Orang tua korban meminta kekerasan di STIP ditinggalkan
Merdeka.com - Salah satu orang tua korban penganiayaan di Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Marunda Jakarta menyesalkan peristiwa kekerasan yang mengakibatkan tewasnya Dimas Dikita Handoko (19). Mereka berharap cara-cara tidak mendidik itu dihapuskan.
"Saya berharap cara-cara kekerasan seperti ini harus ditinggalkan," kata Bernard Hutabarat, orang tua salah satu korban, saat melayat ke rumah Dimas, Sabtu (26/4).
Putra sulung Bernard, yaitu Denny Tua Hamonangan Hutabarat (19) merupakan satu di antara tujuh taruna STIP Marunda yang dianiaya. Mahasiswa semester II jurusan Teknik STIP Marunda itu terluka di bagian rahang.
-
Siapa pelaku penganiayaan? Viral Remaja Pukuli Bocah Lalu Mengaku sebagai Keponakan Mayor Jendera Sekelompok remaja tmenganiaya dan mencaci bocah di Bandung, Jawa Barat.
-
Dimana kejadian penganiayaan terjadi? Nasib sial dialami Damari (59) pengemudi ojek online warga Jurumudi, Kota Tangerang, yang dikeroyok tiga orang pria tidak dikenal saat akan menjemput pelanggan di depan pasar Tanah Tinggi, Kota Tangerang.
-
Siapa yang diduga melakukan penganiayaan? Leon Dozan diduga melakukan penganiayaan terhadap Rinoa Aurora Senduk setelah foto dan video dalam tangkapan layar obrolan di Whatsapp terbongkar.
-
Siapa yang menjadi korban perundungan? Apalagi saat berkomunikasi melalui panggilan video, R mengaku pada Kak Seto bahwa ia sering menjadi korban perundungan dari teman-temannya maupun guru.
-
Siapa yang melakukan penganiayaan? Seorang bocah berusia 8 tahun di Semarang diduga dibakar teman sepermainannya.
-
Siapa yang menjadi korban? Renu Singh, salah satu korban yang terjebak, telah melapor ke polisi dengan klaim bahwa ia telah ditipu sebesar USD 21.000 dan mengungkapkan bahwa ratusan orang lainnya juga mengalami kerugian total mencapai USD 4,1 juta.
"Anak saya sudah boleh keluar dari rumah sakit dan melapor ke polisi. Masih ada dua lagi taruna yang masih dirawat," jelas Bernard.
Dia menambahkan, meski mengalami penganiayaan, anaknya bertekad terus menyelesaikan pendidikan di STIP Marunda. "Dia bilang lanjut, saya bilang bagus. Trauma pasti ada, tapi saya yakin dia kuat karena didikan," sebutnya.
Bernard mengakui aksi kekerasan di STIP Marunda ini sudah rahasia umum. Tapi, setiap ditanya, anaknya tidak pernah memaparkannya secara rinci. Dia hanya senyum saat ditanya.
Karena itu, Bernard berharap kekerasan itu dihentikan. Cara-cara itu dinilai tidak baik bagi pendidikan.
(mdk/ian)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Polisi yang diduga melakukan pencabulan terhadap anak tiri disebut sempat meminta pada pelapor untuk mencabut laporannya.
Baca SelengkapnyaKeluarga korban ingin kasus terus berlanjut sampai pengadilan.
Baca SelengkapnyaPelaku kini telah ditetapkan polisi sebagai tersangka.
Baca SelengkapnyaDalam video yang beredar, anak itu memakai baju kaos berwarna merah. Sejumlah warga membantu menenangkan anak tersebut.
Baca SelengkapnyaTindakan rudapaksa dan pelecehan dilakukan ketika orang tua korban tidak di rumah.
Baca Selengkapnya