Panglima Gatot makin ngotot ke Filipina gara-gara WNI disandera
Merdeka.com - Penculikan kepada Warga Negara Indonesia (WNI) diduga dilakukan kelompok bersenjata asal Filipina belakangan sering terjadi. Para korban rata-rata merupakan anak buah kapal (ABK). Meski selalu berhasil dibebaskan, namun para penyandera seolah memanfaatkan kesempatan ini.
Rata-rata korban sandera berhasil dibebaskan setelah adanya tebusan. Diduga kondisi ini justru membuat para kelompok bersenjata makin gemar menculik WNI. Masalah ini tentu tidak diterima bagi banyak pihak di Indonesia.
Panglima TNI Gatot Nurmantyo menjadi salah seorang paling geram atas masalah ini. Berkali-kali dia terlihat bernafsu mengeluarkan pasukan terbaiknya guna menyelamatkan sandera. Dirinya yakin bahwa tentara dalam negeri mampu menumpas para kelompok bersenjata.
-
Apa yang terjadi pada sandera setelah dibebaskan? Ketika diselamatkan polisi, para sandera malah berusaha melindungi para pelaku.
-
Bagaimana TNI menghukum desertir? 'Disersi adalah tindak pidana militer. Jika dilakukan di medan pertempuran hukumannya sangat berat. Bila dilakukan di basis lebih dari 30 hari hukumannya dipecat. Itu yang saya masih ingat,' terang Kiki.
-
Mengapa Hadi Tjahjanto mengetes prajurit? Ketika bertemu Prajurit, saya suka menyapa mereka. Kemarin saya berjumpa dengan Prajurit Marinir, tentunya tak lupa saya menyapa dan cek apakah ini Prajurit Marinir betul,' tulis Hadi Tjahjanto dalam keterangan videonya.
-
Siapa yang dibebastugaskan oleh Ganjar? Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menegaskan Kepala Sekolah SMKN 1 Sale sudah dibebastugaskan dari jabatannya setelah terbukti menarik pungli dari siswa.
-
Siapa yang dipecat? Dari tujuh orang tersebut, dua orang polisi dipecat positif mengonsumsi narkoba.
-
Siapa yang menolak melepas Sananta? Dilansir dari akun resmi Persis Solo, pihak klub menyampaikan jawaban sekaligus permohonan maaf karena Sananta akan tetap bersama klub untuk mengikuti kompetisi BRI Liga 1.
Gatot kini makin ngotot. Apalagi setelah mengetahui kabar tiga WNI kembali disandera kelompok bersenjata di sekitar Perairan Sabah, Malaysia. Dia menduga kuat bahwa penculikan WNI kembali dilakukan kelompok bersenjata asal Filipina, Abu Sayyaf.
"Ada apa sebenarnya Abu Sayyaf dengan Indonesia? Maka saya sampaikan apapun akan saya lakukan untuk pembebasan. Apapun dengan cara apapun juga. Sampai masuk ke sana pun akan saya lakukan apabila udah ada izin. Karena ini sudah sangat keterlaluan," tegas Gatot di Istana Negara, Jakarta, Senin (11/7) kemarin.
Sejak kabar penculikan pertama kali dilakukan kelompok Abu Sayyaf, Gatot terus berkoar bahwa pasukannya mampu menangani. Namun, rencana penyerangan harus terhalang kebijakan dari pemerintah Filipina. Meski para sandera sebelumnya akhirnya dilepas, tetap saja Gatot merasa tidak puas.
Atas insiden penculikan baru-baru ini, Gatot berharap otoritas Filipina dapat mengizinkan tentara Indonesia masuk dalam upaya pembebasan WNI. Sebab, jika terus-terusan tak mengizinkan maka Filipina akan mengalami kerugian besar. Sebab, akibat WNI disandera itu pemerintah Indonesia memutuskan melanjutkan moratorium pengiriman batubara ke Filipina.
"Ya sekarang biarin saja di Filipina mati lampu, 96 persen batu bara dari kita kok," tegasnya.
Maka dari itu, Gatot berharap agar Filipina dapat memberikan izin. Sebab, prajurit TNI sendiri sudah 'gatal' untuk masuk wilayah Filipina. "Apapun kita lakukan dan siap."
Sementara itu, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) meminta pemerintah mengkaji ulang cara pembebasan sandera dengan membayar tebusan. Apalagi masalah ini terus terjadi, seperti baru ini ada tiga WNI yang memiliki paspor disandera di Perairan Sabah, Malaysia.
"Ini agak berat juga. Harus dipikirkan melakukan bebaskan dengan kekuatan militer seperti apa, pakai tebusan seperti apa, harus jadi pembelajaran," kata Wakil Ketua Komisi I DPR Tubagus Hasanuddin, kemarin.
Politikus PDIP ini juga mengungkapkan, meski sudah ada kerjasama dalam hal perizinan bebaskan sandera, namun tetap harus ada kalkulasi untung ruginya. Sebab, penerjunan militer untuk pembebasan sandera beresiko tinggi.
"Kalau kita serbu, masih ada enggak, masih hidup enggak sanderanya. Harus dipikirkan baik," terangnya.
(mdk/ang)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kasad Maruli Simanjuntak dua kali disebut kurang ajar oleh mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo saat masih aktif di militer.
Baca SelengkapnyaAde Ary menerangkan pada saat melancarkan aksinya, ada empat orang pelaku.
Baca SelengkapnyaDitinggal para prajurit TNI kembali ke markas usai bertugas, sosoknya justru meminta untuk ikut.
Baca SelengkapnyaGatot dipepet empat pelaku mengendarai dua sepeda motor. Dia diancam akan dibacok dan sepeda motornya dibawa kabur.
Baca SelengkapnyaBerikut sosok mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo yang puji Jenderal Maruli Simanjuntak 'kurang ajar'.
Baca SelengkapnyaKisah seorang pemuda berjuang mati-matian agar bisa jadi tentara hingga pernah gagal masuk Kopassus.
Baca SelengkapnyaDari 105 prajurit yang tergabung dalam Satgas Damai Cartenz, satu orang gugur terkena tembakan KKB.
Baca SelengkapnyaWarga melepas kepergian prajurit TNI dengan pelukan dan tangisan. Terlihat, sejumlah prajurit TNI yang bertugas juga ikut menangis
Baca SelengkapnyaPeristiwa ini terjadi dalam sebuah pertempuran. Marahkah Soeharto dipanggil monyet?
Baca SelengkapnyaTotal ada 256 Pati di lingkungan Angkatan Darat (AD), Angkatan Laut (AL) dan Angkatan Udara (AU).
Baca SelengkapnyaSosok jenderal bintang dua TNI yang pasang badan ketika tiga prajuritnya diamankan polisi Malaysia.
Baca SelengkapnyaPria panglima perang ini dianggap penjajah Belanda sangat berbahaya dan kuat dibandingkan dengan pemimpinnya sendiri.
Baca Selengkapnya