Pakar Nilai Permohonan Maaf Luhut Sikap Ksatria: Kalau Belum Berhasil Ya Ngomong
Merdeka.com - Epidemiolog dari Universitas Airlangga, Windhu Purnomo, mengapresiasi permohonan maaf yang disampaikan Koordinator PPKM Darurat Jawa-Bali, Luhut Binsar Panjaitan. Dia menilainya sebagai sikap ksatria.
Menurut dia, pandemi Covid-19 sudah cukup lama melanda Tanah Air. Karena itu, wajar jika pemerintah menyampaikan permohonan maaf bila berbagai upaya yang dilakukan belum berhasil.
"Jadi kalau memang kita belum berhasil, belum efektif ya ngomong. Minta maaf, kita akan perbaiki. Bagus. Itu sikap yang ksatria," ujar dia saat dihubungi Merdeka.com, Senin (19/7).
-
Bagaimana Pangkoopsudnas sampaikan permohonan maaf? 'Dengan telah berakhirnya tugas saya di Koopsudnas, sebagai manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan, saya atas nama keluarga dan pribadi menyampaikan permohonan maaf. Saya berharap jalinan silaturahmi, tetap terpelihara. Saya juga mengucapkan terima kasih dan apresiasi setinggi-tingginya atas loyalitas, dedikasi dan kinerja baik dari seluruh anggota sekalian dalam membantu tugas saya selama di Koopsudnas,' ujar Tonny.
-
Siapa saja yang perlu meminta maaf? Kesalahan bisa secara tak sengaja maupun sengaja kita lakukan kepada orang terdekat. Di antaranya yakni seperti orang tua, kakak, adik, kekasih, suami, istri, atau anak.
-
Siapa yang minta maaf? 'Saya ingin meminta maaf kepada Alex atas pernyataan saya yang terlalu 'kasar' dalam wawancara setelah balapan. Saat itu, emosi saya sangat tinggi karena situasi yang terjadi dan saya melihat data telemetri dari sudut pandang yang negatif. Namun, saya menyadari bahwa kata-kata saya terlalu 'kasar'. Saya tidak bermaksud menyatakan bahwa ia sengaja menyebabkan kecelakaan saya,' ujar Bagnaia.
-
Siapa yang perlu meminta maaf? Ketika saya mengatakan, 'Maaf,' itu karena saya benar-benar menyesali sesuatu.
-
Mengapa meminta maaf penting? Permintaan maaf yang tulus bisa sangat bermanfaat. Tidak masalah jika kita menyakiti seseorang secara sengaja atau tidak, kita harus bertanggung jawab. Dengan mengakui kesalahan, kita mempunyai kesempatan untuk membangun kembali kepercayaan, memvalidasi pengalaman, dan menyembuhkan luka.
-
Siapa yang harus minta maaf? Dari berbagai sumber, berikut kami merangkum kata-kata minta maaf kepada orang tua tulus dan menyentuh hari, bisa menjadi rekomendasi Anda.
Permohonan maaf, lanjut dia, juga jamak disampaikan oleh pemimpin negara lain. Ketika mereka menilai kinerja penanganan pandemi belum optimal atau merasa kecolongan.
"Sama seperti pemimpin negara-negara lain. Seperti Taiwan misalnya baru minta maaf padahal selama itu berhasil mereka. Hanya gagal sebentar, naik dan sekarang sudah bagus lagi. Itu pun minta maaf. Apalagi seperti sekarang ini yang kita lagu menanjak," ujar dia.
Dalam pandangan dia, apa yang diucapkan Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi itu juga harus mampu diucapkan oleh Presiden. Menurut dia, meskipun tidak ada keharusan Presiden harus minta maaf, tetapi permohonan maaf yang diucapkan Presiden dinilai bisa kembali mengerek naik kepercayaan rakyat.
"Alangkah lebih baik lagi kalau (presiden juga mengucapkan). Karena di dunia ini juga begitu. Banyak pimpinan negara, pimpinan nasionalnya mereka minta maaf pada rakyat," tukas dia.
"Tidak apa-apa. Rakyat akan melalui kok. Kalau memang mereka (pemerintah) bekerja kemudian sementara belum berhasil. Tidak ada keharusan. Itu akan membawa kepercayaan rakyat meningkat lagi," imbuh dia.
Dia menegaskan, yang paling penting yakni langkah pemerintah setelahnya. Permohonan maaf yang diucapkan mesti berbuah pada perubahan kebijakan penanganan Covid-19.
"Ada perubahan dong. Kalau tetap saja. Nanti jangan-jangan, kalau kita makin panjang begini yang berat kan masyarakat, kematian akan meningkat lagi karena rumah sakit juga tidak mampu menampung. Jadi harus berubah," tandas dia.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan meminta maaf kepada masyarakat apabila pelaksanaan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Darurat Jawa dan Bali belum berjalan dengan optimal. Luhut merupakan Koordinator PPKM Darurat Jawa-Bali.
"Dari lubuk hati yang paling dalam, saya ingin minta maaf kepada seluruh rakyat Indonesia jika dalam penanganan PPKM Jawa-Bali ini masih belum optimal," ujar Luhut dalam konferensi pers, Sabtu (17/7).
Dia berjanji akan terus bekerja keras dalam menangani pandemi Covid-19 di Jawa dan Bali. Khususnya, dalam menurunkan penyebaran virus Corona varian Delta yang memiliki tingkat penularan tinggi.
"Saya bersama jajaran menteri terkait akan terus bekerja keras untuk memastikan bahwa penyebaran varian delta ini bisa diturunkan," ujar dia.
Saat ini, kata dia, pemerintah sedang mengevaluasi apakah kebijakan PPKM darurat yang akan berakhir 20 Juli mendatang perlu diperpanjang atau tidak. Luhut menyebut keputusan ini akan diumumkan dalam 3 hari mendatang.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sebagai seorang manusia, setiap pemimpin tentu memiliki kesalahan dan kekurangan.
Baca SelengkapnyaMenurutnya, hal penting yang harus dilakukan oleh Jokowi yakni mempertanggungjawabkan kebijakan.
Baca SelengkapnyaJokowi meminta maaf kepada pejabat TNI-Polri jika punya salah selama memimpin 10 tahun ini.
Baca SelengkapnyaWakil Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jazilul Fawaid menilai permintaan maaf Presiden Jokowi di akhir masa jabatannya wajar saja
Baca SelengkapnyaKapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo meminta maaf kepada masyarakat bila kinerja institusi Polri belum memenuhi harapan masyarakat.
Baca SelengkapnyaPemerintahan Jokowi mewariskan masalah yang cukup besar pada sistem demokrasi.
Baca SelengkapnyaKetum MUI menyampaikan terima kasih kepada Jokowi dan Wapres Ma'ruf Amin atas kontribusi yang diberikan untuk negara.
Baca SelengkapnyaKartika Putri meminta maaf kepada publik soal pernyataannya tentang capres mengaji.
Baca SelengkapnyaAnwar berharap Jokowi dan Ma'ruf tetap memberikan kontribusinya untuk kebaikan Indonesia
Baca SelengkapnyaHal ini dilakukan sebagai evaluasi Korps Bhayangkara.
Baca SelengkapnyaHal itu diucapkan Jokowi dalam pidato kenegaraan Sidang Tahunan 2024 di Gedung MPR/DPR.
Baca SelengkapnyaKaesang Pangarep menilai, bahwa seorang presiden juga tidak luput dari kesalahan.
Baca Selengkapnya