Orangutan Kalimantan mati ditembus 100 peluru, telapak kaki kiri hilang
Merdeka.com - Kasus penganiayaan satwa primata kembali terjadi. Anak Orangutan Kalimantan Timur (Pongo Pygmaeus Morio) yang ditemukan di area Balai Taman Nasional Kutai (TNK), akhirnya mati mengenaskan. Ditemukan sebanyak 100 peluru bersarang di kepala dan badannya. Tidak hanya itu, telapak kaki kirinya juga hilang. Diduga ditebas senjata tajam.
Orangutan itu pertama kali ditemukan warga, seperti merintih kesakitan, Sabtu (3/2) di sebuah danau kecil area hutan TNK. Temuan itu, langsung dilaporkan ke petugas Balai TNK.
"Balai TNK kemudian berkoordinasi ke COP pada hari Minggu (4/2), sehari setelah ditemukan. Tim kami, Senin (5/2) tiba di Bontang, karena Orangutan itu dibawa ke kantor balai TNK di Bontang," kata Manajer Perlindungan Habitat Center for Orangutan Protection (COP) Ramadhani, dikonfirmasi merdeka.com, Selasa (6/2) malam.
-
Apa saja yang ditemukan? Dalam makalah yang diterbitkan di jurnal Ilmu Pengetahuan Terbuka Royal Society, sebuah tim yang dipimpin oleh James Barrett dari McDonald Institute for Archaeological Research di Universitas Cambridge, Inggris, melaporkan penanggalan radiokarbon dari 153 temuan yaitu panah, perkakas, ski, kain perca, perlengkapan kuda, dan 'tongkat pengusir' – tiang yang digunakan dalam berburu rusa.
-
Apa yang ditemukan di TKP? Bukannya membawa korban ke Rumah Sakit, pelaku malah meninggalkannya di ruko TKP ditemukan jasad RN tewas bersimbah darah.
-
Apa yang ditembak? Tiga pemuda yang menjadi korban penembakan yakni RS, DS dan YL.
-
Apa yang ditemukan? Tulang manusia yang ditemukan pekerja proyek di sekitar lokasi pembangunan memorial Living Park Rumoh Geudong di Gampong Bilie Aron, Glumpang Tiga, Pidie, beberapa waktu lalu.
-
Tulang manusia apa yang ditemukan? Mereka pun memanggil arkeolog ke lokasi itu dan kini di lokasi tersebut ditemukan 43 tulang manusia dan sekitar 100.000 artefak.
Saat dibawa, kondisi kesehatan orangutan jantan yang diperkirakan berusia 5-7 tahun itu tidak dalam kondisi baik. "Kondisinya sampai Senin (5/2) sore kemarin, tidak bagus. Dini hari tadi jam 1.55 mati," ujar Ramadhani.
COP bergerak cepat mencari lokasi yang memadai untuk melakukan rontgen dan juga keperluan autopsi. Hingga akhirnya mendapat tempat di RS Pupuk Kalimantan Timur di Bontang.
"Tapi dari hasil rontgen kami, meski belum dihitung total, sementara ada lebih 100 peluru senapan angin. Sekitar 74 butir diantaranya, ada di kepala," ujar Ramadhani.
Tim COP menargetkan proses autopsi, bisa dirampungkan menjelang pagi nanti di RS PKT Bontang. "Dari fisik luar juga, ada beberapa luka dan kaki kiri, bagian telapaknya, sudah tidak ada," sebut Ramadhani.
Pihaknya langsung berkoordinasi dengan Polres Bontan. Sebab, sudah banyak kasus pembunuhan orangutan dengan cara menembaknya menggunakan senapan angin dan menebas kepala.
"Kita juga sudah koordinasi dengan Bareskrim Polri, karena yang di Kalteng tempo hari, terungkap dengan kerjasama Bareskrim. Kita tunggu kepolisian Bontang, mengungkap kasus ini," sebut Ramadhani.
Malam ini, tim gabungan dari identifikasi Polres Bontang, dokter hewan dari Dinas Peternakan Kota Bontang dan juga dokter hewan COP, akan menyelesaikan proses autopsi di RS PKT.
"Lidah orangutan jantan ini juga bengkak. Ini sama sadisnya dengan kejadian di Kalteng, menggunakan peluru senapan angin. Kita akan tunggu hasil tim yang bekerja," katanya. (mdk/noe)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hasilnya, semua korban tewas akibat benda tumpul, bukan senjata tajam. Luka bekas pukulan itu utamanya paling dominan berada di kepala.
Baca SelengkapnyaTNI melakukan pengejaran anggota OPM yang melakukan penembakan terhadap prajurit di Dekai,
Baca SelengkapnyaJenazahnya sedang dalam proses evakuasi ke Mulia, ibu kota Kabupaten Puncak Jaya.
Baca SelengkapnyaBripda OB ditikami tak jauh dari Mapolres Yahukimo.
Baca SelengkapnyaHampir sebulan sejak ditemukan, penyebab kematian RF (47) yang tergantung dan berlumuran oli bekas belum terungkap.
Baca SelengkapnyaTemuan itu sejalan dengan kondisi hasil rontgen kepala korban yang tidak ditemukan anak peluru dalam rongga kepala.
Baca SelengkapnyaHasilnya, Brigadir Setyo mengalami luka tembak di dada sebelah kiri, hingga jantung dan paru-paru
Baca SelengkapnyaDua personel Polda Sumatera Barat (Sumbar) jadi korban erupsi Gunung Marapi, satu orang di antaranya meninggal dunia.
Baca Selengkapnya