Orangtua Belum Teridentifikasi, Bayi Kyara Korban Lion Air Dimakamkan
Merdeka.com - Sebanyak 125 dari 189 korban Lion Air PK-LQP nomor penerbangan JT610 sudah teridentifikasi. Salah satunya, Kyara Sirine Damendra Giwitri bayi berumur 1 tahun 3 bulan.
Kyara bersama kedua orangtuanya, drg Wita Seriani dan Rizal Perkasa Sanusi Putra menjadi korban Lion Air PK-LQP yang jatuh di Perairan Tanjungpakis, Karawang, Jawa Barat, beberapa waktu lalu. Sayang, jenazah orangtua Kyara hingga saat ini belum teridentifikasi.
Jenazah bayi Kyara disambut isak tangis kakek dan neneknya warga Jalan SDN 15 Gang Jaya Wijaya No 26, Kelurahan Parit Padang Sungailiat, Kabupaten Bangka, Kepulauan Bangka Belitung (Babel).
-
Siapa yang menemukan bayi tersebut? Bayi mungil yang diberi nama Bella oleh ART Nana Mirdad, yang pertama kali menemukannya, akhirnya bisa tenang dan tertidur setelah merasa hangat dan kenyang setelah minum susu.
-
Di mana kerangka bayi itu ditemukan? Penggalian berakhir tahun ini Tekin, mengatakan dua kerangka itu adalah milik seorang bayi dan seorang anak yang berusia sekitar 6-7 tahun yang ditemukan 2 pekan lalu di area yang sama selama proses penggalian berlangsung.
-
Di mana makam bayi perempuan itu ditemukan? Penemuan ini terjadi di wilayah Liguria, Italia, dan telah diungkapkan dalam sebuah artikel ilmiah yang diterbitkan di jurnal Scientific Reports.
-
Siapa yang menemukan kerangka bayi? Selama penggalian pada 2024, telah ditemukan kerangka anak di lapisan yang diperkirakan berusia 7.600 tahun dan cincin perak yang diduga digunakan untuk bayi.
-
Dimana keluarga itu dimakamkan? Ketiga anggota keluarga itu ditemukan di sebuah lubang kubur berisi 15 jasad di bagian tengah Kota Yaroslavl.
-
Siapa yang ditemukan meninggal? Saat itu, ditemukan seorang pria atas nama W (55) dalam keadaan tak bernyawa.
"Kami berharap tidak hanya jenazah cucu saya saja yang ditemukan, tetapi jenazah ayah dan ibunya dapat ditemukan sehingga bisa dimakamkan secara layak," kata kakek korban, Ansori di Sungailiat, Sabtu (24/11).
Ansori sempat mengungkap kekecewaannya terhadap Tim Basarnas yang sedari awal pencarian mendahulukan penemuan puing-puing pesawat. Bukannya para korban. Meski demikian, ia mengaku tetap optimis berharap jenazah orangtua bayi Kyara bisa ditemukan.
"Kami optimistis jenazah anak dan menantu saya bisa ditemukan, maka dari itu kami minta pencarian tetap dilaksanakan Basarnas," kata Ansori.
Bayi Kyara Dimakamkan di TPU Parit Padang
Begitu tiba di kampung halaman, jenazah bayi Kyara langsung dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum Parit Padang, Sungailihat, Bangka Belitung.
"Ia ini cucu saya, anak pertama dari anak saya Wita dan Rizal, kita makamkan di sini di TPU Parit Padang," kata Ansori sambil terisak.
Selama proses identifikasi, lanjut Ansori, keluarga bayi Kyara menunggu di RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur. Dengan harapan, begitu jenazah bayi Kyara dan orangtuanya teridentifikasi maka akan langsung dimakamkan.
Ibunda Kyara Dokter Berprestasi
Mendiang drg Wita Seriani dikenal sosok yang berprestasi di kalangan seprofesinya. Pemkab Bangka memberikan penghargaan untuk Wita.
"Kita akan ajukan ke Pemerintah Kabupaten Bangka untuk memberikan penghargaan khusus bagi drg Wita Seriani," lanjut Ansori.
Sementara, Kepala Puskesmas Sungailiat, dr Maladi mengatakan drg Wita Seriani merupakan salah satu dokter terbaik di pusat layanan kesehatan tersebut. Dia dikenal sebagai orang yang supel, pintar, rajin dan ramah kepada setiap orang.
"Drg Wita bergabung dengan kita di puskesmas ini sekitar tiga tahun," terang dia.
Menurut dia, pertemuan dengan drg Wita Seriani terakhir kali ketika minta izin menandatangani surat untuk menemani suaminya ke Bengkulu yang ada tugas kerja di luar daerah.
Pegawai Puskesmas Sungailiat sejak mendengar kabar tersebut terus mencari informasi dan kebenarannya, setiap hari pun saat ini pegawai puskesmas secara bergantian membaca yasin bagi drg Wita Seriani.
Belum Berpikir Tindakan Hukum
Ansori mengatakan, pihaknya hingga saat ini belum berpikir untuk menindak pihak Lion Air PK-LQP melalui jalur hukum, apalagi masih terbebani belum ditemukannya dua anggota keluarga yakni Wita dan Rizal.
Dia mengatakan, sangat berterimakasih atas upaya yang dilaksanakan Pemerintah Provinsi Babel dengan membentuk tim khusus guna menangani belum ditemukan dan teridentifikasi warga Babel lainnya.
"Kami sangat mendukung dan berharap, apalagi kami masih terbebani belum ditemukannya anak dan menantu saya ini," kata Ansori. Seperti diberitakan Antara.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kejadian bermula saat istri MR sedang hamil tua mengalami konstraksi pada 14 September 2024. MR membawa istri ke sebuah klinik di kawasan Cilincing, Jakarta
Baca SelengkapnyaPihak keluarga dan rumah sakit telah melakukan mediasi namun gagal.
Baca SelengkapnyaAda banyak kejanggalan yang dirasakan ayah dari sang bayi, MR, maupun sang istri.
Baca SelengkapnyaBeruntung bayi malang itu masih bisa diselamatkan dan sekarang sedang dalam perawatan.
Baca SelengkapnyaAyah ibu korban tengah berada di Malaysia sebagai pekerja migran sehingga tidak bisa pulang meski mendengar kabar memilukan itu.
Baca SelengkapnyaKepolisian masih menyelidiki penemuan mayat bayi prematur diduga dikubur hidup-hidup orangtuanya tersebut.
Baca SelengkapnyaViral di media sosial seorang pria berinisial MR (27) menduga bayinya tertukar di sebuah rumah sakit (RS) kawasan Cempaka Putih.
Baca SelengkapnyaSang ibu, RY telah ditahan, tapi polisi menemukan kendala saat memeriksanya.
Baca SelengkapnyaTapi menurut Herry, pihak rumah sakit masih tetap bisa mengidentifikasi ketujuh mayat tersebut.
Baca SelengkapnyaTengah viral, bayi prematur ini meninggal usai dibuat konten 'baby born' oleh klinik.
Baca SelengkapnyaRekaman video amatir warga memperlihatkan dua orang tengah membuka bungkusan kain seadanya yang berisi jasad bayi berjenis kelamin perempuan.
Baca SelengkapnyaNamun setelah sang bayi lahir, MR maupun istrinya, tidak diperkenankan melihat bayinya oleh pihak rumah sakit.
Baca Selengkapnya