Pakar Masih Diskusikan Pemberian Dua Dosis Vaksin Johnson & Johnson
Merdeka.com - Sejumlah pakar vaksin internasional masih mendiskusikan terkait pemberian dua dosis vaksin Johnson & Johnson untuk mengukur tingkat perlindungan bagi para penerima.
"Indonesia beberapa hari lalu (11 September 2021) menerima kedatangan vaksin Johnson & Johnson, yang sudah mendapat 'Emergency Use Listing' (EUL) dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan 'Emergency Use Authorization' (EUA) dari Badan POM dan diberikan hanya satu kali, sehingga dianggap punya kelebihan karena lebih praktis dengan satu kali suntikan saja," kata Guru Besar Paru Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Prof Tjandra Yoga Aditama melalui pernyataan tertulis yang diterima di Jakarta, dilansir Antara, Rabu (22/9).
Tjandra mengatakan pada pertemuan sejumlah pakar vaksin internasional yang berlangsung Selasa (21/9) malam, dibicarakan sejumlah hasil penelitian tentang pemberian dua dosis vaksin Johnson & Johnson.
-
Apa saja yang dibahas dalam pertemuan? Dalam pertemuan tersebut keduanya membahas tentang kerja sama pertukaran peserta pendidikan, alih pengetahuan dan teknologi, latihan bersama, serta upaya kolaboratif dalam meningkatkan kemampuan pertahanan kedua negara.
-
Siapa yang terlibat dalam pertemuan tersebut? Kepala Badan Perlindungan Pekerjaan Migran Indonesia (BP2MI) Benny Rhamdani menemui Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam), Hadi Tjahyanto di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Selasa (5/3/).
-
Apa yang mereka bicarakan? Keduanya mengaku dalam pertemuan tersebut menemukan kesamaan dalam menghadapi pemilu 2024.
-
Siapa pembicara? Akhirnya sampai di acara inti, ceramah pada sore hari ini akan disampaikan oleh ustaz Muhammad Halim.
-
Siapa yang terlibat dalam penelitian Covid-19 ini? Tim peneliti yang dipimpin oleh Wellcome Sanger Institute dan University College London di Inggris menemukan respons kekebalan baru yang memberikan pertahanan garis depan yang kuat.
-
Apa yang ditemukan oleh para peneliti? Puluhan petroglief berusia ribuan tahun ditemukan terukir di atas bebatuan di balik semak-semak di daerah pedesaan di Tanum, Provinsi Bohusian, Swedia.
Pada saat yang sama, kata Tjandra, pimpinan perusahaan produsen vaksin Johnson & Johnson memberi keterangan pers bahwa dua dosis vaksin produksi mereka memberi proteksi sampai 94 persen untuk mencegah seseorang tertular dan sampai bergejala.
"Angka ini sepadan dengan angka proteksi dari vaksin Moderna atau Pfizer yang memang diberikan dua dosis. Pihak produsen juga menyampaikan bahwa tambahan dosis kedua vaksin Johnson & Johnson akan meningkatkan imunitas sangat baik dan juga melindungi dari infeksi yang amat berat," kata Tjandra.
Menurut Tjandra, pihak produsen menyampaikan bahwa pemberian satu kali vaksin tersebut dapat menghasilkan respons imun yang kuat dan juga menimbulkan memori kekebalan dalam waktu lama. "Bila booster kedua diberikan, kekuatan proteksinya terhadap COVID-19 makin meningkat lagi," katanya.
Menurut Tjandra, pihak Johnson & Johnson menyampaikan rencana pemberian dua dosis vaksin sejak Agustus 2021. "Kami akan mencoba membicarakan dengan pejabat kesehatan terkait tentang kemungkinan potensi strategi bahwa vaksin Johnson & Johnson diberikan lagi sesudah sekitar 8 bulan atau lebih setelah pemberian dosis pertamanya,” kata Tjandra mengutip pernyataan perusahaan Johnson & Johnson.
Mantan Direktur WHO Asia Tenggara itu mengatakan perkembangan tersebut belum banyak dikenal luas di Indonesia, karena selama ini yang selalu dibicarakan adalah pemberian vaksin Johnson & Johnson sebanyak satu kali suntik.
"Perkembangan baru ini tentu akan jadi kajian lebih lanjut pemerintah dalam menentukan kebijakan vaksinasi Johnson & Johnson yang baru beberapa hari sampai di negara kita," katanya.
Tjandra mengatakan ilmu pengetahuan tentang COVID-19 memang amat dinamis, dapat saja berubah sesuai hasil penelitian terakhir dan perlu dikuasai dengan baik.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menkes angkat bicara mengenai efek samping vaksin Covid-19 AstraZeneca
Baca SelengkapnyaKomnas KIPI sebelumnya mengatakan tidak ada kejadian sindrom TTS setelah pemakaian vaksin Covid-19 AstraZeneca.
Baca SelengkapnyaPemerintah mengimbau masyarakat untuk melakukan vaksinasi Covid-19 sampai dosis kelima atau booster ketiga.
Baca SelengkapnyaCakupan imunisasi PCV pada bayi tahun 2023, yakni sebanyak 139.887 atau 84,48 persen.
Baca SelengkapnyaBelakangan, vaksin AstraZeneca disebut-sebut memicu kejadian trombosis with thrombocytopenia syndrome (TTS) atau pembekuan darah.
Baca SelengkapnyaKegiatan ini dilakukan secara massal dan serentak sebagai bentuk penanggulangan kejadian luar biasa atau KLB Polio.
Baca SelengkapnyaIntroduksi vaksin dengue bertujuan mencegah penyebaran demam berdarah.
Baca SelengkapnyaCovid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.
Baca SelengkapnyaJamie Scott, seorang pria beranak dua mengalami cedera otak serius setelah mengalami penggumpalan darah dan pendarahan di otak usai mendapatkan vaksin itu p
Baca SelengkapnyaPemkot Tasikmalaya memulai program vaksinasi rotavirus (RV) dan human papillomavirus (HPV) pada Rabu (9/8).
Baca SelengkapnyaPenerima vaksin ini adalah laki-laki yang dalam dua minggu terakhir melakukan hubungan seksual berisiko dengan atau tanpa status ODHIV.
Baca Selengkapnya