Pakar Kesehatan Sebut Bio Saliva Cocok untuk Anak dan Bayi
Merdeka.com - PT Bio Farma berencana meluncurkan alat untuk mendeteksi Covid-19 bernama Bio Saliva. Ditargetkan, sebanyak 40.000 unit Bio Saliva yang akan diproduksi PT Bio Farma per bulan untuk tahap awal.
Dewan Pakar Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI), Hermawan Saputra mengatakan, Bio Saliva sudah diteliti dan digunakan di Amerika Serikat. Bio Saliva memiliki sejumlah kelebihan daripada alat tes Covid-19 lain.
Pertama, sangat praktis karena menggunakan materi air liur. Kedua, bisa digunakan untuk anak dan bayi yang sensitif terhadap alat tes Covid-19 berbentuk stik.
-
Siapa yang terlibat dalam penelitian Covid-19 ini? Tim peneliti yang dipimpin oleh Wellcome Sanger Institute dan University College London di Inggris menemukan respons kekebalan baru yang memberikan pertahanan garis depan yang kuat.
-
Apa yang ditemukan peneliti? Para peneliti menggambarkan spesies baru dari genus Calotes di Tiongkok selatan dan Vietnam utara.
-
Apa yang ditemukan oleh peneliti? Para peneliti yang dipimpin oleh Shuhai Xiao di Virginia Tech menemukan fosil spons laut berusia 550 juta tahun, menjelaskan kesenjangan 160 juta tahun dalam catatan fosil.
-
Apa yang diujicoba oleh para ilmuwan? Para ilmuwan sedang melakukan percobaan untuk membuat prototipe chip jaringan 6G di masa depan.
-
Apa yang ditemukan ilmuwan? Menariknya, para ilmuwan baru-baru ini menemukan salah satu fosil burung terror yang diyakini menjadi yang terbesar yang pernah ditemukan.
"Nah saya pikir Bio Saliva ini bisa diperuntukkan kalangan yang sensitif seperti anak-anak dan bayi," katanya saat dihubungi merdeka.com, Kamis (8/7).
Namun, harga tes Covid-19 menggunakan Bio Saliva lebih mahal jika dibandingkan dengan swab antigen. Meskipun, Bio Farma memastikan harga Bio Saliva lebih murah daripada real time polymerase chain reaction (RT-PCR).
"Kalau dari segi biaya tentu saja ini menjadi debat karena biaya yang mahal jadi dikhawatirkan tidak terjangkau," ujarnya.
Menurutnya, Bio Saliva tak jauh berbeda dengan swab antigen. Pembedanya hanya pada pengambilan spesimen. Swab antigen dilakukan dengan mengambil sampel cairan pernapasan (lendir) dari hidung atau bagian tenggorokan. Sedangkan Bio Saliva mengambil sampel air luar dari hasil kumur-kumur.
"Jadi dengan cara kumur-kumur kemudian dites dengan alat tertentu dan pada akhirnya bisa dideteksi. Kalau kita ingat cara antigen juga sama sih, cuma cara pengambilannya saja yang berbeda," jelasnya.
Hermawan menyebut, penggunaan Bio Saliva di Indonesia tetap membutuhkan penelitian meskipun sudah pernah digunakan di Amerika Serikat. Penelitian ini untuk memastikan seberapa efektivitas Bio Saliva mendeteksi Covid-19.
"Ini harus dipelajari klinikal efektivitasnya, kan dianggap lebih baik dari antigen. Jadi itu juga harus diteliti. Karena antigen sejauh ini menunjukkan efektivitas cukup baik, di atas 70 persen, 80 persen," pungkasnya.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menurutnya, galon-galon tersebut sudah memiliki standar SNI dan telah melewati serangkaian penelitian dan uji kecocokan pangan.
Baca SelengkapnyaTemuan dan hasil inovasi sejumlah warga negara Indonesia ini mendapatkan pengakuan ilmiah di kancah internasional.
Baca SelengkapnyaNamun kalau untuk yang komorbid, kata Menkes, risiko tetap ada karena virusnya tidak hilang.
Baca SelengkapnyaProduksi vaksin dalam negeri dianggap akan mampu mendorong ketahanan kesehatan nasional.
Baca SelengkapnyaMetode PCR sebelumnya juga digunakan untuk mendeteksi virus corona.
Baca SelengkapnyaHasil penelitian terbaru menemukan cara yang bisa dilakukan untuk mempersingkat pemulihan pada anak.
Baca SelengkapnyaBiasanya, orang dewasa kerap mencium balita saat kumpul bersama keluarga di momen Lebaran.
Baca SelengkapnyaPenyakit disebabkan dari konsumsi air yang tidak jernih di antaranya diare.
Baca SelengkapnyaDemi bantu penuhi kebutuhan air mineral berkualitas dan bebas BPA pada ibu hamil dan anak, IBI hadirkan Posko OPOR Bu Bidan saat mudik.
Baca SelengkapnyaPasokan air minum tersebut sudah mengalir sampai ke lingkungan Sekretariat Negara, termasuk di Istana Presiden dan Istana Garuda.
Baca SelengkapnyaSepanjang 2023, Etana berhasil kembangkan produk bioteknologi dan vaksin.
Baca SelengkapnyaMenteri PUPR Basuki Hadimuljono melakukan uji coba air minum dari Instalasi Pengolahan Air Minum (IPA) Sepaku.
Baca Selengkapnya