Paku Buwono XIII bongkar pagar penghalang di dalam keraton
Merdeka.com - Raja Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat Sri Susuhunan Paku Buwono XIII Hangabehi akhirnya membongkar pagar besi di dalam keraton, Minggu (2/4). Pagar besi yang ditutup seng tersebut dibongkar dengan menggunakan gerinda. Satu persatu besi dipotong di tengah hujan deras.
Ratusan polisi dipimpin Kapolresta AKBP Ribut Hari Wibowo dan Wakapolresta AKBP Andi Rifai dan Satlinmas berjaga di dalam maupun luar keraton. Setiap pintu masuk kompleks keraton di Kelurahan Baluwarti, Pasarkliwon tersebut mendapatkan pengawasan ketat.
Meski sudah direncanakan sejak hari Minggu (2/3) lalu, namun pembongkaran baru bisa dilaksanakan hari ini. Ketegangan juga nampak di dalam maupun luar keraton saat pembongkaran. Namun kekhawatiran akan terjadinya gesekan antara kedua kubu yang berseteru hingga Minggu sore tidak terjadi dan baru sebagian pagar yang dibongkar.
-
Siapa yang membangun benteng ini? Penjajahan Bangsa Belanda di Indonesia menyisakan peninggalan-peninggalan yang hingga kini masih bisa kita jumpai keberadaannya.
-
Kapan benteng itu dibangun? Arkeolog mengatakan benteng ini dibangun antara tahun 2250 SM dan 1950 SM, dan mereka memperkirakan benteng ini digunakan setidaknya selama empat abad, sampai sekitar tahun 1626 dan 1542 SM.
-
Siapa yang membangun benteng? Dikenal sebagai Helpideburg, 'benteng berbentuk cincin yang sangat besar' ini didirikan selama periode Karoling, sekitar akhir abad ke-8.
-
Kenapa pagar putih di Salatiga masih berdiri hingga sekarang? Dalam sebuah video, tampak suasana jalan raya di depan kantor pos di Kota Salatiga. Lalu perekam video menunjukkan sebuah foto lama yang memperlihatkan suasana jalanan itu pada tahun 1928. Tampak belum banyak bangunan berdiri dalam foto tersebut. Selain itu jalanan belum penuh kendaraan dan kondisinya yang belum diaspal. Sementara pada background foto jalanan tersebut terlihat pemandangan Gunung Merbabu yang indah. Sebuah pagar bercat putih di sebelah kanan jalan yang terpampang dalam foto itu masih berdiri hingga sekarang. Menunjukkan betapa tuanya usia pagar tersebut.
-
Kapan benteng Gunung Palasari dibangun? Berdasarkan situs Pemkab Sumedang, benteng Belanda di Gunung Palasari dibangun pada tahun 1913 silam.
-
Di mana pagar sisi utara Istana Majapahit ditemukan? Belum lama ini, lokasi pagar sisi utara Majapahit berhasil terungkap. Hal itu menyusul dari temuan situs yang diberi nama Bhre Kahuripan oleh Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XI menggandeng ahli bidang geologi yaitu dari Pusat Riset Kebencanaan Geologi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Informasi yang dihimpun menyebutkan, pagar yang dibongkar merupakan penghubung antara Sasana Narendra (tempat tinggal raja) dengan Langen Katong yang berada di lokasi utama Keraton Kasunanan Surakarta.
Pagar yang dibangun sekitar 4 tahun lalu itu selama ini menjadi penghalang PB XIII melakukan aktivitasnya sebagai Raja Surakarta. Termasuk di antaranya menghadiri peringatan Satu Suro dan peringatan Naik Tahta atau Tingalan Dalem Jumenengan ke-13 serta kegiatan adat keraton lainnya.
Tercatat, selama 4 tahun terakhir, meski sebagai raja, PB XIII Hangabehi tak bisa menghadiri Tingalan Dalem Jumenengan. Tingalan Dalem Jumenengan diadakan oleh kubu Dewan Adat yang dihadiri Plt PB XIII, KGPH Puger di Sasana Sewaka. Sementara sang raja, harus mengadakan kegiatan sama di lokasi lain dalam keraton yakni di Sasana Narendra.
Salah satu petinggi Lembaga Dewan Adat, KKPH Eddy Wirabhumi yang juga suami GRAy Koes Moertiyah alias Gusti Moeng menyayangkan pembongkaran tersebut. Padahal, kata pria yang juga menjabat Ketua Eksekutif Lembaga Hukum Keraton Kasunanan Surakarta itu, pagar pembatas tersebut dibangun atas dasar kesepakatan bersama.
"Ya kami menyayangkan, kenapa kok dibongkar. Pagar pembatas itu dibangun atas kesepakatan kedua pihak. Mereka (PB XIII) yang membangun pagar, kami hanya menambal dengan seng. Sekarang kok mereka sendiri yang membongkar," ujarnya.
Kapolresta Solo AKBP Ribut Hari Wibowo berharap tak ada gesekan dalam pembongkaran pagar tersebut. Menurut rencana akan ada lagi upaya mediasi antara kedua kubu yang berseteru.
"Masalah di keraton ini harus diselesaikan secara kekeluargaan. Rencananya akan ada mediasi lagi," pungkas Kapolresta. (mdk/cob)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Panggung Sangga Buwana dulunya dibuat untuk mengintai musuh dari ketinggian.
Baca SelengkapnyaPagelaran dan Sitihinggil telah terbentuk walau masih sederhana.
Baca SelengkapnyaArkeolog berhasil menemukan lokasi pagar sisi utara hingga tiga tapak gapura dari Istana Majapahit.
Baca SelengkapnyaAda sejak tahun 1782 Masehi, Kori Brajana Lor berusia sekitar 3 abad lebih.
Baca SelengkapnyaKoalisi Demak dan Cirebon mencemaskan Sri Baduga di Pakuan.
Baca SelengkapnyaSeseorang berambut panjang yang mengenakan kaos hitam juga memukul pesilat Pagar Nusa yang mengawal rombongan Rizki.
Baca SelengkapnyaPemkot Solo dan Kementerian PUPR lebih memprioritaskan Alun-alun Utara dan Selatan untuk revitalisasi awal.
Baca SelengkapnyaPada saat berkuasa di Kasunanan Surakarta, Pakubuwono X kerap melakukan kunjungan ke berbagai daerah.
Baca SelengkapnyaKerajaan Pajajaran masih tidak terkalahkan dari serangan musuh, sampai benteng super kokoh yang mengelilinginya dibobol oleh “orang dalam”.
Baca SelengkapnyaDimakan usia, Ndalem Sasono Mulyo Keraton Surakarta nyaris roboh
Baca SelengkapnyaPSDKP juga tidak mengetahui maksud dan tujuan dari pemagaran itu.
Baca Selengkapnya