Ombudsman tunggu sikap resmi Pemkab Simalungun soal beasiswa Arnita
Merdeka.com - Penyelesaian kasus penghentian beasiswa Arnita Rodelina Turnip (21), mahasiswi asal Simalungun, Sumut, di Institut Pertanian Bogor (IPB), yang diduga berkaitan dengan Suku Agama Ras dan Antargolongan (SARA), belum tuntas. Ombudsman RI Perwakilan Sumut yang mengawal kasus ini masih menunggu sikap resmi Pemkab Simalungun.
"Ya, kita masih menunggu jawaban Bupati Simalungun. Apakah bupati punya niat baik untuk menyelesaikan ini atau tidak," kata Kepala Ombudsman RI Perwakilan Sumut Abyadi Siregar, Kamis (2/8).
Sejauh ini belum ada jawaban pasti dari pihak Pemkab Simalungun, apakah mereka akan mengaktifkan kembali status kepesertaan Arnita sebagai peserta Beasiswa Utusan Daerah (BUD) Pemkab Simalungun. Abyadi menyatakan, Ombudsman akan aktif untuk mendapatkan kepastian itu. Mereka terus menghubungi Kadisdik Simalungun Resman Saragih atau pejabat lain di Pemkab Simalungun untuk mendapatkan jawaban.
-
Bagaimana Ombudsman RI mengawasi kinerja Kemenkes dan BPJS? 'Dalam durasi waktu yang patut, respons, dan tindak lanjut Kementerian/Lembaga di atas akan dipantau Ombudsman. Jika diperlukan, resolusi dan pencarian kerangka penyelesaian bisa dilakukan bersama atau setidaknya berkonsultasi dengan Ombudsman,' kata Bellinda.
-
Gimana Kemensos menangani aduan masyarakat? 'Ini prestasi luar biasa, bukan WTP yang kami bangga. Tapi respon ibu sangat cepat. Jumat saya WA (Whatsapp) ibu, dan sabtu sudah salur,' katanya.
-
Siapa yang memimpin Ombudsman RI? Ketua Ombudsman RI Muhammad Nadjih mengatakan, dari 45,64 persen tersebut, sebanyak 4,17 persen atau 190 puskesmas di Indonesia tak memiliki dokter.
-
Dimana Gubernur Sumbar minta bantuan dana? 'Kami telah menyampaikan dampak-dampak kerusakan dan kemudian juga beberapa dukungan dari Komisi V di antaranya adalah dukungan peralatan untuk BNPB dan peralatan untuk PUPR dalam rangka untuk darurat,' kata Mahyeldi di Komisi V DPR RI, Kamis (16/5) malam.
-
Kenapa Ombudsman RI melakukan kajian di 4 provinsi tersebut? Asisten Ombudsman RI Bellinda W Dewanty mengatakan, pemilihan empat provinsi tersebut diakibatkan banyaknya laporan yang diterima dari sana.'Kami melihat di empat provinsi ini jumlah pengaduan masyarakat cukup banyak diterima Ombudsman dan permasalahan di empat wilayah ini menjadi hal yang perlu jadi atensi pemda,' kata Bellinda.
-
Siapa yang perlu merespons? Pada saat anak mulai menggunakan kata-kata kasar atau mengumpat, orangtua sebaiknya tidak diam saja dan harus langsung meresponsnya.
Abyadi juga menanggapi pernyataan Sekda Simalungun Gideon Purba di sejumlah media yang mengesankan Pemkab Simalungun kebingungan membayar tunggakan BUD Arnita, dengan alasan anggarannya sudah tidak ada. Kata Abyadi, alasan kebingungan mengindikasikan ketiadaan niat Pemkab untuk menyelesaikan masalah ini.
"Mestinya Pemkab konsultasi dulu dengan berbagai pihak, bagaimana mekanisme penganggarannya. Misalnya, konsultasi ke Pemprov Sumut soal mekanisme penganggarannya, bukan langsung menjawab tidak ada uang untuk membayar, padahal belum ada upaya untuk menyiasati pembayaran itu," lanjutnya.
Karena ada indikasi ketiadaan niat itu, Abyadi menyatakan pihaknya akan meminta klarifikasi dari pihak Pemkab Simalungun. "Alasannya apa? Saya nggak tahu. Ini yang perlu kita minta klarifikasi ke Pemkab. Yang jelas, mulai hari ini Ombudsman akan berkomunikasi dengan Kadisdik dan pejabat terkait lainnya di Pemkab untuk mengetahui keputusan Pemkab," tegasnya.
Sebelumnya, saat meminta klarifikasi Kadisdik Simalungun Resman Saragih, Selasa (31/7), Ombudsman sudah menjelaskan bahwa Institut Pertanian Bogor (IPB) sudah memberi deadline waktu sampai September 2018 kepada Arnita untuk membayar tunggakan BUD. Saat itu, Resman sudah memahami deadline waktu itu. Dia berjanji akan terus berjuang dan konsultasi dengan bupati serta akan segera memberi penjelasan keputusan Pemkab Simalungun itu kepada Ombudsman. "Semoga semua berjalan baik," ucap Abyadi.
Seperti diberitakan, Pemkab Simalungun dilaporkan ke Ombudsman karena diduga telah menggunakan alasan SARA saat memutus BUD Arnita Rodelina Turnip pada 2016. Mahasiswi pada Program Studi Silvi Kultur Departemen Kehutanan IPB ini menduga penghentian BUD itu karena dia memilih pindah agama.
Namun, pihak Dinas Pendidikan Simalungun membantahnya. Mereka beralasan peristiwa itu terjadi semata-mata karena masalah administrasi.
Pihak Pemkab beralasan pemutusan BUD itu karena Arnita tidak membuat surat permohonan dana dan tidak dapat dihubungi. Alasan ini bertolak belakang dengan kenyataan bahwa Arnita masih aktif kuliah saat surat penghentian dana BUD itu dikirimkan ke IPB.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Oleh karena itu, keputusan apakah kasie tersebut akan dicopot dari jabatannya masih menunggu hasil pemeriksaan Inspektorat.
Baca SelengkapnyaMensos siap memenuhi panggilan MK untuk memberikan keterangan
Baca SelengkapnyaWempi menegaskan, rapat tersebut digelar untuk menyamakan persepsi, pemahaman, dan mencari solusi seputar permasalahan yang berkaitan dengan beasiswa SUP.
Baca SelengkapnyaTrunoyudo masih enggan mengulas lebih jauh penanganan dugaan penyelewengan dana penyelenggaraan PON XXI di Aceh dan Sumut.
Baca SelengkapnyaPemeriksaannya terjeda beberapa saat karena bertepatan salat Jumat.
Baca SelengkapnyaAirlangga menyebut belum ada undangan yang diterima olehnya.
Baca Selengkapnya