Orang Tua Juru Parkir Pengeroyok TNI Beberkan Ciri-Ciri Perusak Rumahnya
Merdeka.com - Surta Boru Hutahaean (58) gelisah. Pagi yang biasa diawali dengan santai sambil berdagang, berubah jadi tekanan psikis. Dia takut kehilangan tempat tinggal.
Surta kena imbas peristiwa bentrok antara anggota TNI dengan petugas parkir di kawasan pertokoan Arundina, Ciracas, Jakarta Timur pada Senin (11/12). Anak laki-lakinya, Iwan, diduga terlibat perkelahian dengan anggota TNI.
Senin sore, Iwan pulang ke rumah orangtuanya dan bertemu sang ayah, Oloan. Dia menceritakan keributan yang dialami di tempat parkir. Tapi Iwan mewanti-wanti agar si ibu tidak diberitahu. Alasannya, takut khawatir. Dia menceritakan kronologinya. Dia juga ingat betul ciri-ciri pelaku perusakan.
-
Mengapa perampok mengincar rumah korban? RS yang kesehariannya bekerja sebagai karyawan koperasi simpan pinjam di Kecamatan Kalipare ditengarai sering menyimpan uang tunai dalam jumlah besar di rumahnya.
-
Mengapa rumah ini terbengkalai? Setelah lebih dari satu abad berdiri,tampak rumah ini sekarang menjadi terbengkalai,' demikian dikutip dari keterangan video.
-
Siapa yang tinggal di rumah nyaris roboh? Sang pemilik, Abun (63), tak bisa berbuat banyak lantaran hidup di bawah garis kemiskinan.
-
Siapa pemilik rumah terbengkalai? Rumah ini dulunya dimiliki oleh almarhum artis Suzzanna.
-
Apa yang membuat rumah itu mencekam? Terbengkalai 30an Tahun dan di Halamannya Ada Makam Korban Banjir Bandang, Rumah Artis Senior Ini Sungguh Mencekam Bangunan kuno milik artis terkenal yang terbengkalai sejak 1990-an, kini menjadi pusat perhatian di kanal YouTube Sang Penjelajah Amatir. Banyak yang penasaran dengan misteri di balik pembelakangan rumah mewah yang megah namun terabaikan tersebut.
-
Bagaimana cara pelaku masuk ke rumah? Mereka akan beraksi setelah diberi kode oleh pelaku yang pura-pura bertamu. Pelaku masuk ke dalam rumah melalui pintu samping yang tidak dikunci dan langsung membungkam mulut dan menutup mata RS menggunakan lakban.
Hari berikutnya, gerombolan pria berambut cepak menggeruduk rumah Oloan dan Surta. Pucat wajah keduanya. Tidak hanya sekali kelompok itu datang.
"Kita sudah down. Tiga kali datang mereka puluhan, puluhan bolak-balik," tutur Oloan saat berbincang dengan Liputan6.com di depan kediamannya, Ciracas, Jakarta Timur, Kamis (13/12).
Psikologis Surta tak kuat menahan tekanan. Akhirnya, Oloan mengunci rapat kediamannya dan meminta sang istri mengungsi ke rumah saudaranya. Tinggal si kepala keluarga bersama menantu laki-laki yang menetap.
Malam hari sekitar pukul 22.00 WIB, massa yang lebih banyak datang ke rumahnya. Mereka mengamuk mencari Iwan, anak Oloan yang disebut-sebut ikut mengeroyok anggota TNI.
"Dia bilang anggota TNI, tapi enggak pakai seragam," jelas dia.
Massa yang membawa balok dan besi panjang memaksa masuk rumah. Karena takut, Oloan meminta mereka membuka baik-baik dengan menyerahkan kunci kediamannya. Tapi dibalas dengan bentakan.
Pintu rumah didobrak. Ditaksir ada 40 orang dengan 20 di antaranya masuk ke dalam. Semua barang dihancurkan tanpa sisa. Oloan hanya bisa pasrah melihat rumahnya diobrak-abrik.
"Anak saya sebenarnya enggak tinggal di sini. Sudah berkeluarga, punya anak satu tapi enggak diurusin. Diurus bibinya," kata Oloan.
Dia membayangkan rumah tersebut bakal dirobohkan. Fisik Oloan makin lemas. Selain belum makan, dia juga tidak tidur sejak malam sebelumnya lantaran memikirkan ulah si anak yang terlibat bentrok dengan TNI.
15 menit mencekam itu membuat Oloan tidak lagi bisa tidur malam itu. Sang istri, Surta baru datang subuh hari dan hampir pingsan melihat kondisi rumah yang dirusak.
"Kebayang rumah ini bakal diambrukin. Hilang gairah itu seharian itu. Takut sekali lah," beber Oloan.
Surta menambahkan, mereka hanyalah orang kecil. Dengan hilangnya mata pencaharian mereka yang hanya menjaga warung dagangan, hidup mereka kini serba bingung. Masih untung ada tetangga baik yang memberi makan.
"Pengennya ditangkapin lah. Modal saya habis, modal habis, jualan nggak bisa. Air galon saja yang utuh, gas, sama beras. Rokok saja habis, nggak tahu diambil apa gimana," keluh Surta.
Dia bahkan meminta Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto untuk turut menyoroti peristiwa tersebut. Jika terbukti anggota TNI yang melakukan, Surta berharap ada bantuan atau ganti rugi terkait pengerusakan itu.
"Minta diganti modalnya. Satu perabotan enggak ada utuh. Semua dihancurin. Alat masak nasi, makanan, dihancurin semua. Panglima TNI, kembali lagi lah saya jualan. TV lemari enggak bisa lagi dipakai. Daging 3 kilo yang buat dijual karena sudah dihancurin kulkasnya, busuk sendiri membau," ucapnya.
Lebih jauh, ada harapan kepada pengacara Hotman Paris Hutapea agar bisa mengawal kasusnya.
"Sebelumnya sudah telepon bang Hotman Paris tapi belum diangkat. Tapi kami pengen Bang Hotman bisa bantu kami. Bapak semarga dengan Bang Hotman. Hutapea," Surta menandaskan.
Kasus tersebut telah dilaporkan ke Polres Jakarta Timur pada Rabu (13/23). Hingga kini Iwan belum juga muncul. Jika keluarga menemukan, mereka siap membawa langsung ke pihak berwajib.
Oloan dan Surta pasrah dan menyerahkan sepenuhnya kasus itu ke polisi. Termasuk penegakan hukum para pelaku tindak pidana. Jangan sampai hanya anaknya yang diproses hukum, sementara pelaku pengerusakan rumah tidak dipermasalahkan.
Reporter: Nanda Perdana PutraSumber: Liputan6.com
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mulai dari area luar hingga dalam, rumah tersebut terlihat sangat berantakan.
Baca SelengkapnyaPara pelaku ditembak di bagian kaki karena melawan.
Baca SelengkapnyaWanita ini ceritakan rumahnya dibobol maling saat ditinggal mudik, masuk lewat plafon.
Baca SelengkapnyaKronologinya berawal dari permintaan warga untuk mengecek keadaan rumahnya.
Baca SelengkapnyaTiga pelempar bom ke rumah Ketua KPPS di Pamekasan, Jatim, diringkus polisi.
Baca SelengkapnyaNamun belum diketahui kelompok yang melakukan perusakan tersebut.
Baca Selengkapnya