Pakar Sebut Masa Inkubasi Varian Delta Hanya 5 Hari
Merdeka.com - Pakar Kesehatan sekaligus dokter relawan Covid-19, Muhammad Fajri Adda'i mengatakan masa inkubasi varian Delta hanya sekitar 3 sampai 5 hari. Masa inkubasi ialah waktu bagi virus berkembang biak dalam tubuh manusia sampai menimbulkan gejala.
Masa inkubasi varian Delta ini yang menjadi dasar pemerintah menurunkan masa karantina bagi pelaku perjalanan internasional menjadi 5 hari, dari sebelumnya mencapai 8 hari.
"Dasarnya karena sekarang 90 persen yang ada di dunia, termasuk Indonesia varian Delta. Varian sebelumnya itu masa inkubasinya 8 sampai 12 hari. Varian Delta ini memang masa inkubasi lebih cepat 3 hari, 4 hari, 5 hari," katanya dalam diskusi virtual, Kamis (29/10).
-
Bagaimana cara virus Corona varian Omicron bermutasi? Mereka menemukan bahwa varian asli Omicron BA1 telah mengalami lebih dari 50 kali mutasi, termasuk beberapa yang memungkinkannya untuk menghindari sistem kekebalan tubuh manusia.
-
Siapa yang menetapkan libur panjang di 2025? Pemerintah Indonesia telah resmi menetapkan hari libur nasional hingga cuti bersama untuk tahun 2025 mendatang.
-
Mengapa Covid-19 menjadi pandemi global? Pandemi Covid-19 telah menjadi salah satu peristiwa paling berdampak di abad ke-21. Penyakit yang disebabkan oleh virus corona jenis baru ini telah menginfeksi lebih dari 200 juta orang dan menewaskan lebih dari 4 juta orang di seluruh dunia.
-
Aturan apa yang dicabut tentang masker? Pemerintah Indonesia akhirnya mencabut kebijakan wajib menggunakan masker bagi masyarakat di tempat umum. Kebijakan tersebut tertuang dalam Surat Edaran (SE) Nomor 1 Tahun 2023 tentang Protokol Kesehatan pada Masa Transisi Endemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19).
-
Kapan kasus Covid-19 meningkat? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Siapa yang menetapkan hari libur 2025? SKB 3 Menteri tentang Libur Nasional dan Cuti Bersama Tahun 2025 ditandatangani oleh Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB), Abdullah Azwar Anas; Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas; dan Plt. Menteri Ketenagakerjaan, Airlangga Hartarto, yang diwakili oleh Wakil Menteri Ketenagakerjaan, Afriansyah Noor.
Menurut Fajri, seseorang yang terinfeksi varian Delta bisa menghasilkan virus sebanyak 1.200 hingga 1.800. Berbeda dengan varian Covid-19 lain yang hanya menghasilkan virus di bawah 1.200.
Fajri menekankan, karantina lima hari bagi pelaku perjalanan internasional yang masuk ke Indonesia sangat penting. Sebab, melalui karantina, pemerintah bisa memantau status kesehatan pelaku perjalanan internasional.
Berkaca pada situasi awal tahun 2021, lebih dari 1.000 pelaku perjalanan internasional yang masuk ke Indonesia positif Covid-19. Padahal, mereka sudah membawa surat hasil tes Polymerase Chain Reaction (PCR) negatif Covid-19.
"Artinya, tes yang negatif tidak bisa menggambarkan orang itu betul-betul negatif, terbebas dari Covid-19. Itu tidak bisa memastikan, makanya butuh karantina," sambungnya.
Fajri menambahkan, sejumlah negara di dunia termasuk Amerika Serikat kembali mengalami lonjakan kasus Covid-19. Berdasarkan jurnal yang dipublikasikan Nature, salah satu penyebabnya pelaku perjalanan internasional.
"Ternyata dari sekian ribu data yang masuk, terjadi penularan karena international traveler salah satunya. Intinya berpindah karena virus ini kan tidak bisa berpindah sendiri, virus ini bukan kambing atau anjing yang bisa menyerang sendiri. Dia butuh manusia, butuh kita makhluk hidup yang membawanya. Jadi karantina ini menjadi hal esensial supaya negara kita tidak meledak lagi," tutupnya.
Ketentuan karantina lima hari bagi pelaku perjalanan internasional di Indonesia tertuang dalam Surat Edaran (SE) Nomor 20 Tahun 2021 tentang Protokol Kesehatan Perjalanan Internasional Pada Masa Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19). Dalam aturan ini juga disebutkan pelaku perjalanan internasional wajib menjalani dua kali tes PCR selama masa karantina.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Saat ini, Omicron EG.5 mendominasi di tengah kenaikan kasus Covid-19.
Baca SelengkapnyaPB IDI mengimbau masyarakat untuk menerapkan lagi protokol kesehatan seperti memakai masker dan menghindari kerumunan.
Baca SelengkapnyaKemenkes memperoleh beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19, salah satunya datang dari Kota Bandung.
Baca SelengkapnyaSejak September 2024, bandara memberlakukan batas waktu berpelukan bagi para pelancong yang ingin bertemu atau mengantarkan orang terkasih.
Baca SelengkapnyaInformasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.
Baca SelengkapnyaSeseorang bisa mengalami flu dalam waktu cukup lama, namun hingga berapa lama biasanya penyakit ini tetap bisa menyebar?
Baca SelengkapnyaPenularan varian JN.1 telah ditemukan di Jakarta dan Batam.
Baca SelengkapnyaMohammad Syahril, melanjutkan, varian Covid Eris termasuk ke dalam kelompok varian XBB, yang merupakan 'anakan' atau turunannya varian Omicron.
Baca SelengkapnyaBahkan, muncul narasi menyatakan bahwa virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 tidak ada.
Baca Selengkapnyamengonfirmasi tren kasus mingguan Covid-19 di Indonesia kembali mengalami peningkatan.
Baca SelengkapnyaTerjadi lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia menjelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
Baca Selengkapnya