Pakar Masih Teliti Keefektifan Vaksin Terhadap Varian Baru Virus Corona
Merdeka.com - Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Zubairi Djoerban, mengatakan para ahli optimis vaksin Covid-19 bisa efektif terhadap varian virus Corona baru, SARS-CoV-2 (B.1.1.7). Namun, keyakinan tersebut belum utuh.
Zubairi mengakui, para ahli belum yakin 100 persen terhadap keefektifan vaksin yang sudah dikembangkan oleh para ahli selama satu tahun ini. Sebab, kata dia, belum ada hasil penelitian yang dilakukan terhadap B.1.7.1 dengan vaksin yang sudah terbukti bisa mengatasi Covid-19.
"Para ahli belum 100 persen yakin karena harus dibuktikan dengan penelitian yang menyertakan pasien dengan varian baru," kata Zubairi dalam konferensi pers virtual yang disiarkan di Youtube resmi BNPB Indonesia, Selasa (29/12).
-
Bagaimana cara meningkatkan ketahanan kesehatan melalui vaksin? Menkes Budi juga menambahkan, untuk mendukung ketahanan kesehatan, diperlukan penelitian yang berkelanjutan dan mengikuti perkembangan teknologi. Pemerintah melalui berbagai program terus mendorong pengembangan vaksin berbasis teknologi terkini.
-
Bagaimana penanganan Covid-19 di Indonesia? Jokowi memilih menggunakan strategi gas dan rem sejak awal untuk menangani pandemi Covid-19. Gas dan rem yang dimaksudkan Jokowi diimplementasikan dalam tiga strategi yakni penanganan kedaruratan kesehatan, jaring pengaman sosial, dan pemulihan ekonomi. Inilah yang kemudian menjadi ujung tombak dalam penanganan Covid-19 di Indonesia.
-
Bagaimana vaksin kanker ini bekerja? Putin menyatakan keyakinannya bahwa vaksin tersebut, bersama dengan obat imunomodulator generasi baru, akan segera menjadi bagian integral dari terapi individual yang efektif.
-
Bagaimana vaksin DBD bekerja? Vaksin DBD bekerja dengan cara merangsang sistem kekebalan tubuh untuk mengenali dan melawan virus dengue, sehingga memberikan perlindungan terhadap infeksi lebih lanjut.
-
Siapa yang terlibat dalam produksi vaksin dalam negeri? Salah satu proyek unggulannya adalah pengembangan Vaksin Merah Putih atau INAVAC yang bekerja sama dengan Universitas Airlangga (Unair).
-
Bagaimana vaksin melindungi anak? Pemberian vaksinasi ini merupakan langkah penting untuk mencegah munculnya sejumlah masalah kesehatan.
Oleh sebab itu, para ahli masih melakukan penelitian terhadap pasien yang terkonfirmasi B.1.7.1. Saat ini, ada dua vaksin yang sedang diteliti.
"Sekarang lagi dikerjakan dengan 2 vaksin untuk mendeteksi apakah vaksin-vaksin ini tetap bisa mengatasi varian virus Corona baru B.1.7.1 ini," kata Zubairi.
Meskipun masih meneliti, para pakar tetap optimis jika vaksin Covid-19 yang dikembangkan saat ini tetap bisa melawan virus Corona. Ahli Penyakit Dalam Universitas Indonesia itu pun menjelaskan alasannya.
"Para ahli optimis, karena kita tahu bahwa kalau divaksin, kita punya kekebalan di banyak tempat. Kalau ada virus varian baru, yang gagal cuma di satu tempat artinya di tempat lain tetap jalan, kita tetap optimis," ujarnya.
Dia meminta masyarakat Indonesia untuk tetap mematuhi protokol Covid-19 untuk membentengi diri dalam melawan virus Corona varian apapun. Dia juga mengingatkan masyarakat untuk mengakses informasi yang akurat mengenai virus Corona baru ini.
Sebab, kata Zubairi, ada banyak informasi tidak benar yang beredar di masyarakat, misalnya tentang keefektifan vaksin Covid-19 terhadap B.1.7.1 itu.
"Untuk menghadapi varian virus baru ini, kita harus mengetatkan protokol kesehatan dan vaksinasi tentunya, namun vaksinnya memang masih diteliti efektif atau tidak," imbuhnya.
"Masyarakat juga bisa mengakses British Medical Journal yang sudah dipublikasikan pada 23 Desember lalu untuk membaca semua tentang B.1.7.1. Bisa juga lihat di jurnal kedokteran yang terakreditasi atau di media cetak/online," ujarnya.
Zubairi melihat, pemerintah Indonesia sudah cukup cepat tanggap dalam menghadapi pandemic Covid-19 ini. Dia berharap ke depannya pemerintah semakin baik dalam membuat kebijakan-kebijakan terkait virus Corona, ditambah lagi varian baru virus Corona yang penularannya sangat cepat, bahkan sudah ditemukan di negara tetangga Indonesia, yakni Singapura.
Sebagai informasi, B.1.7.1 ini sudah ditemukan di luar Inggris, seperti di Belanda, Australia, Denmark, Italia, Islandia, Singapura, Australia, dan Afrika Selatan.
"Nah di Afrika Selatan ini memang sedikit berbeda ya, jadi kita kita (Indonesia) memang harus menjaga negara kita sekali. Kita harus selalu menyimak perkembangan pandemic, karena cara penularannya cepat sekali. Maka epidemiologi dan kebijakannya harus disesuaikkan dengan kondisi terakhir," tutupnya.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Masyarakat juga diminta segera melengkapi vaksinasi Covid-19, khususnya pada kelompok berisiko.
Baca SelengkapnyaCovid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.
Baca SelengkapnyaPenemuan kasus yang dihimpun per tanggal 6-23 Desember 2023 sebanyak 5 kasus.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 di Indonesia kembali meningkat. Kenaikan terjadi sejak dua pekan terakhir saat Singapura dihantam lagi badai Covid-19.
Baca SelengkapnyaNamun kalau untuk yang komorbid, kata Menkes, risiko tetap ada karena virusnya tidak hilang.
Baca SelengkapnyaVarian JN.1 merupakan pemicu lonjakan Covid-19 di Singapura.
Baca Selengkapnyamengonfirmasi tren kasus mingguan Covid-19 di Indonesia kembali mengalami peningkatan.
Baca SelengkapnyaInformasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.
Baca SelengkapnyaDua kasus kematian baru dari pasien Covid-19 pada Desember 2023.
Baca SelengkapnyaPenularan varian JN.1 telah ditemukan di Jakarta dan Batam.
Baca SelengkapnyaKemenkes mengimbau masyarakat tetap menjaga kesehatan. Selain itu, tidak lupa pakai masker di keramaian dan rajin mencuci tangan .
Baca SelengkapnyaVarian tersebut memicu ada peningkatan kasus Covid-19 di Singapura.
Baca Selengkapnya