Pangdam Cendrawasih Prioritaskan Soft Approach di Papua, Bereaksi jika Ditembaki
Merdeka.com - Pangdam XVII/Cendrawasih Mayjen TNI Teguh Muji Angkasa menegaskan, pihaknya akan memprioritaskan pendekatan humanis atau soft approach dalam merespons dinamika di Papua saat ini. Namun, prajurit TNI pasti bereaksi jika ditembaki kelompok separatis.
"Jadi pada intinya pada prinsipnya semua kita tetap mengacu pada kebijakan pola operasi dari Panglima TNI," kata Teguh Muji Angkasa di Jayapura, Senin (7/2).
Dia menegaskan, pihaknya terus memantau situasi dan kondisi terkini di Papua. Kodam XVII/Cendrawasih juga terus mengantisipasi dinamika di lapangan.
-
Siapa yang memimpin pasukan TNI di Papua? Danrem 173/PVB Brigjen TNI Frits Wilem Rizard Pelamonia menjelaskan bahwa Bandara di Agandugume tersebut telah dikuasai oleh OPM sejak awal Maret.
-
Kenapa TNI butuh pasukan besar di Papua? Butuh ada satu pasukan besar yang diterjunkan serentak untuk mengikat pasukan Belanda di wilayah Merauke.
-
Siapa yang pimpin operasi TNI AL di Papua? Pelaksanaan operasi tersebut dipimpin Komandan Guspurla Koarmada III Laksamana Pertama TNI Wawan Trisatya Atmaja.
-
Bagaimana solusi penyelesaian konflik Papua? Semua itu dilakukan melalui pendekatan pengakuan hak sipil politik, ekonomi sosial budaya, memperkuat pendidikan untuk kesadaran hak, dan memperkuat kualitas SDM anak muda dengan pendidikan adat dan pendidikan nasional.
-
Apa tujuan operasi TNI AL di Papua dan Maluku? 'Operasi Siaga Tempur Laut yang dilakukan saat ini langsung di bawah kendali Panglima Koarmada III Laksamana Muda TNI Hersan dengan target operasi di wilayah perairan Papua dan Maluku,' kata Kadispen seperti dilansir dari Antara.
-
Apa yang dilakukan TNI untuk mencegah pertikaian? Komandan Kompi (Danki) Alpha Mayor Inf Handi Wibowo segera melaksanakan prosedur tetap sebagai pasukan misi perdamaian PBB. Selanjutnya Danki Alpa melaporkan kejadian tersebut kepada Dansatgas dan menyiapkan Quick Reserve Team (QRT) yang berjumlah 23 personel untuk menghadang tank Markava milik Israel guna mencegah terjadinya pertikaian dengan tentara Lebanon.
"Kita tidak mungkin juga saat kita ditembaki, kita tidak mungkin diam begitu saja. Sebagai manusia pun kita akan melakukan upaya-upaya perlawanan," ujar Teguh Muji Angkasa menjawab pertanyaan wartawan soal aksi kelompok separatis di Papua yang menembaki prajurit TNI belakangan ini.
Namun, mantan Danjen Kopasus itu menegaskan soft approach atau pendekatan humanis tetap menjadi prioritas utama. Alasannya, semua yang ada di sana adalah masyarakat Papua.
"Tentunya semuanya juga harus mendapatkan kedamaian. Dan juga ujungnya harus bisa meningkatkan kesejahteraan. Mana kala perdamaian sudah bisa diciptakan. Ekonomi bisa berjalan secara normal. Otomatis kesejahteraan pun akan bisa terwujud," ucapnya.
(mdk/yan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dalam lawatannya ke Tanah Papua, Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto mengatakan mengutamakan pendekatan lembut
Baca SelengkapnyaTerkait pernyataan Panglima TNI tersebut, nampaknya dinilai bukan untuk menyelesaikan masalah, melainkan memperpanjang konflik di Papua.
Baca SelengkapnyaKonflik di Papua terjadi karena perbedaan paham yang menyulut untuk memisahkan diri dari Indonesia.
Baca SelengkapnyaPanglima TNI Bicara Penanganan di Papua: Hard Power Jalan Terakhir
Baca SelengkapnyaPanglima TNI Agus Subiyanto merespons soal Organisasi Papua Merdeka (OPM) yang melakukan penyerangan dan pembunuhan kepada warga
Baca SelengkapnyaTNI ingin tanah Papua damai dan warganya sejahtera
Baca SelengkapnyaCalon Panglima, Jenderal Agus Subiyanto mengungkapkan strategi dalam mengatasi konflik di Papua
Baca SelengkapnyaMeski dibantu drone, Panglima TNI memastikan ada pendekatan soft power menangani kondisi di Papua.
Baca SelengkapnyaPemerintah dan aparat diharapkan dapat memastikan keamanan dan keselamatan masyarakat di Bumi Cenderawasih.
Baca SelengkapnyaKKB terus menebar teror. Termasuk pilot Susi Air yang disandera masih mereka tawan. Penyanderaan sudah dilakukan hampir lima bulan.
Baca SelengkapnyaPanglima Agus mengatakan separatis Papua, semakin lama semakin berbahaya.
Baca SelengkapnyaBuntut kejadian itu, belasan prajurit dari satuan Batalion Infanteri Raider 300/Braja Wijaya jalani pemeriksaan internal
Baca Selengkapnya