Pangkostrad sebut serah terima 4 WNI di Pulau Data, tanpa tebusan
Merdeka.com - Pangkostrad Letjen TNI Edy Rahmayadi menyatakan serah terima 4 warga negara Indonesia (WNI) yang bebas dari kelompok Abu Sayyaf di Pulau data, Filipina. Mereka bebas tanpa uang tebusan yang disebut-sebut 100 juta peso atau setara Rp 28,6 miliar.
"Saya H-3 dari sekarang sudah masuk ke perbatasan Filipina, saya sudah masuk ke ZEE Filipina. Saya masuk sampai ke perairan Pulau Data, di depan Pulau Sulu, saya masuk 12 mil Pulau Data," kata Edy di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Jumat (13/5).
Dia menegaskan, proses pembebasan tanpa uang tebusan dan yang menjemput 4 WNI dari kelompok Abu Sayyaf hanya dari pihak TNI. Selain itu, memilih lokasi di laut karena mudah untuk menjemput sandera.
-
Siapa yang meminta tebusan USD 8 juta? 'Mereka minta tebusan USD 8 juta,' ujar dia.
-
Siapa yang diminta membayar pungutan Rp10 juta? Miris, seorang warga yang hidup di bawah garis kemiskinan di Desa Kendayakan, Kecamatan Kragilan, Kabupaten Serang, Banten, batal menerima bantuan bedah rumah dari pemda setempat.Bukan tanpa alasan warga bernama Ahmad Turmudzi (49) itu tidak jadi mendapatkan bantuan renovasi. Sebab, agar perbaikan bisa dilaksanakan dirinya diduga harus membayar uang pungutan sebesar Rp10 juta.
-
Siapa pahlawan di uang kertas Rp 100.000? Uang kertas Rp 100.000 yang didominasi warna merah ini menampilkan dua tokoh proklamator Indonesia, yaitu Ir. Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta.
-
Dimana kejadian penjarahan terjadi? Dalam tayangan yang beredar, warga berbondong-bondong mendatangi lokasi kecelakaan dengan membawa kresek dan karung untuk membawa pulang susu kaleng yang berserakan di jalan raya.
-
Kenapa desa dibebaskan pajaknya? Alasan pemberian sima merujuk pada kata-kata 'ilang dening Guntur' yang berarti sebuah desa yang hilang atau hancur karena terkena letusan gunung.
"Yang jelasnya tidak ada pakai tebusan, kalau ada uang tebusan saya tidak tahu. Tugas saya selamatkan dan amankan warga kita itu perintah Panglima. Kenapa di laut? Karena posisinya di laut. Yang paling gampang lewat perairan, kalau muter di Manila bisa lama," kata dia.
Menurut dia, sejak awal sudah dilakukan operasi militer untuk membebaskan sandera atas perintah Presiden Joko Widodo. Saat pembebasan sandera, kondisi WNI dalam keadaan sehat. "Baik, kalau di rumah orang kurang makan, biasa itu," kata dia.
Dia menambahkan kendala proses pembebasan yakni penentuan lokasi yang belum pasti. "Yang menentukan tempat akhirnya saya, di tempat ini," tandasnya.
(mdk/did)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kapolda Papua Irjen Mathius D Fakhiri membenarkan pernyataan Kelompok Kriminal Bersenjata pimpinan Egianus Kogoya.
Baca SelengkapnyaEgianus Kagoya, pemimpin KKB Papua, mengklaim tidak pernah menuntut Rp5 miliar sebagai tebusan untuk pembebasan pilot Susi Air, Philips Mark Marthenz..
Baca SelengkapnyaPangdam Cenderawasih menegaskan isu membayar Rp20 miliar kepada KKB untuk membebaskan pilot warga Selandia Baru itu tidak benar.
Baca SelengkapnyaPimpinan Pasukan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) atau KKB Papua mengungkapkan syarat pembebasan pilot Susi Air.
Baca Selengkapnya"Ya kita kan enggak menganut tentara bayaran, tidak ada. hoaks itu," tegas Panglima TNI
Baca SelengkapnyaJenderal TNI ini pasang badan terhadap 3 anak buahnya yang diamankan oleh polisi Malaysia.
Baca SelengkapnyaDia pun menilai, penyelesaian polemik Pilot Susi Air dengan KKB berjalan tanpa kekerasan karena kerja sama semua pihak.
Baca SelengkapnyaKejagung kini lebih memilih Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).
Baca SelengkapnyaGalumbang menilai uang tersebut bukan untuk dirinya namun untuk kepentingan BAKTI.
Baca SelengkapnyaKapal yang ditangkap berkapasitas di bawah lima Gross tonnage (GT) dan alat tangkap yang digunakan pancing.
Baca Selengkapnya