Panglima TNI: Jangan jadikan Indonesia ajang konflik agama
Merdeka.com - Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo mengingatkan kepada seluruh komponen bangsa dan Aparatur Sipil Negara (ASN) agar tidak menjadikan Indonesia ajang konflik agama.
Dalam pengarahannya kepada Aparatur Sipil Negara (ASN) Inspektorat Jenderal Kementerian Agama di acara Workshop yang mengambil tema "Peneguhan Pancasila Bagi Aparatur Sipil Negara" di Jakarta, Rabu (31/5), mengajak seluruh ASN berperan aktif dalam mencegah maraknya provokasi dan adu domba di tengah masyarakat.
"ASN harus bisa mengajak seluruh masyarakat dalam menghapus sentimen negatif atas dasar Suku, Agama, Ras dan Antar golongan (SARA)," katanya seperti dikutip Antara.
-
Kenapa kata-kata toleransi antarumat beragama penting? Hal ini lantaran kata-kata toleransi antarumat beragama bisa menjadi inspirasi bagi Anda untuk bisa lebih menghargai dan memahami perbedaan.
-
Kenapa Cak Nun mengatakan agama diajarkan untuk menata hidup? Agama diajarkan kepada manusia agar ia memiliki pengetahuan dan kesanggupan untuk menata hidup, menata diri dan alam, menata sejarah, kebudayaan, politik.
-
Bagaimana cara membangun toleransi antarumat beragama? Meningkatkan ketaatan pada agama masing-masing adalah prinsip penguatan NKRI. Semakin kuat ketaatan pada agama yang diyakininya, maka makin dalam merasakan arti toleransi.
-
Bagaimana agama membantu manusia? Di berbagai belahan dunia, agama telah memberikan pedoman moral, etika, dan nilai-nilai yang menjadi landasan bagi individu dalam menjalani kehidupan.
-
Siapa yang berpendapat bahwa toleransi itu bukan soal semua agama sama? Toleransi itu dasarnya bukan semua agama sama. Tapi, pemeluk setiap agama menghormati pemeluk agama lain yang meyakini kebenaran agamanya masing-masing.
-
Apa bukti toleransi antar agama di masa pemerintahan Raja Rakai Pikatan? Saat memimpin Kerajaan Mataram, Raja Rakai Pikatan mempunyai permaisuri bernama Sri Pramodawardhani. Sang Raja beragama Hindu/Siwa, sementara Pramodawardhani adalah seorang pemeluk agama Budha. Pada masa itu, kerukunan antar umat beragama sudah tampak.
Jenderal Gatot menyampaikan bahwa setiap agama pasti mengajarkan kebaikan, sehingga tidak ada alasan menjadikan agama sebagai alat permusuhan dan perpecahan.
"Saya seorang muslim, di dalam agama saya, Islam adalah agama yang paling baik, namun di agama lainnya, mereka juga berpikir yang paling baik. Jadi tidak usah diperdebatkan tentang perbedaan agama. Lakum diinukum waliyadin (untukmu agamamu, untukku agamaku), semua agama mengajarkan perdamaian dan kebaikan. Jangan jadikan negeri ini ajang konflik agama," katanya.
Di hadapan peserta para pimpinan Kementerian Agama se-Indonesia, Panglima TNI mengingatkan bahwa, Pancasila sebagai pandangan hidup, harus menjadi dasar kehidupan berbangsa dan bernegara.
"Cara beragama di Indonesia sudah ditetapkan dalam Sila Pertama Pancasila, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa. Bila tidak ada Islam, Kristen, Hindu, Budha dan Konghucu, maka itu bukan Indonesia," tuturnya.
Lebih lanjut Panglima TNI menyampaikan bahwa, saat ini bangsa Indonesia sedang menghadapi tantangan kompetisi global. Dalam menghadapi tantangan tersebut, bangsa Indonesia harus menjadi bangsa pemenang bukan bangsa pecundang.� Untuk menjadi bangsa pemenang, Jenderal bintang empat ini menyampaikan sejumlah tantangan dan peluang yang akan dihadapi bangsa Indonesia di era globalisasi.
Panglima TNI mengatakan bahwa, energi yang dipakai saat ini akan habis, produksi minyak menurun, dan teori selanjutnya gaya hidup akan berubah juga.
"Perubahan juga terjadi dalam konteks bisnis, saya ilustrasikan, perusahaan taksi online, tapi perusahaan tersebut tidak memiliki armada taksi atau sepeda motor, juga bisnis berbasis online lainnya, kekuatan ekonomi bukan pada besarnya negara tapi siapa cepat negara tersebut memiliki inovasi," ujar Gatot.
Kompetisi yang tadinya antar negara menjadi antar manusia, inilah salah satu kompetisi global. Orang yang tinggal di luar negara-negara ekuator akan mengalami krisis pangan, energi dan air, sehingga akan melakukan migrasi menuju daerah ekuator seperti Indonesia.
Negara yang kalah dalam kompetisi akan menjadi negara multi krisis dan berimbas pada krisis sosial dalam bentuk migrasi lintas negara.
"Migrasi tidak sama seperti pengungsi, karena migrasi perpindahan manusia antar negara untuk mencari penghidupan yang lebih baik. Bila kita lengah menjaga bangsa ini, tidak menutup kemungkinan bangsa Indonesia akan terkena dampak migrasi tersebut," tuturnya.
Konflik antar negara di seluruh dunia saat ini, kata Gatot, sejatinya dilatarbelakangi oleh perebutan energi, salah satu contohnya adalah konflik yang terjadi di wilayah Arab. "Ke depan, konflik di dunia akan bergeser ke daerah ekuator, yang tadinya berlatar belakang energi, berubah karena alasan pangan, air dan energi," ucapnya.
Panglima TNI juga mengingatkan, sebagai pembina umat (ASN Kemenag) Pancasila juga tidak luput juga akan digoyang. Dia menegaskan, bila Pancasila hilang, tidak ada keadilan, padahal dalam Pancasila hak dijunjung tinggi.
Panglima TNI pun menyampaikan perspektif ancaman terhadap NKRI. Ancaman pertama adalah migrasi, dan selanjutnya ancaman narkoba. Menurutnya, ada hampir 5 juta atau 2 persen penduduk kita terkena narkoba.
"Kita ini sudah berada dalam darurat narkoba," ujar Gatot seraya menambahkan ancaman lainnya adalah terorisme dan radikalisme, juga penjajahan media sosial.
Atas fenomena penjajahan media sosial ini, Panglima mengaku prihatin, ia menilai yang dijajah tidak merasa dijajah, bahkan rela mengeluarkan uang untuk penjajah, dan penjajahan tersebut sampai ke rumah, bahkan menokohkan penjajah sebagai pahlawan. "Ini mengancam persatuan kesatuan bangsa," kata tegasnya.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mahfud mengingatkan pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan masyarakat Indonesia dengan pelbagai sikap perdamaian.
Baca SelengkapnyaUntuk mengatasi permasalahan di negara ini bukan sebuah sistem baru, tapi persatuan dan kesatuan.
Baca SelengkapnyaMenag berpesan agar pelaksanaan Pemilu 2024 nanti bisa dilakukan dengan penuh riang gembira.
Baca SelengkapnyaSalam lintas agama merupakan salah satu upaya berkesinambungan merawat kemajemukan dimiliki Indonesia.
Baca SelengkapnyaPentingnya menghormati kebebasan beragama dan tanggung jawab sosial dalam menjaga kehidupan plural di Indonesia
Baca SelengkapnyaNarasi intoleran dan radikal dari kelompok teror ini perlu diimbangi dengan narasi tandingan berupa moderasi beragama dan seruan toleransi.
Baca SelengkapnyaKebersamaan yang dinaungi Pancasila sebagai ideologi telah berkali-kali melewati ujian kebangsaan
Baca SelengkapnyaPidato tersebut dia sampaikan di depan Presiden Joko Widodo, Wakil Presiden Ma'ruf Amin, Presiden terpilih Prabowo Subianto dan para pejabat.
Baca SelengkapnyaAgama harus mejadi perekat, maka tempat ibadah bukan menjadi tempat pemecah belah.
Baca SelengkapnyaMenag mengingatkan, bangsa Indonesia dibangun oleh berbagai macam ras, suku, budaya, hingga agama.
Baca SelengkapnyaPaus Fransiskus menyampaikan menyampaikan banyak hal dalam pidatonya di Istana Negara Jakarta.
Baca Selengkapnya"Jadi nggak boleh merasa kecil, sama-sama punya saham kok, yang beda kan devidennya saja, nah pembagiannya itu dibuat harus proporsional," kata Menag Yaqut.
Baca Selengkapnya