Pandemi Covid-19, Tingkat Partisipasi Pemilih Pilkada Solo 70,5 Persen
Merdeka.com - Tingkat partisipasi pemilih dalam Pilkada Solo 2020 di masa pandemi Covid-19 tak sesuai target. Komisi Pemilihan Umum (KPU) Solo menargetkan sebesar 77,5 persen, namun berdasarkan data sementara hanya 70,5 persen.
"Berdasarkan rekap di tingkat kecamatan, datanya (tingkat partisipasi pemilih) 70,52 persen," ujar Ketua KPU Solo Nurul Sutarti, saat membuka Rapat Pleno Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara Tingkat Kota Surakarta Pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Surakarta tahun 2020, di The Sunan Hotel Solo, Rabu (16/12).
Meski mengalami penurunan dibanding Pilkada sebelumnya, namun KPU mencatat masih tingginya partisipasi pemilih perempuan.
-
Apa itu Pilkada Serentak? Pilkada Serentak merujuk pada pemilihan kepala daerah yang dilaksanakan secara bersamaan di seluruh wilayah Indonesia, termasuk pemilihan gubernur, bupati, dan wali kota.
-
Apa itu Pilkada? Pilkada atau Pemilihan Kepala Daerah adalah proses demokratisasi di Indonesia yang memungkinkan rakyat untuk memilih kepala daerah mereka secara langsung.
-
Di mana Pilkada Serentak 2020 diselenggarakan? Berikut adalah daftar provinsi-provinsi yang menyelenggarakan Pilkada Serentak 9 Desember 2020 tersebut:Sulawesi UtaraSulawesi TengahKalimantan UtaraKalimantan SelatanKalimantan TengahSumatera BaratKepulauan RiauJambiBengkulu
-
Kapan Pilkada Serentak terakhir? Pilkada terakhir yang diselenggarakan di Indonesia adalah Pilkada Serentak 2020, yang berlangsung pada tanggal 9 Desember 2020.
-
Kenapa Pilkada 2020 menarik perhatian? Pilkada 2020 menarik perhatian karena dilaksanakan di tengah pandemi Covid-19.
"Kalau kita mencatat partisipasi pemilih dari pilkada ke pilkada, dari pilkada 2005 ke pilkada 2010, 2015 sampai pilkada 2020, tingkat partisipasi pemilih perempuan paling konsisten, Lebih tinggi dari tingkat partisipasi pemilih pria," tandasnya.
Dengan kondisi tersebut, KPU akan menjadikan hal tersebut sebagai evaluasi untuk sosialisasi ke depan saat Pilkada berikutnya digelar. Kondisi Pandemi Corona, juga membuat KPU mendapatkan pelajaran berharga dalam penyelenggaraan Pilkada.
"Tentunya banyak kekurangan dan kelebihan KPU dalam penyelenggaraan Pilkada, bagaimana agar masyarakat mau datang ke masing-masing TPS," katanya.
Sementara real count KPU untuk Pilkada Kota Solo 2020, pasangan Gibran Rakabuming Raka-Teguh Prakosa (Gibran-Teguh) unggul telak dari pasangan Bagyo Wahyono-FX Supardjo (Bajo).
Data sementara real count di situs resmi KPU, pilkada2020.kpu.go.id, Selasa (15/12) suara masuk 1.231 dari 1.231 TPS atau 100 persen, pasangan Gibran - Teguh memperoleh 86,5 persen atau total 225.419 suara. Sedangkan pasangan Bajo memperoleh 13,5 persen, dengan total 35.113 suara.
Pasangan Gibran-Teguh juga unggul di semua kecamatan. Di Laweyan Gibran-Teguh meraup 35.581 suara, Bajo 6.762 suara Di Kecamatan Serengan Gibran-Teguh 20.564, Bajo 3.241; Pasarkliwon, Gibran-Teguh 31.793, Bajo 5.259 ; Jebres, Gibran-Teguh 64.770 suara, Bajo 8.448. Sedangkan di Kecamatan Banjarsari Gibran-Teguh 72.711 dan Bajo 1.140 suara.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ia menyatakan bersyukur dan berterima kasih karena sebagian besar pelaksanaan pilkada berjalan dengan baik.
Baca SelengkapnyaKPU RI membeberkan partisipasi masyarakat pada Pilkada 2024 hanya 68 persen.
Baca SelengkapnyaBawaslu menyebut, menurunnya partisipasi pemilih di Pilkada Jakarta harus menjadi refleksi bersama.
Baca SelengkapnyaMenurut KPU ada kemungkinan penurunan partisipasi pemilih ketimbang Pemilihan Presiden (Pilpres).
Baca SelengkapnyaPilkada terakhir yang diselenggarakan di Indonesia adalah Pilkada Serentak 2020, yang berlangsung pada tanggal 9 Desember 2020.
Baca SelengkapnyaDari 1.241.196 daftar pemilih tetap, hanya 795.364 orang yang menyalurkan haknya atau dengan persentase 64,08 persen dan dari total suara
Baca SelengkapnyaJawa Tengah menjadi satu-satunya daerah yang angka golputnya turun dibanding provinsi lainnya pada Pilgub 2024.
Baca SelengkapnyaHasil monitoring KPUD DKI Jakarta menunjukkan warga yang memilih calon gubernur dan calon wakil gubernur hanya 50 persen.
Baca SelengkapnyaDPR tengah mencermati implikasi penyelenggaraan Pilkada serentak 2024 dengan rendahnya tingkat partisipasi politik warga dalam menggunakan hak suaranya.
Baca SelengkapnyaTiti Anggraini menilai pada penyelenggaraan Pilkada 2024, belum banyak yang mengusung kebutuhan maupun peran perempuan.
Baca SelengkapnyaDengan adanya penurunan partisipasi masyarakat pada Pilkada tersebut. Maka, perlu dilakukannya refleksi hingga evaluasi.
Baca SelengkapnyaAngka partisipasi pemilih hanya tercapai 71,92 persen dari target 75 persen.
Baca Selengkapnya