Pandangan MUI soal New Normal dalam Perspektif Islam
Merdeka.com - Majelis Ulama Indonesia (MUI) sampai saat ini masih membahas terkait 'new normal' untuk menjalani pola hidup baru di tengah pandemi Covid-19, dari segi kesehatan dalam perspektif Islam.
Wasekjen MUI Amirsyah Tambunan mengatakan, umat Islam harus hati-hati dalam memahami istilah new normal baik teks maupun konteks. Menurut dia, kehati-hatian itu berdasarkan tradisi literasi Umat Islam mempelajari Alquran yang memiliki beda titik, baris, apalagi beda huruf punya makna yang berbeda.
"Tradisi ini merupakan keniscayaan bagi umat Islam untuk lebih hati-hati dalam membaca kosa kata atau diksi seperti New Normal," kata Amirsyah kepada merdeka.com, Rabu (27/5).
-
Apa makna Al-Quran bagi umat muslim? Al-Quran bukan hanya panduan hidup, melainkan cahaya yang menerangi jiwa dan hati yang mencari kedamaian.
-
Mengapa penting memahami ajaran Islam? Selain itu, berusaha memahami makna dan kandungan ajaran Islam secara mendalam juga sangat penting. Mengikuti majelis ilmu, membaca buku-buku keislaman, serta berdiskusi dengan ulama dan sesama Muslim dapat memperkaya pengetahuan dan memperkuat keyakinan.
-
Kenapa kata-kata islami penting? Dengan memadukan nilai-nilai kebaikan, kesabaran, dan ketawakalan, kata-kata tersebut dapat membangkitkan semangat seseorang untuk menghadapi tantangan hidup dengan penuh keyakinan.
-
Bagaimana cara mengetahui makna Islam? Dengan mengetahui dan memahami makna agama Islam, kita juga bisa semakin mengerti bagaimana seharusnya menjadi seorang muslim yang benar.
-
Siapa yang menerangkan makna Islam? Dari Umar radhiyallahu ta'ala 'anhu berkata, 'Ketika kami sedang duduk-duduk bersama dengan Rasulullah SAW, tiba-tiba muncul seorang laki-laki yang pakaiannya sangat putih, rambutnya sangat hitam, pada dirinya tidak terlihat tanda-tanda seorang musafir, namun tidak ada satu pun di antara kami yang mengenalnya. Hingga ia duduk di dekat Nabi SAW. Dia menempelkan lututnya ke lutut Nabi SAW dan meletakkan telapak tangannya di atas paha Nabi. Dia berkata: Wahai Muhammad, jelaskan padaku tentang Islam? Rasulullah SAW menjawab: Islam adalah engkau bersyahadat bahwasannya tiada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah, dan Muhammad adalah utusan Allah, menegakkan sholat, menunaikan zakat, berpuasa Ramadhan, dan melaksanakan haji ke Baitullah jika engkau mampu melaksanakannya.' (HR. Muslim).
-
Bagaimana cara menghormati kitab-kitab Allah? Cara beriman kepada kitab-kitab Allah SWT sebelum Al-Qur'an meliputi beberapa hal berikut: ... 3. Menghormati dan Mengagungkan: Menghormati kitab-kitab tersebut sebagai bagian dari wahyu Allah. Ini termasuk tidak meremehkan atau memperolok-olokkan isi atau keberadaannya.
New Normal Jangan Buat Umat Bingung
Menurutnya, kata new normal, bisa sebaliknya jadi tidak normal, karena fakta empirik masih belum normal. Oleh sebab itu, menuju new normal harus dimulai dari pemahaman yang normal.
"Ketika melihat situasi objektif seperti saat ini belum normal, masih memerlukan tahapan yang harus terukur, sehingga kita tidak terjebak dengan diksi yang justru membuat umat bingung," ujarnya.
Mengutip penjelasan Direktur Regional WHO untuk Eropa Hans Henri P. Kluge, Amirsyah menjelaskan bahwa ada enam syarat negara menerapkan new normal. Pertama harus bedasarkan penurunan transmisi angka pasien Covid-19.
"Jika transmisi belum terkendali, maka new normal belum dapat dilakukan. Kedua, kapasitas sistem kesehatan sudah mampu mengidentifikasi dan melakukan Test, Trace dan Treat," kata Amirsyah.
Ketiga, Amirsyah mengatakan new normal harus tetap melakukan pengaturan yang ketat pada tempat maupun komunitas rentan, seperti lansia dan pemukiman padat. Keempat, pencegahan di tempat kerja dengan menerapkan protokol medis yang ketat.
"Termasuk, kelima risiko imported case sudah dapat dikendalikan oleh semua pemangku kepentingan dan terakhir masyarakat mempunyai kesadaran kolektif untuk ikut berperan dan terlibat terutama melaksanakan protokol medis," kata dia.
New Normal dalam Perspektif Islam
Atas new normal yang ramai menjadi perbincangan, Amirsyah menerangkan new normal dari pandangan Islam yakni, dimulai dari kehidupan normal, tidak bisa jika dari kehidupan yang belum normal seperti saat ini.
"Kehidupan normal dalam Islam terhindar dari situasi darurat. Dalam aqidah fiqih menghindarkan kerusakan atau kerugian diutamakan atas upaya membawakan keuntungan atau kebaikan (dar’ul mafâsid muqoddam ‘alâ jalbil masholih). Untuk itu dalam aspek ajaran Islam menekankan kepada pencegahan melalui konsep bersuci (taharah)," ujar dia.
Selain itu, dia menyebutkan Islam telah mengajarkan konsep bersuci lahir dan batin. Dalam kaitannya, tradisi bersuci lahir batin merupakan awal seseorang menuju kehidupan yang normal (new normal) karena telah baligh dan berakal.
Maka dari itu new normal dalam Islam, kata Amirsyah, yakni memelihara agama, Jiwa, Keturunan, harta, dan akal semua itu sebagai kewajiban menuju kehidupan new normal, dalam pandangan Islam.
"Islam mengatur tata kehidupan manusia normal untuk mendapatkan kebahagiaan baik hidup di dunia maupun akhirat nanti. Sehingga umat muslim akan terdorong untuk selalu melaksanakan tindakan yang normal dan bermanfaat bagi orang lain. Perbuatan yang normal menjadi awal bangkitnya sebuah masyarakat dan bangsa," pungkasnya.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hamid berpesan jangan cepat memvonis atau menjadikan orang atau kelompok lain hal yang tidak baik, apalagi memusuhinya, kemudian membencinya.
Baca SelengkapnyaPenggunaan istilah hijrah saat ini menjadi cukup tenar, khususnya di kalangan generasi muda atau dikenal dengan istilah hijrah milenial.
Baca SelengkapnyaTahun baru Hijriah identik dengan perjalanan hijrah Nabi Muhammad SAW dari Makkah menuju Madinah.
Baca SelengkapnyaPenting membedakan hal yang relevan dan tidak sehingga tidak terjebak dalam paham radikal
Baca SelengkapnyaMajelis Ulama Indonesia (MUI) menyinggung soal perbedaan awal Ramadan dengan Muhammadiyah. Masyarakat diingatkan untuk saling menghormati perbedaan.
Baca SelengkapnyaBerikut cara beriman kepada Kitab Allah sebelum Al-Qur'an yang wajib dilakukan umat Muslim.
Baca SelengkapnyaSelain penguasaan literasi yang baik, seorang ulama juga harus memiliki akhlak dan karakter yang santun, tenang, dan tidak mudah menghasut.
Baca SelengkapnyaMenag Yaqut Cholil Qoumas berpesan meski ada perbedaan merupakan satu hal yang lumrah tak perlu dibesar besarkan.
Baca SelengkapnyaBelajar tentang tajwid hukumnya ialah fardu kifayah, sedangkan membaca Al-Quran sesuai tajwid hukumnya fardu’ain.
Baca SelengkapnyaTantangan zaman ini seringkali datang begitu cepat dan mengancam siapapun yang tidak siap beradaptasi.
Baca SelengkapnyaWapres Maruf Amin menegaskan perbedaan sudah menjadi hal yang biasa.
Baca SelengkapnyaWapres juga menjelaskan. Hijrah mengandung dua makna, yakni hijrah hissiyah dan hijrah ma'nawiyyah.
Baca Selengkapnya