Pakar: Jangan Euforia, Vaksinasi Covid-19 Belum di Atas 70 Persen
Merdeka.com - Guru Besar Universitas Udayana Prof I Gusti Ngurah Kade Mahardika mengimbau masyarakat untuk tidak euforia sehingga lengah dalam menerapkan protokol kesehatan dan menunda vaksinasi sebelum capaian vaksinasi COVID-19 nasional di atas 70 persen.
"Sebelum vaksinasi di atas 70 persen, mohon jangan euforia dulu, jangan oh di luar negeri sudah nonton bola bebas, di sana sudah mencapai di atas 70 persen, sementara kita belum," kata Mahardika dalam gelar wicara virtual Waspada Mutasi Virus dengan Protokol Kesehatan di Jakarta dilansir Antara, Kamis (30/9).
Ahli virologi itu menuturkan capaian vaksinasi COVID-19 di Indonesia masih rendah untuk dosis lengkap, yakni di bawah 20 persen dari target vaksinasi 70 persen.
-
Bagaimana cara meningkatkan ketahanan kesehatan melalui vaksin? Menkes Budi juga menambahkan, untuk mendukung ketahanan kesehatan, diperlukan penelitian yang berkelanjutan dan mengikuti perkembangan teknologi. Pemerintah melalui berbagai program terus mendorong pengembangan vaksin berbasis teknologi terkini.
-
Mengapa vaksin kanker penting bagi masyarakat? Putin menggambarkan pencapaian ini sebagai langkah penting menuju terobosan medis yang bisa membawa manfaat besar bagi masyarakat.
-
Kenapa vaksin dalam negeri penting? Hal ini disampaikannya saat meresmikan fasilitas produksi vaksin PT Biotis Pharmaceuticals Indonesia di Kabupaten Bogor, pada Rabu (11/9). Menkes Budi menekankan bahwa pengalaman sukses dalam mengembangkan Vaksin Merah Putih menunjukkan betapa krusialnya memiliki berbagai jenis vaksin untuk memastikan keamanan kesehatan masyarakat.
-
Siapa yang terlibat dalam produksi vaksin dalam negeri? Salah satu proyek unggulannya adalah pengembangan Vaksin Merah Putih atau INAVAC yang bekerja sama dengan Universitas Airlangga (Unair).
-
Apa tujuan produksi vaksin dalam negeri? Kemandirian dalam produksi vaksin merupakan salah satu kebijakan utama Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dalam meningkatkan ketahanan kesehatan nasional.
-
Bagaimana vaksin melindungi anak? Pemberian vaksinasi ini merupakan langkah penting untuk mencegah munculnya sejumlah masalah kesehatan.
"Malaysia sudah mencapai vaksinasi tinggi di atas 50 persen untuk vaksinasi dua kali, sementara kita (Indonesia) masih rendah, vaksinasi dua kali kita di bawah 20 persen kecuali Bali dan Jakarta barangkali yang sudah di atas 50 atau 60 persen," ujar Mahardika.
Dengan membangun kekebalan tubuh terhadap virus corona penyebab COVID-19, Mahardika mengatakan vaksinasi COVID-19 berkontribusi untuk menekan jumlah orang dirawat di rumah sakit dan jumlah orang meninggal dunia akibat COVID-19, namun vaksin COVID-19 tidak mencegah dengan maksimal transmisi di komunitas.
Menurut dia, vaksinasi di Tanah Air membutuhkan percepatan dan ketersediaan vaksinasi karena saat ini vaksin yang tersedia juga masih terbatas jika ingin memenuhi kebutuhan vaksin COVID-19 untuk seluruh masyarakat Indonesia.
Mahardika mengatakan pada akhirnya badai pandemi COVID-19 akan berlalu. Untuk saat ini, dia mengajak semua pihak untuk menekan dampak pandemi, penularan dan penyebaran COVID-19 seminimum mungkin dengan protokol kesehatan yang ketat dan mengakselerasi vaksinasi sampai di atas 70 persen.
Keberhasilan capaian vaksinasi COVID-19 juga dipengaruhi oleh kesediaan warga untuk mengikuti program vaksinasi yang dilakukan oleh pemerintah. Untuk itu, Mahardika berharap masyarakat segera menjalani vaksinasi COVID-19 ketika vaksin tersedia.
Selain itu, ia berharap target vaksinasi di Indonesia bisa mencapai 100 persen atau seluruh penduduk Indonesia.
"Target vaksinasi harusnya semakin banyak semakin bagus. Kita tidak boleh lagi diam di 70 persen karena kalau 70 persen divaksinasi, 30 persen mereka yang tidak divaksinasi akan berisiko terkena penyakit berat dan masuk ke rumah sakit dan kemungkinan meninggal dunia," ujar Mahardika.
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Terkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.
Baca SelengkapnyaSebelumnya, Budi menyatakan vaksin cacar monyet masih menyasar kelompok tertentu, seperti penderita HIV.
Baca SelengkapnyaMulai Januari 2024, vaksinasi Covid-19 tidak lagi gratis alias berbayar.
Baca SelengkapnyaPenularan varian JN.1 telah ditemukan di Jakarta dan Batam.
Baca SelengkapnyaBahkan, muncul narasi menyatakan bahwa virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 tidak ada.
Baca SelengkapnyaImbauan ini untuk mencegah lonjakan kasus Covid-19 jelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
Baca SelengkapnyaAdapun beberapa atlet terkenal telah dinyatakan positif COVID-19 di Olimpiade Paris 2024.
Baca SelengkapnyaSejak 27 November sampai 3 Desember kenaikan sebanyak 30 persen.
Baca SelengkapnyaHingga saat ini kasus cacar monyet di Indonesia masih tercatat 88 sejak tahun 2022 dan di tahun 2023 sempat naik, kemudian turun lagi pada tahun 2024.
Baca SelengkapnyaHinky mengatakan, vaksin AstraZeneca sudah melewati tahap uji klinis tahap 1 hingga 4.
Baca SelengkapnyaData ini berdasarkan informasi yang dikumpulkan sejak 2018 sampai 2023.
Baca SelengkapnyaKomnas KIPI sebelumnya mengatakan tidak ada kejadian sindrom TTS setelah pemakaian vaksin Covid-19 AstraZeneca.
Baca Selengkapnya