Panen raya, harga beras di Kabupaten Bogor diprediksi kembali normal
Merdeka.com - Harga beras di Kabupaten Bogor diperkirakan akan kembali normal setelah panen raya atau pada akhir Maret 2015 ini. Pemkab Bogor menargetkan, panen raya Maret-April nanti menghasilkan 125.000 ton gabah kering giling.
Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor Prasetyowati, memperkirakan, panen raya akan berlangsung pada akhir Maret. Dari luas 20.737 hektare sawah yang berada di Kabupaten Bogor, diharapkan bisa menghasilkan 125.000 ton gabah kering giling.
"Hasil gabah kering akan menyusut sekitar 10 persen setelah di giling. Artinya, ketersediaan beras di Bogor pada akhir Maret hingga April mencapai 112.000 ton beras. Setelah panen raya nanti, harga beras akan diprediksi kembali normal," katanya, Rabu (11/3).
-
Dimana harga beras juga naik? Kenaikan harga sembako juga terjadi di Pasar Belakang Kodim Brebes. Harga telur ayam dari Rp26.000 per kilogram menjadi Rp28.000 per kilogram. Begitu pula dengan harga beras medium yang naik Rp1.000 per kilogram.
-
Bagaimana harga beras di pasaran? Harga beras di pasaran masih di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah.
-
Kenapa harga beras naik di Jawa Tengah? Kenaikan ini dinilai signifikan dengan kondisi kemarau panjang yang sedang melanda berbagai daerah di Jawa Tengah.
-
Apa target produksi beras Kementan? Menyambut Peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS) 2023, Kementerian Pertanian (Kementan) mendorong kepala daerah memperkuat produksi pangan guna menekan inflasi, khususnya merealisasikan target produksi beras sebanyak 35 juta ton pada musim panen yang akan datang.
-
Apa target Kementan untuk produksi beras? Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengajak kepala dinas pertanian se-Indonesia untuk mengawal jalannya produksi beras pada tahun ini. Dia ingin Indonesia mampu mencapai swasembada sehingga tak lagi bergantung pada kebijakan impor.
-
Apa yang dilakukan Menteri Pertanian dalam meningkatkan produksi beras? 'Pak Mentan mendorong untuk dipercepat penanaman kembali. Setelah panen langsung dilakukan olah tanah menggunakan traktor, mekanisasi pertanian modern sehingga mempercepat penanaman kembali,' tuturnya.
Menurut Prasetyowati, melambungnya harga beras saat ini disebabkan oleh keterlambatan masa tanam padi. Seharusnya masa tanam dilakukan pada Oktober 2014 saat musim hujan tiba. Namun karena musim penghujan mundur, sehingga para petani baru menggarap sawah pada November 2014.
"Di sisi lain, persediaan padi pada masa panen raya Mei 2014 sudah habis hingga Januari 2015, dan mengakibatkan beras langka pada Februari kemarin," ujarnya.
Persoalan lainnya, kata Prasetyowati, sebagian besar persawahan di Bogor merupakan sawah tandan hujan atau hanya mengandalkan musim hujan untuk bercocok tanam, sehingga hanya mempunyai musim panen satu kali dalam setiap tahunnya.
Sementara itu, dari pantauan di Pasar Ciomas, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor, harga beberapa komunitas beras mulai turun. Salah seorang pedagang, Dede (43), mengatakan, untuk beras kualitas baik seperti Pandan Wangi, saat ini dijual Rp 9.000 per liter yang dua minggu lalu masih bertahan di harga Rp 12.000 per liter.
Begitu juga dengan beras kualitas sedang yang turun menjadi Rp 7.800 per liter dari sebelumnya Rp 8.500 per liter. Sedangkan untuk beras kualitas rendah, saat ini dijual dengan harga Rp 6.000 per liter atau turun seribu rupiah dari harga sebelumnya.
Menurut Dede, turunnya harga beras didorong oleh pasokan yang mulai bertambah. Pertengahan pekan lalu, ia mendapatkan pasokan beras dari sentra beras Cianjur mencapai 5 ton beras. Padahal, sebelumnya ia hanya mendapat pasokan 1 ton beras dalam setiap pekannya.
Seorang pembeli, Elin (30) mengaku lega bila harga beras sudah turun dan berharap harga beras kembali ke normal dengan harga kisaran Rp 7.000 per hingga untuk beras kualitas sedang. Elin yang mempunyai usaha warung makan mengaku selama satu bulan terakhir membeli beras Rp 505.000 per karung (54 kilogram) dan saat ini dirinya membeli beras Rp 420.000 per karung.
"Beberapa minggu lalu, saya stres, karena harga beras cukup mahal dan harga makanan yang saya jual harganya tetap. Sekarang lega lah, mudah-mudahan beras turun lagi," pintanya.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sejumlah wilayah sentra produksi kini telah memasuki musim panen raya.
Baca SelengkapnyaBPS memperkirakan Indonesia akan mengalami surplus beras akibat panen raya petani yang terjadi sejak Januari hingga April 2024.
Baca SelengkapnyaBadan Pangan Nasional (Bapanas) menyebut bahwa harga beras di pasaran mulai turun.
Baca SelengkapnyaAktivitas panen padi saat ini masih terbatas di sejumlah daerah. Kondisi tersebut membuat harga gabah kering di tingkat petani menjadi sangat tinggi.
Baca SelengkapnyaHarga beras turun hingga Rp2.000 per kilogram saat memasuki bulan puasa Ramadan 2024.
Baca SelengkapnyaDirut Bulog Bayu Krisnamurthi bersama Bupati Blora Arief Rohman tinjau kondisi hamparan persawahan di daerah sentra produksi Kabupaten Blora.
Baca SelengkapnyaBapanas menaikkan harga pembelian pemerintah (HPP) gabah kering panen (GKP) dari Rp5.000 menjadi Rp6.000 per kg.
Baca SelengkapnyaTambahan pasokan dari beras SPHP sebesar 300 ton perhari membuat pasokan beras di Karawang sudah mendekati pasokan normal.
Baca SelengkapnyaKenaikan harga beras terjadi di berbagai wilayah Indonesia pada Februari 2024.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan data KSA BPS ketersediaan beras periode Januari-Oktober 2023 ini mencapai 27,88 juta ton.
Baca SelengkapnyaPerum Bulog mencatat Cadangan Beras Pemerintah (CBP) saat ini mencapai 1,85 juta ton per 19 Mei 2024.
Baca SelengkapnyaHingga pertengahan Juni 2024 Bulog telah menyerap produk petani dalam negeri sebanyak hampir 700 ribu ton.
Baca Selengkapnya