Ospek berisi kekerasan dan pembodohan sudah tidak zaman
Merdeka.com - Meski sudah diwanti jauh-jauh hari, ternyata kegiatan Masa Orientasi Siswa (MOS) kembali menelan korban jiwa. Seorang siswa SMP di Bekasi meninggal usai mengikuti acara itu.
Kesan seram Masa Orientasi Siswa (MOS) atau diistilahkan pelonco memang sulit dilepaskan. Di masa lalu, kegiatan itu seolah menjadi ajang balas dendam para senior kepada juniornya. Bermacam tindakan kekerasan terjadi, mulai dari fisik hingga ucapan. Saat ini konsep itu disebut bullying.
Meski dengan dalih membentuk keakraban antar angkatan, tetapi banyak agenda kegiatan malah janggal dan mengada-ada. Bahkan seolah membuat adik kelas terlihat bodoh. Maka tak heran kegiatan itu bertahun-tahun menjadi ajang mewariskan dendam dan kekerasan terselubung secara turun temurun.
-
Bagaimana cara buat anak nyaman di lingkungan sekolah baru? Vera menyarankan agar orang tua membawa anak bermain di sekitar lingkungan sekolah untuk sekedar melihat calon sekolahnya dari luar.
-
Bagaimana caranya meningkatkan semangat belajar siswa? Kata-kata motiviasi sekolah bisa jadi kunci penting dalam meningkatkan semangat belajar para siswa.
-
Bagaimana cara memasukkan perkembangan motorik dalam lingkungan belajar anak? Aktivitas fisik seperti merangkak, berlari, atau melompat membantu perkembangan otot dan koordinasi tubuh yang penting bagi pertumbuhan anak.
-
Kapan siswa butuh motivasi untuk belajar? Mengingat sebentar lagi para siswa telah melewati liburan akhir tahun.
-
Bagaimana agar anak termotivasi olahraga? Putar lagu atau video aerobik yang disukai anak untuk semangat yang lebih tinggi.
-
Siapa yang berperan penting dalam adaptasi anak di sekolah? 'Guru berperan penting dalam adaptasi anak di sekolah karena guru sebagai pengganti figur orang tua selama anak di sekolah yang memberikan perlindungan dan kenyamanan pada anak,' jelas Vera.
Menurut Sosiolog Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Ubedilah Badrun, kegiatan MOS maupun Ospek haruslah sesuai dengan kebudayaan (culture) yang berlaku di lingkungan pembelajaran itu sendiri.
"MOS atau Ospek itu sebuah proses pengenalan. Seharusnya itu merupakan waktu yang digunakan untuk pihak pendidik dan segala pihak yang terkait untuk mengenalkan lingkungan calon siswa/mahasiswa dalam kegiatan belajar mengajar nantinya," kata Ubedilah kepada merdeka.com, kemarin.
Ospek menurut Ubedilah mestinya diarahkan buat mengetahui budaya sekolah, baik akademik maupun ekstrakurikulernya. Hal itu bertujuan supaya siswa memahami kegiatan apa saja yang harus dia lakukan selama berada di sekolah tersebut.
"Sehingga tidak harus sampai sifat seperti militer diterapkan dalam MOS. Karena militer seperti itu sebenarnya tidak dibenarkan dalam MOS. Jadi kembalikan MOS tersebut ke sebenarnya, dengan membutuhkan sistem yang dibuat oleh sekolah yang bisa dibangun tentunya oleh dinas/ seluruh pihak yang terkait di sekolahan tersebut, guna menutup kemungkinan adanya kekerasan," ujar Ubedilah.
Ubedilah memaparkan, kegiatan MOS memakan waktu selama tiga hari ini, pihak sekolah memegang peranan paling penting, yaitu dalam memperkenalkan akademik pelajaran guna standar lulus sekolah, dan pengenalan ekstrakurikuler (kegiatan non akademik) bertujuan agar siswa memiliki kesadaran beraktivitas. Sehingga membantu kreatifitas siswa maupun memupuk kemampuan kepemimpinan siswa dalam kegiatan kesiswaan.
"Pengenalan akademik dan non akademik itulah yang seharusnya diperkenalkan. Itu yang ideal dalam MOS, bukan sebuah tindakan kekerasan terhadap siswa. Melatih disiplin boleh, tetapi kekerasan tidak boleh," ucap Ubedilah.
Ubedilah melanjutkan, buat kegiatan Ospek di sejumlah kampus, diperlukan juga pengenalan budaya Universitas itu sendiri. Seperti mahasiswa baru dikenalkan dengan kebudayaan kampus, tentang berdiskusi, riset, menulis, dan lain sebagainya.
"Karena kampus merupakan laboratorium peradaban para mahasiswa untuk masa depan. Memperkenalkan mahasiswa baru untuk sejarah hidupnya agar masuk ke dunia yang lebih luas," tambah Ubedilah.
Sama halnya dengan MOS, Ubedilah merasa ospek itu penting dan harus tetap ada. Namun beberapa muatan yang ada dalam Ospek ada yang harus dihilangkan dan diperbaiki.
"Yang diperbaiki yaitu kultur akademik, budaya aktivitas kegiatan organisasi serta, bagaimana hubungan antara universitas dengan masyarakat. Karena kampus adalah bagian perubahan masyarakat untuk peduli terhadap program apa saja yang ada di negara ini, guna memajukan bangsa Indonesia itu sendiri," tutup Ubedilah.
(mdk/ary)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
MPLS adalah kegiatan pengenalan sekolah yang berikan kesan seru.
Baca SelengkapnyaLalu apa saja sebenarnya serba-serbi MPLS yang penting untuk diketahui oleh para siswa?
Baca SelengkapnyaMasa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) bagi siswa baru SMK adalah periode penting di awal tahun ajaran.
Baca SelengkapnyaBullying dan perploncoan merupakan dua hal berbeda yang bisa berdampak buruk pada korbannya.
Baca SelengkapnyaYel-yel ini sering kali menggunakan permainan kata, rima, atau situasi yang konyol untuk menciptakan efek humor.
Baca SelengkapnyaMPLS juga bertujuan untuk mengenali potensi diri siswa baru, membantu siswa baru beradaptasi dengan lingkungan sekolah dan sekitarnya.
Baca SelengkapnyaAnak yang masuk ke jenjang SD sebelum waktunya bisa menyebabkan mereka mengalami dampak negatif secara psikososial.
Baca SelengkapnyaSelain kasus kekerasan, kasus-kasus intoleransi di institusi pendidikan harus menjadi perhatian semua pihak.
Baca SelengkapnyaPenting untuk menyusun kata-kata yang baik dan sejujur-jujurnya untuk menyampaikan kesan dan pesan.
Baca SelengkapnyaPraktik kerja lapangan, atau biasa disebut dengan PKL, adalah salah satu bentuk kegiatan di mana para siswa ditempatkan langsung di lingkungan kerja.
Baca SelengkapnyaData dari BNN, BRIN, NPS di 2021, membuktikan penggunaan narkoba relatif meningkat di Indonesia.
Baca SelengkapnyaAyo Rukun merupakan akronim dari Aksi Gotong Royong Berantas untuk Kekerasan dan Perundungan.
Baca Selengkapnya