Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Pakar Nilai Keputusan Pemerintah Tetapkan KKB di Papua Sebagai Teroris Terburu-buru

Pakar Nilai Keputusan Pemerintah Tetapkan KKB di Papua Sebagai Teroris Terburu-buru Viral Video KKB Papua Kehabisan Makanan, Minta Bantuan Teman Dibilang 'Kami Juga Susah'. Instagram/©2021 Merdeka.com

Merdeka.com - Pemerintah telah resmi menggolongkan kelompok kriminal bersenjata (KKB) atau Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) serta para pendukungnya sebagai kelompok teroris.

Pengamat Terorisme Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta, Zaki Mubarak menilai, keputusan pemerintah menetapkan KKB di Papua sebagai teroris terlalu terburu-buru. Alasannya banyak pihak yang dilihatnya cukup keberatan dengan keputusan tersebut.

"Banyak pihak yang keberatan dengan penetapan KKB sebagai teroris, seharusnya juga didengarkan. Ingat negara kita saat ini menganut sistem demokratis, bukan otoriter lagi. Jadi ada persoalan akuntabilitas dalam penetapan itu," katanya kepada merdeka.com, Minggu (2/5).

Orang lain juga bertanya?

Sehingga dengan ditetapkannya sebagai teroris, lanjut dia, maka payung merujuk pada UU Nomor 5 tahun 2018 tentang pemberantasan terorisme, dalam hal ini Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror. Walaupun, dia tetap menyakini bila peran TNI masih tetap ada melalui Perpres Nomor 7 tahun 2021.

Namun, Zaki menyoroti, jika Densus 88 yang berada di ujung tombak dalam memberantas gerakan KKB di Papua. Dia khawatir sumber daya manusia (SDM) dari Densus 88 dapat mengatasi aksi teror dari KKB.

"Karena Densus 88 desain peran dan fungsi tidak diarahkan menghadapi perang-perang separatisme semacam ini, apalagi di medan gerilya yang sulit dijangkau," terangnya.

Dia menilai, dalam permasalahan di Papua seharusnya yang diperbaiki adalah kebijakan ekonomi-politik, memperkuat good governance di Papua, hingga mengawal semua pembangunan agar berjalan dengan baik. Bukan malah pendekatan militeristik.

"Jangan lalu ke opsi militer sebagai satu-satunya cara penyelesaian. Tidak juga, cari gampangnya saja dengan meneroriskan kelompok perlawanan yang ada di gunung dan hutan itu yang jumlahnya sebenarnya tidak begitu banyak," ujarnya.

Selain itu, jata dia, perlu adanya sinergi manajemen Polri dan TNI harus diperbaiki, terutama pada level pusat. Karena untuk saat ini sinergi antara dua institusi kedua belah pihak masih belum berjalan dengan baik.

"Saat ini sinerginya masih dianggap kurang berjalan dengan bagus. Sehingga muncul persepsi di publik justru terjadi persaingan antara Polri dan TNI di lapangan yang berdampak pada kurang efektifnya kebijakan-kebijakan menjaga keamanan di Papua," terangnya.

Potensi Pelanggaran HAM Semakin Tinggi

Sedangkan, Zaki juga memandang jika pelabelan KKB sebagai teroris akan membuat semakin tingginya potensi pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) yang terjadi di Papua. Sebagaimana rentetan aksi teror yang penanganannya banyak di warnai pelanggaran HAM.

"Konsep dari masyarakat sipil penindakan KKB akan efektif jika berbasis HAM melalui penegakan hukum yang akuntabel. Yang sekarang aja rentang pelanggaran HAM, ke depannya dengan memukul rata mereka semua teroris, potensi pelanggaran HAM akan semakin besar," ujarnya.

Oleh sebab itu, dia mengacu pasa rekomendasi kelompok masyarakat sipil yang menyarankan seharusnya penyelesaian masalah teror di tanah Papua diselesaikan dengan non militeristik. Sehingga konflik Papua reda jika pemerintah berhasil mewujudkan kesejahteraan ekonomi dan good governance.

"Ini yang kurang berhasil, meski dana Otsus dan dana tambahan infrastruktur sejak 2002-2021 sudah mencapai hampir Rp140 triliun, tapi dampak sosial ekonominya belum terasa bagi masyarakat Papua.Sebagian di korupsi, sebagian tidak tepat sasaran. Banyak yang dibagi cash ke suku- suku tanpa ada pendampingan bagaimana memanfaatkannya dengan benar," pungkasnya.

Sebelumnya, Menko Polhukam Mahfud MD mengatakan, penetapan tersebut sebagaimana pernyataan yang telah disampaikan oleh Ketua MPR, BIN, Polri, TNI, hingga tokoh masyarakat dan adat Papua itu sendiri.

"Sejalan dengan itu semua, dengan pernyataan-pernyataan mereka itu, maka pemerintah menganggap bahwa organisasi dan orang-orang di Papua yang melakukan kekerasan masif dikategorikan sebagai teroris," tutur Mahfud dalam konferensi pers di Kantor Kemenkopolhukam, Jakarta, Kamis (29/4).

Mahfud mengutip ketentuan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2018, disebutkan bahwa teroris adalah siapa pun orang yang merencanakan, menggerakkan, dan mengorganisasikan terorisme.

"Berdasarkan definisi yang dicantumkan dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2018, maka apa yang dilakukan oleh KKB dan segala organisasinya dan orang-orang yang terafiliasi dengannya adalah tindakan teroris," jelas dia.

"Untuk itu maka pemerintah sudah meminta kepada Polri, TNI, BIN, dan aparat terkait itu segera melakukan tindakan secara cepat, tegas, dan terukur menurut hukum. Dalam arti jangan sampai menyasar ke masyarakat sipil," tambah Mahfud. (mdk/fik)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Panglima TNI Ganti Penyebutan KKB Papua Jadi OPM, Anggota DPR Ungkap Dampak Politis
Panglima TNI Ganti Penyebutan KKB Papua Jadi OPM, Anggota DPR Ungkap Dampak Politis

Penyebutan istilah KKB menjadi OPM memiliki dampak politis serta konsekuensi pada cara menyelesaikan.

Baca Selengkapnya
Teror KKB Kian Meresahkan, Pangdam Cenderawasih Tegaskan Tak Ada Penambahan Pasukan di Papua
Teror KKB Kian Meresahkan, Pangdam Cenderawasih Tegaskan Tak Ada Penambahan Pasukan di Papua

KKB terus menebar teror. Termasuk pilot Susi Air yang disandera masih mereka tawan. Penyanderaan sudah dilakukan hampir lima bulan.

Baca Selengkapnya
Panglima TNI Blak-blakan Ganti Nama KKB Papua Jadi OPM: Tidak Ada Negara dalam Satu Negara
Panglima TNI Blak-blakan Ganti Nama KKB Papua Jadi OPM: Tidak Ada Negara dalam Satu Negara

Menurut Panglima TNI, aksi teror pihak separatis di Papua harus segera diberantas.

Baca Selengkapnya
Tolak Pembangunan, KKB Bakar Rumah Anggota DPRD dan Kios di Papua Pegunungan
Tolak Pembangunan, KKB Bakar Rumah Anggota DPRD dan Kios di Papua Pegunungan

TNI Polri akan bertindak tegas dengan penegakan hukum terhadap aksi KKB.

Baca Selengkapnya
TNI Sebut KKB Jadi OPM: Kami Tidak Ragu Dalam Melangkah!
TNI Sebut KKB Jadi OPM: Kami Tidak Ragu Dalam Melangkah!

Kebijakan Panglima TNI mengubah penyebutan nama KKB menjadi OPM berdampak pada kinerja TNI.

Baca Selengkapnya
Berbeda dengan TNI, Polri Tetap Pakai Istilah KKB
Berbeda dengan TNI, Polri Tetap Pakai Istilah KKB

"Polri tetap menyebut KKB,” kata Kasatgas Humas Operasi Damai Cartenz AKBO Bayu

Baca Selengkapnya
Terungkap Penyebab Rentetan Kontak Tembak KKB dengan TNI Polri di Intan Jaya Papua
Terungkap Penyebab Rentetan Kontak Tembak KKB dengan TNI Polri di Intan Jaya Papua

Tercatat sejak 19-23 Januari 2024, teror KKB menyebabkan satu anggota Polri meninggal dunia, 4 KKB meninggal dunia, dan 3 KKB luka tembak.

Baca Selengkapnya
TNI Tegas Tidak Rekomendasikan Pesawat Terbang ke Sugapa Papua di Tengah Teror KKB
TNI Tegas Tidak Rekomendasikan Pesawat Terbang ke Sugapa Papua di Tengah Teror KKB

Imbauan itu sebagai bentuk antisipasi penembakan yang dilakukan KKB

Baca Selengkapnya
Pentolan KKB Abu Bakar Kogoya Dilaporkan Tewas usai Baku Tembak dengan TNI-Polri
Pentolan KKB Abu Bakar Kogoya Dilaporkan Tewas usai Baku Tembak dengan TNI-Polri

osok pentolan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB), Abu Bakar Kogoya dilaporkan ditembak mati.

Baca Selengkapnya
TNI Kembali Sebut KKB Papua sebagai OPM, Apakah Operasi Penindakan Bakal Ikut Berubah?
TNI Kembali Sebut KKB Papua sebagai OPM, Apakah Operasi Penindakan Bakal Ikut Berubah?

Anggota Komisi I DPR Bobby Rizaldi meminta pemerintah satu sikap dalam melabeli penyebutan Kelompok bersenjata di Papua.

Baca Selengkapnya
KKB Bakar Pasar Yapimakot di Pegunungan Bintang Papua
KKB Bakar Pasar Yapimakot di Pegunungan Bintang Papua

Pembakaran terjadi setelah KKB kontak senjata dengan petugas patroli gabungan Ops Damai Cartenz.

Baca Selengkapnya
Takut Usai KKB Tembak Brimob dan Bakar Rumah, Warga Sugapa Intan Jaya Berbondong-bondong Mengungsi ke Pos TNI
Takut Usai KKB Tembak Brimob dan Bakar Rumah, Warga Sugapa Intan Jaya Berbondong-bondong Mengungsi ke Pos TNI

KKB juga membakar bangunan pelayanan kesehatan dan tempat ibadah. Hal ini juga menambah rasa takut dan trauma warga Sugapa.

Baca Selengkapnya