Pakar: Bukan perang, hanya unjuk rasa cyber
Merdeka.com - Ketegangan di dunia maya antara kelompok Anonymous Indonesia dengan pemerintah Australia ditanggapi dingin oleh sejumlah pakar telematika di Tanah Air.
"Enggak ada perang cyber, apalagi tentara cyber Indonesia, biasa saja," ujar Ketua ID-CERT Budi Rahardjo kepada merdeka.com, Rabu (13/11).
Hal senada diungkapkan pakar hukum telematika UI Edmon Makarim yang mengatakan bahwa istilah cyber war atau darurat perang cyber itu terlalu jauh.
-
Kenapa hacker menyerang negara-negara tertentu? Laporan tersebut secara detail menjelaskan serangan-serangan yang dilakukan pemerintah dari Rusia, China, Iran, dan Korea Utara, serta beberapa kelompok peretas di wilayah Palestina dan peretas bayaran yang disewa negara-negara lain.
-
Siapa saja hacker yang menyerang? Laporan tersebut secara detail menjelaskan serangan-serangan yang dilakukan pemerintah dari Rusia, China, Iran, dan Korea Utara, serta beberapa kelompok peretas di wilayah Palestina dan peretas bayaran yang disewa negara-negara lain.
-
Kenapa kejahatan siber di Indonesia sangat berbahaya? Kejahatan siber dengan berbagai bentuk dan tingkat kompleksitasnya, menjadi ancaman serius bagi individu, perusahaan, dan bahkan negara secara keseluruhan.
-
Siapa yang terlibat dalam perseteruan ini? Keputusan ini muncul sebagai bagian dari perseteruan panjangnya dengan mantan suaminya, Atalarik Syach.
-
Apa saja serangan yang dilakukan hacker? 'Terkadang, hampir setengah dari serangan ini menargetkan negara-negara anggota NATO, dan lebih dari 40 persen ditujukan terhadap pemerintah atau organisasi sektor swasta yang terlibat dalam pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur penting,' jelas Tom Burt dari Microsoft.
-
Apa itu Cyber Security? Mengutip dari beragam sumber, cyber security adalah sebuah sistem atau cara yang bertujuan melindungi komputer, jaringan, sistem, dan data dari akses yang tidak sah. Sederhananya, terserang hacker.
"Saya lebih melihatnya sebagai gelombang unjuk rasa masyarakat lewat dunia maya saja. Toh, tidak pernah ada instruksi dari Presiden yang menyuruh melakukan serangan cyber kepada Australia," ungkapnya.
Istilah perang cyber memang terasa rancu saat yang terlibat di dalamnya hanya beberapa kelompok komunitas hacker Indonesia kepada situs tertentu yang menjadi sasaran serangan, dan tidak melibatkan unit-unit cyber dalam Kementerian Pertahanan maupun kepolisian.
Ancaman tumbangnya jaringan internet Indonesia apabila ada serangan balasan dari Australia pun dibantah oleh pakar internet Onno W. Purbo.
"Nggak ada cyber war atau tumbangnya jaringan internet, karena Indonesia memiliki sangat banyak jaringan internet. Mati satu tumbuh seribu," katanya.
Indonesia sendiri sebenarnya belum memiliki barisan tentara cyber yang seharusnya di bawah Kementerian Pertahanan. "Belum ada aturan dan regulasinya, jadi semua hanya sekadar wacana saja," ujar pengamat internet Sylvia W. Sumarlin.
Dalam perkembangan lainnya, hacker Indonesia di bawah bendera Anonymous Indonesia terus melancarkan serangan pada situs penting pemerintah Australia, dan yang disasar saat ini adalah defence.gov.au.
Sebagian masyarakat Indonesia umumnya memberikan sanjungan dan pujian pada barisan kelompok hacker tersebut, meski tak sedikit pula yang mencacinya karena bisa berakibat rusaknya situs-situs penting bila Australia mengeluarkan serangan balasan.
Bahkan seorang pejabat Kominfo menilai apa yang telah dilakukan hacker Indonesia tersebut melanggar UU Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) serta regulasi cyber di Australia.
Baca juga:
ID-SIRTII: Ulah hacker, IP Indonesia terancam diblok negara lain
Menkominfo: Hacking itu melanggar undang-undang ITE
Situs intelijen Australia mati diserang atau sengaja dimatikan?
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Generasi muda Indonesia seringkali dihadapkan pada perdebatan yang tidak produktif di dunia maya.
Baca SelengkapnyaKapolres Bitung AKBP, Tommy Bambang Souissa menegaskan, bentrokan tersebut tidak terkait dengan Palestina dan Israel.
Baca SelengkapnyaHAM adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
Baca SelengkapnyaMaraknya aksi peretasan dipicu belum maksimalnya penerapan hukum khususnya UU ITE.
Baca SelengkapnyaPascabentrokkan, tujuh pelaku berhasil ditangkap dengan masing-masing perannya.
Baca SelengkapnyaKapolda menegaskan kerusuhan tersebut merupakan masalah komunikasi antara dua organisasi massa tersebut tidak ada kaitan dengan dua parpol.
Baca Selengkapnya