Panglima TNI dianugerahi gelar adat tertinggi di Aceh
Merdeka.com - Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mendapat gelar adat dari Wali Nanggroe Aceh. Gelar adat Srililawangsa ini diberikan karena Hadi dianggap banyak berkontribusi menjaga perdamaian dan menciptakan stabilitas negara dan jauh dari berbagai ancaman.
Srililawangsa ini merupakan gelar adat tertinggi yang diberikan kepada instansi militer oleh lembaga adat di Aceh. Wali Nanggroe yang merupakan lembaga adat di Aceh, yang mempersatukan berbagai komponen memandang pantas untuk diberikan gelar tersebut kepada Panglima TNI.
Wali Nanggroe Aceh, Malik Mahmud Al-Haytar mengatakan, gelar yang diberikan kepada Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto merupakan yang pertama diberikan setelah terbentuk lembaga Wali Nanggroe sejak tahun 2013 lalu.
-
Siapa yang membawa Aceh ke masa kejayaan? Sosok Sultan Iskandar Muda, Raja yang Bawa Kesultanan Aceh Menuju Masa Kejayaan Berkat jasanya yang begitu besar untuk Aceh, Pemerintah Indonesia menetapkan Sultan Iskandar Muda sebagai Pahlawan Nasional.
-
Apa nama pesawat angkut pertama Indonesia? Pesawat DC-3 Dakota kemudian diberi nama 'Seulawah'.
-
Siapa pilot pertama Indonesia yang terbang setelah kemerdekaan? Adisutjipto menjadi orang Indonesia pertama yang menerbangkan pesawat setelah kemerdekaan. Penerbangan itu terjadi 27 Oktober 1945 pukul 10.00 selama 30 menit.
-
Kenapa Aceh kumpulkan dana untuk pesawat? Mengutip laman indonesia.go.id, pertemuan ini menjadi aksi penggalangan dana untuk membeli pesawat tersebut.
-
Siapa yang berjuang untuk kemerdekaan Indonesia? Mari kita hormati para pemberani yang telah berjuang untuk kemerdekaan kita. Selamat Hari Kemerdekaan 17 Agustus!
-
Kenapa operasi militer di Aceh dimulai? Operasi ini mulai dilakukan setelah ultimatum selama dua minggu agar GAM menerima otonomi khusus untuk Aceh di bawah NKRI.
"Penganugerahan gelar ini kepada Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, karena telah berperan menjaga perdamaian di Aceh dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)," kata Malik Mahmud Al-Haytar, Sabtu (4/8).
Penganugerahan gelar Srililawangsa ini berlangsung di Pendopo Wali Nanggroe Aceh. Sebelum penganugerahan, Panglima TNI terlebih dahulu dipeusijuk (tepung tawari) oleh Majelis Adat Aceh (MAA), Plt Gubernur Aceh dan terakhir Wali Nanggroe, Malik Mahmud Al-Haytar.
Panglima TNI dianugerahi gelar adat tertinggi di Aceh ©2018 Merdeka.com/Afif
Setelah itu Wali Nanggroe Aceh memasangkan selendang, menyematkan pin dan memasangkan siwah (rencong khas Aceh) di pinggang panglima yang menggunakan pakaian adat Aceh. Pemasangan ini sebagai bentuk pemberian gelar adat tertinggi Aceh Srililawangsa.
Lalu Plt Gubernur Aceh, Nova Iriansyah menyerahkan sertifikat gelar yang diberikan oleh lembaga Wali Nanggroe Aceh. Nama Panglima TNI pun sudah bisa menyematkan Panglima TNI Srililawangsa Marsekal Hadi Tjahjanto.
"Srililawangsa yang diberikan oleh lembaga Wali Nanggroe Aceh. Sudah menjadi tradisi bila ada tokoh besar datang ke Aceh, akan dipeusijuk," ungkap Nova Iriansyah.
Dia mengungkapkan, sudah pantas Panglima TNI diberikan gelar adat, karena telah berkontribusi mempertahankan kedaulatan NKRI. Semoga dengan pemberian gelar adat ini akan memperkuat kesatuan dan persatuan bangsa.
"Keamanan di Aceh cukup kondusif, tugas pembangunan berjalan lancar. Prajurit TNI juga banyak membantu, seperti membuat jalan tembus dan juga di bidang pertanian," ujarnya.
Sementara itu, Panglima TNI Srililawangsa Marsekal Hadi Tjahjanto mengaku cukup bersyukur bisa mendapatkan gelar adat ini. Ia merasa saat ini semakin dekat dengan rakyat Aceh.
"Saya sangat terhormat mendapatkan gelar ini. Saya merasa saat ini bagian dari masyarakat Aceh yang agamis penuh kekeluargaan," ungkapnya.
Menurutnya, Aceh memiliki andil besar dalam menghantarkan bangsa Indonesia menuju kemerdekaan. Apa lagi Aceh telah menyumbang pesawat yang menjadi modal awal untuk kemerdekaan bangsa Indonesia.
"Rakyat Aceh itu dikenal gagah berani dan heroik serta pantang menyerah dalam melawan penjajahan dulu," jelasnya.
Hadi menjelaskan, pemberian gelar adat ini bukan hanya membanggakan pada dirinya sendiri. Akan tetap ini menjadi kebanggaan untuk seluruh prajurit di Aceh, maupun prajurit lainnya di seluruh Indonesia.
"Sehingga seluruh prajurit nantinya akan terus bekerja untuk membantu Aceh, terutama membuat jalan di daerah-daerah terpencil, sehingga hasil bumi bisa diangkut," tutupnya.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pernyataan itu disampaikan Mahfud dalam diskusi publik 'Tabrak Prof' bersama generasi atau kaum muda Aceh.
Baca SelengkapnyaPesawat persembahan dari masyarakat Aceh ini menjadi langkah besar industri penerbangan sipil di Indonesia.
Baca SelengkapnyaBerikut potret Panglima TNI dan istri berpakaian adat saat dianugerahi gelar.
Baca SelengkapnyaBerkat jasanya yang begitu besar untuk Aceh, Pemerintah Indonesia menetapkan Sultan Iskandar Muda sebagai Pahlawan Nasional.
Baca SelengkapnyaPotret gagah Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto dan Kasad Jenderal Maruli Simanjuntak.
Baca SelengkapnyaMayor Kresna bertugas membawa bendera pusaka merah putih dan teks proklamasi dari Lanud Halim Perdanakusuma menuju IKN.
Baca SelengkapnyaDua sosok Jenderal TNI bintang lima ini ternyata pernah jadi atasan dan bawahan. Simak karier keduanya hingga mampu meraih penghargaan tertinggi militer.
Baca SelengkapnyaSejak dipisahkannya Kepolisian Republik Indonesia dan Tentara Nasional Indonesia dari ABRI per 1 April 1999, istilah Panglima ABRI diganti menjadi Panglima TNI
Baca SelengkapnyaMomen tersebut terjadi saat serah terima tiga alutsista udara di Lanud Halim Perdanakusumah, Jakarta Timur
Baca SelengkapnyaUsulan kenaikan pangkat Prabowo ini merupakan usulan Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto.
Baca SelengkapnyaJika ada yang nyaris tak pernah absen saat perang, dia adalah B-25 Mitchell buatan North American Aviation.
Baca SelengkapnyaSeorang presiden terpilih selain sebagai kepala negara dan pemerintahan, juga memiliki jabatan sebagai Panglima Tertinggi.
Baca Selengkapnya