaum milenial komunitas e-sport.
Baca SelengkapnyaWarga di Desa Dompyong, Trenggalek menggunakan energi biogas yang berasal kotoran sapi.
Baca SelengkapnyaPLTU Adipala terus berinovasi menjadi PLTU, yang lebih ramah lingkungan dengan memanfaatkan biomassa sebagai bahan bakarnya.
Baca SelengkapnyaHal itu karena sampah di Jakarta tidak hanya bisa di tampung di Bantar Gebang. Meski begitu, Pramono meminta agar rencana tersebut tidak merusak lingkungan.
Baca SelengkapnyaLimbah tahu yang meresahkan warga sekitar, kini menjadi berkah hingga desa tersebut mendapat julukan desa mandiri energi.
Baca SelengkapnyaSebanyak 98 persen sampah di Banyumas berhasil dikelola menjadi sesuatu yang berharga dan bernilai jual tinggi.
Baca Selengkapnya