Operator janji latih pekerja lokal operasikan PLTU Celukan Bawang
Merdeka.com - Miris memang jika melihat perbandingan tenaga kerja lokal dengan asing bekerja di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di desa Celukan Bawang, Kecamatan Gerogak, Kabupaten Buleleng, Bali. Sebab, jumlah pekerja migran jumlahnya lebih banyak ketimbang pegawai dalam negeri.
PT General Energy Bali (GEB), merupakan mitra kerja di PLTU ini, berjanji segera melakukan pelatihan kepada tenaga lokal, supaya seluruhnya fasilitas di lokasi ini didominasi oleh pekerja dalam negeri.
Dari seluruh mitra kerja PLTU Celukan Bawang, hanya PT GEB yang sedikit mempekerjakan dua orang karyawan asal Tiongkok. Selebihnya sebanyak 300 orang warga lokal, tetapi belum dipekerjakan maksimal. Maka dari itu, akan dilakukan pelatihan buat menguasai peralatan yang ada.
-
Apa teknologi utama yang digunakan PLTU Batang? PLTU Batang menggunakan teknologi mutakhir terbesar di Asia Tenggara untuk saat ini, yaitu Ultra Super Critical, yang memberikan tingkat efisiensi yang tinggi dan memberikan dampak lingkungan yang lebih rendah dibandingkan dengan teknologi PLTU sebelumnya.
-
Kenapa PLTU Batang dibangun? Pembangunan PLTU Batang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan listrik di Pulau Jawa dan merupakan bagian dari program penyediaan listrik 35.000 MW.
-
Apa target PLN dalam mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di Indonesia? Dengan ARED, pemanfaatan air sebagai sumber energi listrik di Indonesia mampu meningkatkan pemanfaatan air menjadi 25,3 GW pada tahun 2040 atau meningkat sebesar 185 % dibandingkan Business as Usual (BaU)," papar Darmawan.
-
Kapan PLTU Batang dibangun? 'Karena teknologi untuk bikin 1 unit 1.000 itu harus dilakukan reviewing kemudian berdasarkan pengalaman di lapangan baru timbul 1 unit 1.000. Dan itu disebut Ultra Super Critical. Selama ini yang paling tinggi yang pernah dibangun adalah Super Critical ini,'
-
Di mana PLTU Batang berada? PLTU Batang adalah pembangkit listrik tenaga uap ultra critical sebesar 2x1.000 MW di Kabupaten Batang, Jawa Tengah.
-
Apa saja yang PLN lakukan untuk transisi energi? Dalam 2 tahun terakhir, PLN telah menjalankan berbagai upaya transisi energi. Di antaranya adalah membatalkan rencana pembangunan 13,3 Gigawatt (GW) pembangkit batubara, mengganti 1,1 GW pembangkit batubara dengan EBT, serta menetapkan 51,6% penambahan pembangkit berbasis EBT.
Dipastikan dari seluruh mitra kerja PLTU di Buleleng, yakni CHDOC, CHEC, PT CR 17 dan PT GEB, setelah masa transisi akan menyerahkan kepada PT GEB dalam mengelola PLTU Celukan Bawang. Hal itu dibenarkan oleh Manager Affair PT. GEB, I Putu Singyen.
Singyen mengatakan, penyeimbangan jumlah pekerja asing dengan lokal harus dilakukan secara bertahap, sesuai aturan yang ada. Dia pun tidak memungkiri, saat ini di PLTU Celukan Bawang masih didominasi oleh karyawan asal Tiongkok.
"Kondisi ini terjadi karena peralatan yang ada di PLTU berasal dari negara Tiongkok. Sehingga, sistem pengoperasiannya saat ini masih diambil oleh tenaga Tiongkok. Apalagi bahasa dan pengoperasian yang tertulis pada alat tersebut menggunakan bahasa mandarin," kata Singyen, di Celukan Bawang, Buleleng, Bali, Selasa (25/8).
Singyen berharap semua pihak tidak mengambil kesimpulan terburu-buru. Soal dokumen ketenagakerjaan, dia menyerahkan sepenuhnya kepada pihak Keimigrasian dan Disnaker. Itu pun bila ada TKA di PLTU ini yang tidak memenuhi aturan supaya ditindak.
"Pada intinya kami akan merekrut Naker Lokal, namun sistemnya akan kami training dulu sampai mereka bisa, karena alat ini hanya mereka (Tenaga Tiongkok) yang bisa operasikan. Kami sudah mengarah ke sana, untuk segera merekrut Naker lokal. Sambil menunggu perekrutan itu, sebaiknya adakan pelatihan utamanya Bahasa Mandarin," ucap Singyen.
Menurut Singyen, pekerja asal Tiongkok di PLTU hanyalah bersifat sementara. Sebab katanya saat ini PLTU Celukan Bawang masih dalam tahap pemeliharaan, sehingga keberadaan karyawan tersebut tidak akan lama.
"Konstruksinya sekarang sudah selesai, dan sebagian sudah pulang ke Tiongkok. Karyawan CHEC juga akan pergi. Kalau diperkirakan sekarang masih ada sekitar ratusan di sana, tapi mereka tidak menetap tinggal di sana, karena sekarang masih masa pemeliharaan, jadi bolak balik mereka itu," lanjut Singyen.
Singyen mengatakan, sudah mengumpulkan semua pihak, khususnya tenaga kerja asing, di PLTU Celukan Bawang buat masalah kelengkapan dokumen kerja.
"Kami sudah kumpulkan semua, terkait kelengkapan administrasi mereka. PT. GEB sudah mengambil langkah terkait ini. Dua Naker itu sekarang sudah keluar dari PLTU, saya memang tidak terlalu jauh mengetahui proses izin mereka, karena mereka mengurusnya itu lewat Agen. Kami juga sudah minta pihak CHEC, untuk melengkapi data nakernya," tambah Singyen.
Sementara itu, Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Buleleng, Ni Made Dwi Priyanti Putri Koriawan mengatakan, pihaknya akan segera melatih tenaga-tenaga kerja lokal supaya bisa bekerja di PLTU Celukan Bawang.
"Ini masalahnya kan kesiapan dari Naker lokal kita saja. Di sana alatnya itu dari negara mereka, jadi yang menggarapnya itu orang-orang mereka. Sekarang, kami harus menggenjot Naker lokal kami, untuk siap mengikuti teknologi di sana, utamanya melalui pelatihan Bahasa Mandarin," kata Dwi.
(mdk/ary)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Luhut memastikan porsi TKA itu nantinya akan berkurang seiring dengan banyak dilatihnya SDM lokal untuk industri hilirisasi.
Baca SelengkapnyaPemerintah kembali mengkaji skema power wheeling dalam RUU EBET.
Baca SelengkapnyaBiomassa sawdust menjadi salah satu pilihan untuk dijadikan energi primer untuk menggantikan peran batu bara.
Baca SelengkapnyaAbu bata baru yang dimanfaatkan sebagai pupuk silika berasal dari PLTU Ombilin, di Kota Sawahlunto Sumatera Barat.
Baca SelengkapnyaPemerintah menargetkan penambahan kapasitas pembangkit listrik sebesar 68 gigawatt (GW) dalam 10 tahun ke depan.
Baca SelengkapnyaIndonesia perlu menyiapkan teknologi dan kompetensi sumber daya manusia (SDM) guna mengoperasikan pembangkit listrik tenaga nuklir tersebut.
Baca SelengkapnyaPembangkit tenaga nuklir dibangun oleh perusahaan listrik swasta asal Amerika Serikat, PT ThorCon Power Indonesia dengan kapasitas 500 MW.
Baca SelengkapnyaIndonesia merupakan mitra penting China dalam bersama-sama membangun dan berkontribusi terhadap target NZE 2060 di Indonesia.
Baca SelengkapnyaKapasitas pembangkit nuklir pertama di Indonesia ini sebesar 250 megawatt.
Baca SelengkapnyaPLN berkomitmen untuk berkolaborasi dengan mitra global guna mencapai target swasembada energi secara keberlanjutan.
Baca SelengkapnyaDalam skema transisi energi itu, PLN pun memiliki perhatian pada sisi hilir alias pola konsumsi energi.
Baca SelengkapnyaKemudahan PT PLN dalam memberikan izin penggunaan PLTS Atap memberikan angin segar dalam transisi energi bersih untuk mendukung keberlanjutan lingkungan.
Baca Selengkapnya