Orangtua bongkar makam Gabriella, bocah tenggelam di sekolah mewah
Merdeka.com - Nasib proses hukum karena ketidakmampuan sekolah untuk menyelamatkan nyawa gadis cilik Gabriella Sheryl Howard (8) berangsur tak jelas. Bahkan tak segan pihak sekolah sempat menutupi kecelakaan tersebut dari kedua orangtuanya.
Geram dengan proses hukum yang tak kunjung terang, keluarga korban dibantu pengacara hari ini Kamis (14/4) akan membongkar makam Gabriella. Penyelidikan kondisi tubuh korban melalui autopsi tersebut akan digelar oleh tim dokter forensik Rumah Sakit Polisi RS Bayangkara Said Sukanto.
"Tersangka dari pihak sekolah atas kematian tersebut telah lama ditetapkan oleh Polisi. Akan tetapi penyidikan menggantung lama. Setelah dikubur kurang lebih tujuh setengah bulan, akhirnya penyidik dengan tim dokter Rumah Sakit Polisi RS Bayangkara Said Sukanto akan menggali kuburan untuk melakukan autopsi untuk melengkapi berkas perkara. Kenapa terlalu terlambat dilakukan autopsi? Apakah konglomeratnya terlalu kuat?" kata pengacara keluarga korban, Hotman Paris Hutapea kepada Merdeka.com, Rabu (13/4).
-
Dimana kerangka gadis itu ditemukan? Arkeolog menemukan kerangka seorang gadis berusia 15 tahun yang dikubur secara tidak lazim pada tahun 680-880 di desa Conington, Cambridgeshire, Inggris.
-
Apa yang ditemukan di makam anak laki-laki? Situs ini berisi kerangka dua anak laki-laki berusia antara 7 dan 9 tahun, yang dikuburkan bersama berbagai macam barang kuburan dan sisa-sisa hewan.
-
Bagaimana kasus pembunuhan siswi terungkap? Kasus tersebut berhasil terungkap oleh kepolisian dengan menggunakan metode modern Scientific Crime Investigation (SCI).
-
Siapa yang menemukan kuburan anak-anak? Kuburan ini ditemukan saat penggalian berlangsung di kota kuno Tenedos, Bozcaada, tenggara Dardanelles.
-
Apa kasus yang sedang diselidiki? Pemerasan itu berkaitan dengan penanganan kasus dugaan korupsi di Kementan tahun 2021 yang tengah ditangani KPK.
-
Dimana pelajar di Bogor dibacok? 'Korban P luka di pinggang mendapatkan tiga jahitan, dan korban I luka di kepala dapat tiga jahitan. Keduanya sudah diperbolehkan pulang oleh dokter, selanjutnya kami mencari pelaku yang diduga melakukan penganiayaan,' kata Sudar, Jumat (7/6). Dikutip dari Antara.Sudar menceritakan, kejadian itu terjadi saat kedua korban berboncengan tiga menggunakan satu sepeda motor bersama satu orang temannya lagi. Ketiganya berencana pergi ke tempat tongkrongan. Ketika tiba di wilayah Pintu Ledeng Ciomas, Kabupaten Bogor, dari arah berlawanan ada pelajar dari SMA lain mengejar ketiganya.
Dihubungi secara terpisah, ayah korban Asip (45) menjelaskan besok pembongkaran makam akan dilakukan di Garden Of Prosperity & Joy, Mansion Diamond, Suite C19 No. 2, San Diego Hills Memorial Park, Karawang Barat 2, Kilometer 46. Dalam autopsi ini untuk pembuktian jika korban meninggal karena tenggelam dan kelalaian pihak sekolah.
"Harus dilengkapi alat bukti itu dan kesaksian ahli makanya harus diautpoisi. Saya dibilangi polisi, harus autopsi. Yang paling valid di paru-paru kalau orang mati tenggelam. Sumsum tulangnya akan dicek," ujar Asip saat dihubungi merdeka.com, Rabu (13/4).
Asip menuturkan bahwa peristiwa nahas tersebut terjadi ketika tes wajib renang kelas 3 SD dari sekolahannya. Gabriella meluncur ke dalam kolam renang karena bergegas membantu temannya berinisial T yang hampir tenggelam. Namun ternyata Gabriella berniat menolong hanya berdasarkan empati meski dia sendiri ternyata tak bisa berenang.
Pada akhirnya kedua gadis kecil tersebut sempat tenggelam beberapa saat. Sedangkan rekan mereka hanya berhasil menarik T ke tepi kolam, sementara Gabriella dibiarkan tenggelam.
Sedangkan pendamping mereka yaitu guru olah raga spesialis sepak bola berinisial R hanya mengabaikan kejadian tersebut. Namun atas kesalahan metode dan lambatnya pertolongan pertama, nyawa GWS tak terselamatkan.
"Anak saya sudah keluar darah dari mulut, hidung, dan telinga. (Oleh guru olahraga) dihajar dada anak saya. Sampai ada tiga tekanan jari di dada anak saya. Dia bisa cacat seumur hidup. Padahal penanganan kan enggak sama dengan orang dewasa," tuturnya.
Dua hari setelahnya keluarga korban baru menyadari jika Gabriella diperlakukan semaunya oleh pihak sekolah. Hal tersebut berdasarkan penuturan gadis yang selamat saat tenggelam bersama Gabriella. Sedangkan pihak sekolah enggan transparan.
"Kedalaman kolam renang 160 centimeter, mereka (pihak sekolahan) ngakunya 140 centimeter. Waktu rekonstruksi kata penyidik ternyata 160 centimeter flat. Tinggi anak saya 135 centimeter. Anak kami dituduh epilepsi, padahal enggak ada anak saya epilepsi," ujarnya.
Keluarga korban geram pihak sekolah seolah menganggap masalah enteng terenggutnya nyawa Gabriella. Pihak sekolah mengaku kejadian tersebut hanyalah bencana semata bukan sebuah kelalaian.
"Mereka berkoar-koar menyerang kami. Apakah pantas anak manusia dikasih hadiah kuburan dan rumah duka dianggap sudah mengganti kompensasi kerugian. Sampai hari ini guru olahraganya tidak pernah datang. Pemilik sekolah tidak pernah minta maaf ke kami. Anak kita sehat bugar mati dibilang sakit. Kita kan hidupin anak setengah mati. Tahu-tahu anak kami dibalikin bersama peti jenazah," pungkasnya.
(mdk/tyo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kronologi Bocah Perempuan Ditemukan Tewas dalam Karung, Dibunuh Lalu Dibuang ke Lubang 2,5 Meter
Baca SelengkapnyaBocah Perempuan Tewas Terbungkus Karung di Bekasi, Ditemukan dalam Lubang 2,5 Meter
Baca SelengkapnyaSeorang bocah berusia 4 tahun di Jambi yang dilaporkan hilang oleh pihak keluarga ditemukan sudah jadi mayat di bawah gardu listrik.
Baca SelengkapnyaPelajar SMP ditemukan tewas di belakang sekolahnya pada pagi tadi, Senin (9/10).
Baca SelengkapnyaPolisi masih menyelidiki kasus meninggalnya DKW siswi SD berusia 12 tahun di Semarang lantaran diduga korban pelecehan seksual.
Baca SelengkapnyaSeorang bocah berusia 5 tahun, RS ditemukan tewas tenggelam di kolam renang salah satu hotel di Pagaralam, Sumatera Selatan.
Baca SelengkapnyaBelum diketahui penyebab pelajar tersebut nekat mengakhiri hidupnya.
Baca SelengkapnyaSebelum jatuh dari jendela lantai 4, korban sempat merokok.
Baca SelengkapnyaKeluarga yang diwakili kakek korban Siman (72) menyatakan setuju dengan penggalian tersebut agar kasus ini menjadi terang benderang.
Baca SelengkapnyaPemuda berinisial MA diduga meninggal dunia tidak wajar akibat penganiayaan.
Baca SelengkapnyaDi lokasi jasad korban ditemukan, ada helm diduga milik pelaku yang tertinggal.
Baca SelengkapnyaEkshumasi dilakukan untuk mendapatkan kepastian mengenai penyebab kematian Afif Maulana.
Baca Selengkapnya