Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Pakar Nilai Tak Tepat Taruna TNI Enzo Dikaitkan Radikal Gara-Gara Bendera

Pakar Nilai Tak Tepat Taruna TNI Enzo Dikaitkan Radikal Gara-Gara Bendera Enzo Zenz. ©2019 Merdeka.com/ istimewah

Merdeka.com - Pakar Studi Islam dari New York University, Amerika Serikat, Ismail Fajrie Alatas menilai pengaitan bendera yang di bawah Enzo Alliie taruna Akmil blasteran Prancis sebagai bendera teroris dan radikal adalah sikap yang kurang tepat. Menurutnya, memang tidak bisa dinaifkan kalau ada beberapa kelompok teroris yang menggunakan simbol tauhid dengan latar hitam.

"Tetapi kan itu tidak serta-merta orang yang menggunakan bendera itu kemudian teroris atau radikal," kata Ismail kala dihubungi, Jakarta, Kamis (8/8).

Menurutnya tulisan tauhid atau 'Laa Ilaaha Illallah' itu merupakan milik semua umat Islam. Jadi sesuatu yang keliru mengaitkan itu dengan terorisme.

Ismail melanjutkan, di kalangan sejarahwan terjadi perdebatan mengenai bendera Islam. Memang, kata Ismail, ada riwayat-riwayat pada awal sejarah Islam yang menyatakan bahwa bendera Nabi Muhammad SAW berwarna hitam.

"Bendera nabi pada saat berperang dan pada saat beliau menaklukkan kota Mekkah itu berwarna hitam. Tapi kalau diteliti lebih lanjut, riwayat-riwayat tersebut dikumpulkan pada imperium Abbasiyah, yang mana khilafah Abbasiyah mengadopsi warna hitam sebagai warna official," tutur Ismail.

Masih menurut Asisten Profesor Studi Islam dan Timur Tengah di New York University itu, pada saat tentara Islam pun tidak punya satu warna, melainkan berbeda-beda. Warnanya terbagi ke dalam legiun-legiun suku.

Karena saat itu, kata Ismail, ketentaraan dalam Islam tidak memiliki tentara profesional (standing army). Tentara-tentara dari berbagai suku tersebut dipimpin oleh panglima. Sistem ini menurut Ismail disebut 'al-tasanud'.

"Walaupun misalnya si panglimanya ini memiliki warna sendiri, tapi bukan berarti suku lain mau mengikuti warna itu. Dia punya warnanya sendiri. Jadi setiap suku itu punya warna-warnanya sendiri," paparnya.

Panji atau bendera hitam, kata Ismail baru dicanangkan sebagai warna resmi pada kekhilafahan Abbasiyah. Yaitu pada masa Abu Jafar Abdullah bin Muhammad Al Mansur putra dari Muhammad bin Ali bin Abdullah bin Abbas bin Abdul Muthalib.

"Karena ini sudah imperium nih. Kalau imperium kan sudah ada birokrasi dan tentara profesional. Maka sudah bisa disatukan dalam satu warna," jelasnya.

Reporter: Yopi MSumber: Liputan6.com

(mdk/eko)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Membedah Aturan KUHP Tindak Pidana Terorisme dan Perlunya Kehati-hatian dalam Penanganan Pelaku
Membedah Aturan KUHP Tindak Pidana Terorisme dan Perlunya Kehati-hatian dalam Penanganan Pelaku

Salah satu praktik yang masih ditemui saat ini adalah terorisme yang berbasis ideologi agama dan kekerasan.

Baca Selengkapnya
Guru Besar UMY Tegaskan Kelompok Radikal Intoleran Tak Jelas Sumber Ilmu & Gurunya
Guru Besar UMY Tegaskan Kelompok Radikal Intoleran Tak Jelas Sumber Ilmu & Gurunya

Perdebatan tentang urgensi mendirikan negara Islam sudah selesai ketika pendiri bangsa sepakat dengan format Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Baca Selengkapnya
Gerakan NII dan Desakan Dimasukkannya Jadi Organisasi Teroris Buntut Kontroversi Al-Zaytun
Gerakan NII dan Desakan Dimasukkannya Jadi Organisasi Teroris Buntut Kontroversi Al-Zaytun

Hal ini bertujuan untuk memberikan payung hukum bagi aparat di lapangan untuk melakukan penindakan.

Baca Selengkapnya
BPIP: Bangsa Ini Sudah Biasa Bertindak dengan Menghargai Perbedaan
BPIP: Bangsa Ini Sudah Biasa Bertindak dengan Menghargai Perbedaan

Dengan perilaku toleransi tinggi, Indonesia diyakini kebal dengan serangan paham radikal terorisme ingin pecah belah NKRI.

Baca Selengkapnya
Profil Syafiq Riza Basalamah, Ustaz yang Ditolak GP Ansor di Surabaya
Profil Syafiq Riza Basalamah, Ustaz yang Ditolak GP Ansor di Surabaya

PAC GP Ansor dan Banser Gunung Anyar menolak Ustaz Riza Syafiq Hasan Basalamah karena diduga terindikasi berasal dari HTI.

Baca Selengkapnya
Buntut Ramai Kasus Al-Zaytun, BNPT Minta NII Masuk Daftar Organisasi Teror
Buntut Ramai Kasus Al-Zaytun, BNPT Minta NII Masuk Daftar Organisasi Teror

BNPT meminta gerakan Negara Islam Indonesia (NII) dimasukan ke dalam daftar terduga terorisme dan organisasi terorisme (DTTOT).

Baca Selengkapnya
Akademisi Ingatkan Bahaya Kelompok Pemecah Belah Bangsa, Jangan Sampai NKRI Dirusak!
Akademisi Ingatkan Bahaya Kelompok Pemecah Belah Bangsa, Jangan Sampai NKRI Dirusak!

Indonesia harus kuat dari berbagai upaya destabilisasi gencar dilakukan khususnya dari kelompok dan jaringan teror.

Baca Selengkapnya
Tuanku Nan Renceh, Tokoh Islam Generasi Pertama yang Menyerukan Gerakan Paderi
Tuanku Nan Renceh, Tokoh Islam Generasi Pertama yang Menyerukan Gerakan Paderi

Sosok ulama dari Tanah Minangkabau ini begitu taat dalam menegakkan ajaran-ajaran Islam dan memicu adanya gerakan Paderi.

Baca Selengkapnya
Kasus Terduga Teroris Karyawan BUMN, Waspadai Jaringan Sosial untuk Cegah Radikalisme
Kasus Terduga Teroris Karyawan BUMN, Waspadai Jaringan Sosial untuk Cegah Radikalisme

Noor Huda berpesan agar masyarakat tidak terpaku pada stereotipe atau subjektivitas yang berlaku di masyarakat.

Baca Selengkapnya
MUI: Jika Ada Pihak Benturkan Agama dengan Falsafah Bangsa Jelas Keliru
MUI: Jika Ada Pihak Benturkan Agama dengan Falsafah Bangsa Jelas Keliru

Untuk mengatasi permasalahan di negara ini bukan sebuah sistem baru, tapi persatuan dan kesatuan.

Baca Selengkapnya
KAI Tak Akan Tolerir, Serahkan Kasus Dugaan Terorisme Pegawai DE ke Penegak Hukum
KAI Tak Akan Tolerir, Serahkan Kasus Dugaan Terorisme Pegawai DE ke Penegak Hukum

Gerakan salafisme-wahhabisme merupakan cikal bakal lahirnya radikalisme agama hingga pintu masuknya terorisme.

Baca Selengkapnya