Organ Vital Bayi Mutia Sudah Tak Berfungsi saat Diperiksa Dokter
Merdeka.com - Mutia, bayi tiga bulan yang tewas di tangan pengasuh pertama kali dinyatakan sudah tak bernyawa oleh dokter yang ada di komplek Perumahan Vila Santika, Rangkapan Jaya Pancoran Mas Depok.
Ketika diperiksa oleh dokter, kondisi Mutia memang sudah tidak bernapas. "Kemudian saya minta dibawa ke dalam dan ditidurkan. Saya periksa semua organ vital. Dan semua negatif," kata M. Adi Satrio Lazuardi, dokter yang pertama kali memeriksa, Rabu (30/1).
Dia memeriksa organ vital Mutia mulai dari mata, jantung. Dan semua sudah tidak berfungsi lagi. Setelah diketahui tidak bernyawa kemudian dia menyarankan untuk dilaporkan ke petugas.
-
Kenapa bayi nya meninggal? Salah satu penyebab bayi laki-laki itu meninggal dunia karena lokasi melahirkan tidak memadai.
-
Mengapa bayi meninggal? Kelainan genetik yang dialami anak ini membuat jantung tidak dapat menerima atau memompa cukup darah setiap kali berdetak dan mengakibatkan kematian dini anak laki-laki tersebut karena gagal jantung, ungkap para peneliti seperti dikutip dari laman Live Science.
-
Bagaimana bayi perempuan itu meninggal? Bayi perempuan yang diberi nama 'Neve,' diambil dari nama sungai di daerah tersebut, diketahui meninggal dunia ketika usianya hanya sekitar 40 hingga 50 hari.
-
Apa yang membuat bayi meninggal? Jumaa dan Ali lahir prematur pada usia delapan bulan, namun dalam kondisi stabil pada saat itu. 5 bayi meninggal dalam 2 pekan akibat hipotermia
-
Di mana kerangka bayi itu ditemukan? Penggalian berakhir tahun ini Tekin, mengatakan dua kerangka itu adalah milik seorang bayi dan seorang anak yang berusia sekitar 6-7 tahun yang ditemukan 2 pekan lalu di area yang sama selama proses penggalian berlangsung.
-
Di mana makam bayi perempuan itu ditemukan? Penemuan ini terjadi di wilayah Liguria, Italia, dan telah diungkapkan dalam sebuah artikel ilmiah yang diterbitkan di jurnal Scientific Reports.
"Setelah saya periksa, memang sudah meninggal dunia," ungkapnya.
Dalam jasad Mutia memang ditemukan tanda kekerasan. Berupa luka memar di beberapa bagian tubuh. "Luka lebam di kepala kiri, mulut, bibir bagian atas. Saya sarankan untuk melapor," tambahnya.
Ditanya apakah luka tersebut yang menyebabkan Mutia tewas, Adi tidak bersedia menjawab. Dia hanya memastikan saat itu Mutia memang sudah tidak bernapas. "Dan ketika saya periksa memang sudah pucat, badannya dingin," pungkasnya.
Mutia diketahui tewas di tangan Romlah (66) pada Senin (28/1). Dia tewas dengan sejumlah luka. Saat itu, Mutia baru saja ditinggal ibunya bekerja.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kompol Andika menuturkan bahwa penyidik sudah meminta keterangan dua orang saksi.
Baca SelengkapnyaSang ibu, RY telah ditahan, tapi polisi menemukan kendala saat memeriksanya.
Baca SelengkapnyaBayi tersebut diantar berobat ke IGD RS Sumber Waras oleh orang tuanya. BPJS yang dipakai untuk menangani anaknya ternyata ditolak.
Baca SelengkapnyaBayi dalam keadaan hidup dan sudah dibawa RSKD Duren Sawit.
Baca SelengkapnyaSaksi melihat ada darah di depan teras musala. Ketika ditelusuri, saksi melihat bayi yang masih dalam kondisi hidup.
Baca SelengkapnyaKejadian bermula saat istri MR sedang hamil tua mengalami konstraksi pada 14 September 2024. MR membawa istri ke sebuah klinik di kawasan Cilincing, Jakarta
Baca SelengkapnyaPihak keluarga dan rumah sakit telah melakukan mediasi namun gagal.
Baca SelengkapnyaKasus bayi alami kritis karena diduga jadi korban kelalaian perawat.
Baca SelengkapnyaHasil pemeriksaan di Puskesmas Sragi 1, korban ada luka di leher dan di perut dan punggung ada luka memar
Baca SelengkapnyaHasil autopsi dari tim medis menunjukkan bahwa balita berinisial AGS (5) tidak meninggal akibat kekerasan seksual.
Baca SelengkapnyaDiduga orangtuanya melakukan penganiayaan hingga tewas terhadap anaknya inisial AF (3)
Baca SelengkapnyaNamun setelah sang bayi lahir, MR maupun istrinya, tidak diperkenankan melihat bayinya oleh pihak rumah sakit.
Baca Selengkapnya