Orient Didiskualifikasi di Pilkada Sabu Raijua, PDIP Berpaling ke Takem Radja Pono
Merdeka.com - PDIP mengalihkan dukungannya setelah calon yang mereka usung pada Pilkada Sabu Raijua, Orient P Riwu Kore-Thobias Uly, didiskualifikasi Mahkamah Konstitusi karena Orient berkewarganegaraan Amerika Serikat. Pada pemungutan suara ulang (PSU) pada 7 Juli mendatang, mereka menyatakan mendukung pasangan Takem Radja Pono-Herman Hegi Raja Haba (TRP-Hegi).
Dukungan itu tertuang dalam surat DPP PDI Perjuangan bernomor 3037/IN/DPP/VI/2021. Surat itu ditujukan kepada DPD PDI Perjuangan Provinsi Nusa Tenggara Timur dan DPC PDI Perjuangan Sabu Raijua.
Dalam surat yang ditandatangani Ketua DPP Bambang Wuriyanto dan Sekjend Hasto Kristiyano itu, DPP PDIP menginstruksikan seluruh jajaran pengurus struktural partai, para petugas partai di legislatif, eksekutif, para kader, anggota, dan simpatisan partai untuk berjuang bersama dan gotong-royong memenangkan pasangan calon nomor urut tiga, Takem I Radja Pono- Herman Hegi Raja Haba.
-
Siapa yang ingin diusung oleh PDIP? 'Kalau memang misalnya Pak Anies berpasangan dengan kader kami jadi wagubnya,' Wakil Sekretaris Jenderal PDIP Utut Adianto kepada wartawan.
-
Siapa yang diusung PDIP? Tri Rismaharini dengan Zahrul Azhar Asumta atau Gus Hans yang diusung PDIP.
-
Kenapa caleg terpilih PDIP mundur? 'Sebelum mereka bertempur ada aturan main itu namanya, mereka (enam caleg) surat pengunduran diri termasuk saya. Sudah proses nanti kalau terjadi permasalahan ini diselesaikan dengan kemenangan di wilayah itu,' kata Sekretaris DPD PDIP Jateng, Sumanto Rabu (5/6).
-
Kenapa PDIP melobi PKB untuk Pilkada Jakarta? 'Atas dasar fakta itu, kami berniat menjalin kerja sama politik dengan PKB. Waktu itu kan PDIP belum bisa mengajukan calon sendiri sebab Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 60 yang membolehkan kami mengajukan calon sendiri belum ada,' tambah dia.
-
Bagaimana PDIP menentukan sikap terkait menjadi oposisi? Oleh sebab itu, pihaknya akan menunggu penghitungan resmi dari KPU sebelum menentukan kesiapan menjadi oposisi.
Dalam surat itu juga disebutkan bahwa seluruh struktural partai, petugas partai di legislatif dan eksekutif, para kader, anggota dan simpatisan untuk aktif mendatangi pemilihan secara langsung, penggalangan pemilih, mempersiapkan saksi guna meningkatkan partisipasi pemilih dan mengamankan perolehan suara.
DPD PDIP NTT diminta bertanggung jawab mengoordinir penugasan dan melaporkan ke DPP, hasil ploting penugasan berbasis TPS itu.
DPP PDIP akan memberikan sanksi tegas bagi seluruh jajaran struktural partai, petugas partai di eksekutif dan legislatif, serta anggota partai yang tidak menjalankan instruksi pemenangan ini.
Wakil Ketua Bappilu DPD PDIP NTT Cen Abubakar mengatakan, proses dukungan itu dimulai dari bawah dengan menyerap aspirasi pengurus, masa pendukung, dan komunikasi terbuka dengan kedua pasangan.
"Proses ini sangat terbuka. Soliditas yang kami bawa adalah komitmen dan optimisme bahwa pasangan yang kami pilih melalui alat ukur ini bisa menang," ujarnya, Rabu (30/6).Terkait waktu yang sudah sangat singkat, Cen mengaku tidak ada masalah, karena proses ini hanya untuk PSU. Sebelumnya sudah dilakukan pemilihan serentak sehingga hanya dibutuhkan pengakuan dukungan saja.
"Jujur masyarakat saat ini hanya menunggu arah dukungan PDIP untuk memenangkan paket mana. Masyarakat sudah sangat mengerti terhadap proses ini," ungkapnya.
Dia menyatakan pendukung PDIP masih solid dan siap memberikan suara kepada pemimpin yang bisa membawa perubahan.
"Awal-awal memang ada kekecewaan namun kekecewaan itu tidak boleh dipelihara karena semuanya sudah final. Maka saatnya kita memilih pemimpin baru dan kami memilih pasangan nomor 3," tandasnya.
Cen berharap kepada seluruh warga Kabupaten Sabu Raijua, agar bisa memberikan hak suaranya pada PSU nanti. Masyarakat diminta menghindari politik uang yang bisa mengorbankan diri sendiri.
"Pilih sesuai hati nurani dan jangan mengikuti bujuk rayuan dengan diiming-imingi uang. Bawaslu juga harus lebih tajam di tingkat pengawasan, jangan hanya tajam di MK. Tetap menjaga protokol kesehatan ketat karena virus ada di mana-mana. Hindari kerumunan dan selalu mencuci tangan serta menggunakan masker," harapnya.
Sementara Korwil Kabupaten Kupang, Rote Ndao dan Sabu Raijua DPD PDI-P NTT Simon Petrus Nilli mengaku siap mengamankan dan menjalankan seluruh instruksi DPP untuk memenangkan Takem Irianto Radja Pono dan Herman Hegi Radja Haba (TRP-Hegi).
"Kami siap amankan keputusan DPP namun kepada masyarakat tetap patuhi prokes," sebutnya.
Sebelumnya, pada pemilihan serentak 9 Desember 2020, pasangan calon bupati dan wakil bupati, Orient Ratu Kore-Thobias Uly (Ie-Rai) unggul dalam perolehan suara dengan 21.715 suara atau 48,6 persen dari total 44.592 suara sah.
Mereka mengungguli pasangan petahana Nikodemus Rihi Heke-Yohanes Uly Kale menyusul dengan 13.548 suara (30,3 persen), dan pasangan Takem Raja Pono-Herman Hegi Radja Haba 9.329 suara (20,9 persen).
(mdk/yan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dinamika perjalanan Anies Baswedan di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jakarta.
Baca SelengkapnyaHasto mengatakan, bahwa Gibran sudah pamit dan sudah tidak boleh beranggota politik ganda.
Baca SelengkapnyaMaruarar menyampaikan bahwa sepertinya PDIP tidak hanya melihat calon dari elektabilitasnya saja
Baca SelengkapnyaDidampingi Kantor DPC PDIP Solo FX Hadi Rudyatmo, Ketiganya Mengenakan kostum baju lurik dan caping.
Baca SelengkapnyaSementara itu, Tia baru saja dipecat sebagai kader PDIP pada oleh Mahkamah Partai pada bulan September.
Baca SelengkapnyaHasto juga menjelaskan alasan Bobby Nasution diberhentikan sementara Gibran Rakabuming yang juga cawapres nomor urut 2 tidak dipecat.
Baca SelengkapnyaPadahal Poltak-Anugerah maju di Pilkada Toba setelah diusung PDIP
Baca SelengkapnyaKader Partai Gerindra Riza Patria mengundurkan diri dari Pilkada Tangsel 2024.
Baca SelengkapnyaPDIP tidak dapat kursi DPR RI dari daerah pemilihan Sumatera Barat. Pasangan Capres-Cawapres yang mereka usung ketika itu pun hanya mendulang belasan persen sua
Baca SelengkapnyaKomarudin menjelaskan, pemberhentian dua kader PDIP itu karena adanya sengketa di internal partai.
Baca SelengkapnyaWaketum Gerindra Habiburokhman membenarkan kemungkinan besar Riza resmi mundur.
Baca SelengkapnyaKomaruddin mengatakan mahkamah partai tidak hanya memecat Tia Rahmania, tetapi juga Rahmad Handoyo.
Baca Selengkapnya