Pakar Kesehatan Sebut Belum Ada Fakta Pasien Covid-19 Kehilangan Daya Penciuman
Merdeka.com - Ahli rinologi terkemuka di Inggris mengungkap ciri baru seseorang sudah terpapar Covid-19. Dia menyebut, pembawa virus corona tak bisa mencium bau menyengat atau anosmia (hyposmia).
Dewan Pakar Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI), Hermawan Saputra, mengatakan gejala tersebut belum ditemukan di Indonesia. Sejak Indonesia mengonfirmasi kasus Covid-19 pada Maret lalu, belum ditemukan fakta ada pasien positif tak bisa mencium bau.
"Khususnya kita di Indonesia di bidang kesehatan masyarakat, pengamat, dan analisis sejauh ini belum sampai ke sana. Belum ada fakta," ujarnya saat dihubungi merdeka.com, Senin (22/6).
-
Kapan Covid-19 pertama kali terkonfirmasi di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Siapa yang mengumumkan kasus Covid-19 pertama di Indonesia? Presiden Jokowi mengumumkan hal ini pada 2 Maret 2020, sebagai kasus Covid-19 pertama di Indonesia.
-
Apa saja gejala yang dialami pasien pertama Covid-19? Setelah kembali ke Depok, NT mulai merasakan gejala seperti batuk, sesak, dan demam selama 10 hari. Ia berobat ke RS Mitra Depok dan didiagnosis mengidap bronkopneumonia, salah satu jenis pneumonia yang menyebabkan peradangan pada paru-paru.
-
Di mana kasus Covid-19 pertama ditemukan? Menurut pengumuman resmi dari Presiden Joko Widodo, kasus Covid-19 pertama di Indonesia terjadi pada dua warga Depok, Jawa Barat, yang merupakan seorang ibu berusia 64 tahun dan putrinya berusia 31 tahun.
-
Bagaimana penanganan Covid-19 di Indonesia? Jokowi memilih menggunakan strategi gas dan rem sejak awal untuk menangani pandemi Covid-19. Gas dan rem yang dimaksudkan Jokowi diimplementasikan dalam tiga strategi yakni penanganan kedaruratan kesehatan, jaring pengaman sosial, dan pemulihan ekonomi. Inilah yang kemudian menjadi ujung tombak dalam penanganan Covid-19 di Indonesia.
-
Apa yang menyebabkan beberapa orang tidak terinfeksi Covid-19? Berdasarkan analisis aktivitas genetik dalam jaringan hidung dan darah orang yang tidak berhasil terinfeksi SARS-CoV-2, tim peneliti yang dipimpin oleh Wellcome Sanger Institute dan University College London di Inggris menemukan respons kekebalan baru yang memberikan pertahanan garis depan yang kuat.
Hermawan menyebut, kasus orang tanpa gejala (OTG) sekalipun belum ditemukan ada yang tak bisa mencium bau. Sejauh ini, OTG melaporkan kondisi fisik mereka aman dan tak mengalami gangguan.
Mengenai usulan agar pemeriksaan Covid-19 di pusat-pusat perbelanjaan menggunakan metode uji ketajaman indra penciuman, Hermawan menilai sangat tidak tepat. Sebab, belum ada penelitian resmi yang memastikan bahwa ada orang terpapar Covid-19 kehilangan daya penciumannya.
"Saya rasa nggk relevan. Belum ada fenomena dan analisis sampai ke arah sana," ujarnya.
Hermawan kemudian menyinggung tak perlunya melakukan rapid test di pusat-pusat perbelanjaan. Dia menegaskan, pada dasarnya rapid test tidak efektif untuk mendeteksi ada yang terjangkit virus corona atau sebaliknya.
"Menurut kami tidak ada gunanya. Jadi rapid test itu berguna bila dilakukan oleh pemerintah atau aparatur untuk kepentingan epidemiologi agar pemetaan wilayah lebih jelas dan adanya prioritas yang tepat," katanya.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pasien mengembuskan napas terakhir di RS Embung Fatimah pada 18 Desember 2023.
Baca SelengkapnyaKemenkes memperoleh beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19, salah satunya datang dari Kota Bandung.
Baca SelengkapnyaTemuan ini dilaporkan Dinas Kesehatan DKI Jakarta pada Oktober 2023.
Baca SelengkapnyaMohammad Syahril, melanjutkan, varian Covid Eris termasuk ke dalam kelompok varian XBB, yang merupakan 'anakan' atau turunannya varian Omicron.
Baca SelengkapnyaDua kasus kematian baru dari pasien Covid-19 pada Desember 2023.
Baca SelengkapnyaKemenkes mengumumkan, terdapat enam kasus pneumonia misterius di Indonesia.
Baca SelengkapnyaSetiap gangguan memiliki gejala dan penyebab yang berbeda, namun semua mempengaruhi bagaimana otak memproses bau yang ditangkap oleh hidung.
Baca SelengkapnyaHingga 19 Desember 2023, jumlah kasus Covid-19 JN.1 mencapai 41 kasus.
Baca SelengkapnyaKemenkes menelusuri kontak erat enam pasien terkonfirmasi pneumonia misterius.
Baca SelengkapnyaInformasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.
Baca SelengkapnyaMycoplasma merupakan bakteri penyebab utama pneumonia misterius di China.
Baca SelengkapnyaJangan mudah percaya dan cek setiap informasi yang kalian dapatkan.
Baca Selengkapnya