Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Orangtua Berharap Polisi Ungkap Kasus Siswa Perikanan Tewas di Aceh

Orangtua Berharap Polisi Ungkap Kasus Siswa Perikanan Tewas di Aceh Garis polisi. Liputan6

Merdeka.com - Duka mendalam masih dirasakan keluarga Raihan Al Sahri (16) di Jalan Rumah Potong Hewan, Gang Sastro, Mabar, Medan Deli, Medan. Mereka masih merasa kehilangan, setelah siswa kelas I Sekolah Usaha Perikanan Menengah (SUPM) Negeri Ladong, Kecamatan Masjid Raya, Aceh Besar, ditemukan tewas dekat sekolahnya, pada (1/3).

Jasad Raihan ditemukan sekitar 300 meter di belakang SUPM Negeri Ladong. Mayatnya mulai membusuk dan ditutupi dedaunan.

"Yang pertama kali menemukan Rayhan pertama kali seorang penggembala lembu sekitar pukul 11.30 Wib," kata Sofyan (42), ayah Raihan, Senin (4/3).

Di wajah, belakang kepala dan tangannya ditemukan luka memar diduga akibat pukulan benda tumpul. Keluarga menduga pemuda yang akrab disapa Aan itu tewas dianiaya.

Sofyan mengaku mendapat kabar anaknya kerap mendapat tekanan dari kakak kelasnya. "Di sekolah, apa yang diinginkan kakak kelas, mereka (adik kelas) harus bisa memberikan," ujarnya.

Ibu Raihan, Reni Rahayu (41) menambahkan, putranya kerap mendapat perlakuan keras dari kakak kelas.

"Dia (Raihan) pernah cerita, punya teko dan disuruh ambilkan bubur. Karena enggak penuh dia ambil buburnya, lalu ia ditunjang dan tercampak. Tekonya rusak akibat ditendang kakak kelas itu. Itu cuma karena tidak penuh mengambilkan bubur," sebutnya.

Reni ikut suaminya untuk menjemput jenazah Raihan di Aceh. Di sana, beberapa teman Raihan menceritakan, putranya didatangi kakak kelas ke kamar, sebelum hilang, Rabu (27/2).

"Temannya bercerita, anak saya (Raihan) dipanggil dan ditarik. Dia diancam beberapa orang senior," cerita Reni.

"Jangan ada yang buka mulut dan ikut campur. Kalau kalian buka mulut rusak kalian semua," lanjutnya.

Selain ditarik, dari cerita yang didapat Reni, Raihan juga dipukul. Dia sempat lari ke masjid, namun dia kembali dipukuli di sana.

"Terus dia lari ke belakang sekolah dan setelah itu tidak ditemukan, hingga akhirnya dua hari kemudian anak saya ditemukan dalam kondisi meninggal dunia," sebut Reni, masih menceritakan informasi yang dia dapat dari teman Raihan.

Sofyan juga mendapat kabar putranya punya piutang Rp 10 ribu atau Rp 30 ribu. "Ada yang bilang kakak kelas punya utang ditagih marah. Ada yang bilang sebaliknya," sambung Sofyan.

Dia menambahkan, Raihan merupakan sosok yang suka bercanda dan rajin membantu. Keluarga terakhir bertemu anak kedua dari 5 bersaudara itu dalam keadaan hidup saat dia pulang ke Medan pada 4 Januari 2019.

Sementara sang ibu, Reni, mengaku terakhir chatting dengan Raihan melalui Facebook Messenger, Rabu (27/2) sekitar pukul 17.21 Wib. Obrolan itu berisi tentang adanya konflik di sekolahnya.

"Iya mama nggak tau tentang anak Medan kan. Lagi panas-panasnya nih di semua SUPM. Udah sampek Jakarta. Iya kemarin lah yang tinggal 2 angkatan sama anak kelas 2. Anak Medan kelas 1 nya di pukulin. Iya Aan pun kena tetapi Aan diam-diam saja," tulis Aan di Facebook Messenger.

Reni sempat membalas pesan Raihan beberapa menit kemudian. Namun setelah itu tidak ada kabar lagi.

Pasca-obrolan, Reni merasa resah. Badannya meriang terus. “Bahkan pas Jumat (1/3) pagi, kayak ada yang manggil 'mama' teriak-teriak, kayak suara Raihan," ungkap Reni.

Akhirnya, teman Raihan yang dihubungi mengabarkan kalau remaja itu hilang. “Saya heran, Raihan hilang, tapi sekolah tidak ada mengabari kami,” sebut Reni.

Belakangan, Reni juga mendengar ada upaya untuk menutupi kejadian ini. Bahkan dia mendapat informasi ada rekaman CCTV kejadian.

"Tetapi pihak guru pas saya tanyain soal itu malah bilang tidak tahu," katanya.

Reni juga mempertanyakan keberadaan HP Raihan. Menurutnya, sejak Raihan hilang, HP-nya tetap aktif. Pesan di Facebook Messenger hanya dibaca.

Ternyata Raihan ditemukan telah meninggal. Setelah ditemukan, jenazah dibawa ke Medan dan tiba di rumah duka, Minggu (3/3) sekitar pukul 09.30 Wib. Hari itu juga sekitar pukul 11.00 Wib, keluarga memakamkannya di TPU Pasar II Mabar.

Sofyan dan Reni meminta pihak berwajib dapat segera mengungkap kasus itu hingga tuntas. Jika Raihan benar dianiaya atau dibunuh, pelakunya harus ditangkap dan dihukum berat.

"Harapan saya, kasus ini cepat terungkap siapa pembunuhnya. Agar anak kita tenang di sisi-Nya. Pelaku harus diberi hukuman setimpal dengan apa yang dibuat untuk anak saya," sebut Sofyan.

Reni meminta agar tidak ada lagi korban tewas sia-sia dalam dunia pendidikan.

"Sudah, cukuplah ini yang terakhir. Kami keluarga kehilangan betul," ucap Reni.

(mdk/eko)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Diduga Meninggal Tak Wajar, Polisi Bongkar Makam Pemuda di Jepara
Diduga Meninggal Tak Wajar, Polisi Bongkar Makam Pemuda di Jepara

Pemuda berinisial MA diduga meninggal dunia tidak wajar akibat penganiayaan.

Baca Selengkapnya
Keluarga Ungkap Kondisi Jenazah Siswa SMP di Padang, Tubuh Penuh Luka dan Telinga Berdarah
Keluarga Ungkap Kondisi Jenazah Siswa SMP di Padang, Tubuh Penuh Luka dan Telinga Berdarah

Keluarga korban menemukan banyaknya kejanggalan dalam kasus tersebut, mulai dari luka lebam serta keterangan dari para saksi.

Baca Selengkapnya
Geger Mayat Terikat Rantai dan Diberi Pemberat di Sungai Musi, Ditenggelamkan saat Masih Hidup?
Geger Mayat Terikat Rantai dan Diberi Pemberat di Sungai Musi, Ditenggelamkan saat Masih Hidup?

Sebelum ditemukan tewas, korban pergi dari rumah sejak 6 Juni 2024.

Baca Selengkapnya
Geger! Mayat ABG Tergeletak Depan Rumah Warga Palembang, Ada Bekas Jeratan di Leher & Cengkraman Kuku
Geger! Mayat ABG Tergeletak Depan Rumah Warga Palembang, Ada Bekas Jeratan di Leher & Cengkraman Kuku

Korban yang belakangan diketahui inisial AK (17) ditemukan di depan rumah warga di Alang-Alang Lebar Palembang.

Baca Selengkapnya
KPAI Buka Suara Terkait Dugaan Tewasnya Siswa SMP Dianiaya Polisi di Padang
KPAI Buka Suara Terkait Dugaan Tewasnya Siswa SMP Dianiaya Polisi di Padang

KPAI sedang berkoordinasi dengan Lembaga Bantuan Hukum Padang (LBH) Padang

Baca Selengkapnya
Pelajar SMP di Padang Tewas Diduga Dianiaya Polisi, 30 Anggota Sabhara Polda Sumbar Diperiksa
Pelajar SMP di Padang Tewas Diduga Dianiaya Polisi, 30 Anggota Sabhara Polda Sumbar Diperiksa

Polisi menyebut kasus ini sedang dalam penyelidikan polisi. Namun hasilnya belum bisa disampaikan.

Baca Selengkapnya
Orang Tua Ceritakan Kronologi Anaknya Dianiaya di SMA Tebet hingga Koma
Orang Tua Ceritakan Kronologi Anaknya Dianiaya di SMA Tebet hingga Koma

Geram dan marah, perasaan itu berkecamuk dalam benak Mukti (49) tatkala melihat anak laki-lakinya terbaring lemah di ranjang rumah sakit.

Baca Selengkapnya
Upaya Orang Tua Afif Maulana Mencari Keadilan, Sambangi Komisi III DPR dan Minta Ekshumasi
Upaya Orang Tua Afif Maulana Mencari Keadilan, Sambangi Komisi III DPR dan Minta Ekshumasi

Pihak keluarga meminta dorongan dari DPR RI agar dilakukan ekshumasi atau pembongkaran kubur.

Baca Selengkapnya
Kasus Siswa SMA di Tebet Koma Diduga Dianiaya Senior, Polisi Buka Peluang Tetapkan Tersangka
Kasus Siswa SMA di Tebet Koma Diduga Dianiaya Senior, Polisi Buka Peluang Tetapkan Tersangka

Adapun pelaku kasus dugaan penganiayaan hingga menyebabkan korban koma seorang berinisial N.

Baca Selengkapnya
Sadisnya Ayah di Tangerang Aniaya Anak Sambung hingga Tewas
Sadisnya Ayah di Tangerang Aniaya Anak Sambung hingga Tewas

Sadisnya Ayah di Tangerang Aniaya Anak Sambung hingga Tewas

Baca Selengkapnya
Tragis, Bapak Sekuat Tenaga Menolong tapi Gagal Berujung Anak Tewas Diterkam Buaya
Tragis, Bapak Sekuat Tenaga Menolong tapi Gagal Berujung Anak Tewas Diterkam Buaya

Beberapa jam kemudian, mayat korban ditemukan tak jauh dari TKP.

Baca Selengkapnya
Santri di Tebo Jambi Meninggal Tak Wajar, Polisi Periksa 47 Saksi
Santri di Tebo Jambi Meninggal Tak Wajar, Polisi Periksa 47 Saksi

Kasus kematian santri pondok pesantren Raudhatul Mujawwidin di Rimbo Bujang, Kabupaten Tebo, Jambi, yang bernama Airul Harapan masih penuh misteri.

Baca Selengkapnya