Pamerkan Barang Antik Koleksinya, Fadli Zon Paling Berkesan dengan Surat Bung Karno
Merdeka.com - Sejumlah barang antik dan bernilai sejarah koleksi pribadi Wakil Ketua DPR RI, Fadli Zon dipamerkan di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta Selatan. Barang-barang yang dipamerkan di antaranya benda-benda yang pernah dipakai tokoh bangsa seperti Mohammad Hatta dan Sutan Sjahrir.
Perkakas Sutan Sjahrir yang dipamerkan yaitu jam tangan Rolex. Jam tangan ini bertahun 1945. Selain itu ada juga seperangkat perkakas milik Mohammad Hatta seperti peci, dasi, dua koper kulit warna coklat, dan kacamata.
Selain dua tokoh pendiri bangsa itu, barang koleksi Fadli yang dipamerkan yaitu dua koper milik Soeharto dan biola maestro Idris Sardi. Barang langka dan antik yang dipamerkan juga berupa koran dan buku. Ada dua koran lama yaitu Selompret Malajoe tahun 1862, Warta Madura-Syuu tahun 1945. Ada juga Injil atau Bibel terbitan 1532 dan Alquran terjemahan bahasa Prancis tahun 1688.
-
Siapa yang menyumbangkan koleksi artefak ini? Patung ini bagian dari koleksi yang dibawa ke Kanada oleh seorang imigran Yunani dari Prancis, Vincent Diniacopoulos. Istrinya, Olga, menyumbangkan koleksi dan arsip artefak ini ke Universitas Concordia Montreal pada 1999 silam.
-
Mengapa artefak tersebut penting? 'Artefak ini adalah karya unik Bogazkoy. Untuk pertama kalinya, kita dihadapkan pada sebuah karya yang dihias dengan pemandangan yang dibuat dengan begitu rumit dan indah.
-
Mengapa artefak ini penting? Dalam sebuah pernyataan pers, Universitas Innsbruck mengatakan relik ini memiliki makna luar biasa karena kelangkaannya di antara artefak Kristen awal.
-
Apa koleksi arkeolog pertama? Koleksi tersebut di antaranya adalah lempengan tanah liat yang berisi informasi mengenai jumlah kuil dan tempat suci yang ada di Naipur di masa lalu, dua lempengan dari tahun 1100 SM dan 1095 SM yang berisi referensi kronologis untuk raja-raja periode itu, prasasti Nabonidus dan barang-barang antik lain yang tak ternilai harganya.
Barang-barang antik dan bersejarah yang dipamerkan ini merupakan koleksi Fadli yang disimpan di Fadli Zon Library berlokasi di kawasan Bendungan Hilir. Selain barang antik, dipamerkan pula sejumlah buku yang ditulis atau disunting sendiri oleh Fadli seperti Mimpi-Mimpi yang Kupelihara; Kumpulan Puisi 1983-1991, kumpulan puisi Air Mata Buaya, Keris Minangkabau, Keris Lombok, dan Politik Huru Hara Mei 1998.
Untuk mengumpulkan sejumlah benda bersejarah ini, Fadli mengatakan dirinya membutuhkan waktu sekitar 25-30 tahun. Semua benda tersebut menurutnya berkesan. Sebagian benda bersejarah milik para tokoh tersebut didapatkan dari keluarga.
"Semuanya berkesan sih. Terutama surat-suratnya bung Karno, jam-nya Sutan Sjahrir, kacamata bung Hatta dan lain lain," ujarnya, Senin (19/8).
Koleksi Fadli Zon adalah salah satu yang dipamerkan dalam Pameran bersama Museum DPR RI 2019 "Museum untuk Kemajuan Informasi dan Peradaban Bangsa" yang berlangsung selama tiga hari yaitu dari 19-21 Agustus. Partisipan lainnya dalam pameran ini yaitu Museum Multatuli, Museum Nasional, Museum Konferensi Asia Afrika, Museum BI, Museum Bank Mandiri, dan lainnya.
Museum, bagi politikus Gerindra ini memiliki arti penting bagi sebuah bangsa. Peradaban sebuah bangsa terekam dalam sebuah museum.
"Peradaban sebuah bangsa, budaya sebuah bangsa itu terekam di dalam museumnya. Jadi kalau melihat perjalanan bangsa itu kita lihat dari museum-museum di negara itu, di bangsa itu. Itulah saya kira kenapa kita perlu mengedepankan Museum sebagai etalase peradaban dan menjadi artefak yang hidup," jelasnya.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Laci ini terakhir dibuka di tahun 2008 sebelum sang kakek wafat belasan tahun lalu.
Baca SelengkapnyaMulanya Megawati menceritakan dirinya yang tengah mengkhayal seandainya pada saat itu hidup seveteran dengan ayahnya Bung Karno.
Baca SelengkapnyaBarang-barang jadul yang dikoleksi pria ini sukses mencuri perhatian warganet.
Baca SelengkapnyaJaket Bung Karno, Komitmen Pemimpin Daerah Lanjutkan Perjuangan Sejahterakan Masyarakat
Baca SelengkapnyaProvinsi Bengkulu pernah menjadi tempat pengasingan Presiden Soekarno selama era sebelum kemerdekaan dalam rentang tahun 1938-1942.
Baca SelengkapnyaFadli juga dikenal sebagai penulis dan editor yang aktif menerbitkan karya-karya di bidang politik dan sosial kebudayaan.
Baca SelengkapnyaMantan Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo mengajak Pramono-Rano keliling ke Museum MH Thamrin.
Baca SelengkapnyaFadli Zon memaparkan sejumlah program kerja prioritas yang akan dilakukan dalam kurun waktu 100 hari pertama usai dilantik oleh Presiden Prabawo.
Baca SelengkapnyaSeorang pria tua berusia 80 tahun sukses mencuri perhatian. Awalnya, kakek tua itu tengah berusaha menyeberang jalan raya.
Baca SelengkapnyaKampanye di Ende, Ganjar Pranowo Napak Tilas di Rumah Pengasingan Bung Karno
Baca SelengkapnyaMengunjungi rumah masa remaja Bung Karno, ada lumbung padi hingga tempat tinggal pekerja.
Baca SelengkapnyaDi sini, jejak masyarakat Sunda sejak zaman prasejarah tersimpan apik.
Baca Selengkapnya