Panglima TNI Jenderal Gatot sebut Allah izinkan Santoso mati
Merdeka.com - Tim Satgas Operasi Tinombala yang merupakan gabungan Polri dan TNI berhasil melumpuhkan pentolan kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Abu Wardah alias Santoso dalam baku tembak di Hutan Tambarana Poso pesisir, Sulawesi Tengah, Senin (18/7). Keberhasilan ini menuai pujian dari berbagai kalangan mengingat butuh waktu sangat lama untuk melumpuhkan Santoso.
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengaku bangga karena Satgas Tinombala berhasil membunuh Santoso. Menurutnya, ini semua tidak lepas dari campur tangan Tuhan.
"Kita bersyukur, seperti kata Pak Tito, kalau tidak diizinkan Allah, maka belum akan mati. Nah ini bukti Allah mengizinkan," ujar Panglima TNI Jenderal Gatot di Poso, Sulawesi Tengah, Rabu (20/7).
-
Apa yang dilakukan TNI? Peristiwa penyiksaan yang dilakukan sejumlah prajurit TNI terhadap seorang warga Papua diduga merupakan anggota Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) viral di media sosial.
-
Siapa yang diincar TNI? Satu sosok yang diincar para prajurit TNI itu adalah Kapolres Tuban, AKBP Suryono.
-
Kenapa Pangkoopsudnas ingatkan netralitas TNI? Hal yang harus menjadi perhatian meliputi keimanan dan ketakwaan, peningkatan kualitas SDM, kepedulian lingkungan dan alutsista, ketahanan keluarga, lambangja, dan netralitas prajurit dalam Pemilu.
-
Apa yang dilakukan Panglima TNI terhadap kasus ini? Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono memastikan proses hukum terhadap anggotanya yang melakukan pelanggaran tindak pidana.
-
Siapa yang memimpin misi TNI? Mereka harus menyelundupkan senjata untuk membantu Bangsa Aljazair yang berjuang demi kemerdekaannya.
-
Siapa yang memimpin pasukan TNI dalam Operasi Trikora? Mayjen Soeharto menjadi Panglima Komando Mandala dalam Operasi Trikora tahun 1962.
Jenderal Gatot mengatakan, momentum terbunuhnya Santoso harus dimanfaatkan untuk melanjutkan operasi Tinombala untuk mengejar kelompok Santoso yang masih bersembunyi di hutan. Gatot menilai pasukan yang ada saat ini sudah cukup untuk memburu 19 orang kelompok Santoso yang masih tersisa.
"Saya sepakat dengan Pak Tito (Kapolri). Manfaatkan ini untuk melanjutkan operasi, tidak mengendur. Pasukan yang ada sudah cukup, tak perlu tambah lagi. Saya sepakat dengan Pak Tito, kita lakukan operasi teritorial bersama kepolisian," jelasnya.
Meski demikian, Jenderal Gatot tetap mengimbau sisa kelompok Santoso untuk menyerahkan diri. "Saya mengimbau, mari semua turun gunung kembali ke pangkuan ibu pertiwi. Mengikuti proses hukum. Dan mereka punya kesempatan bertemu keluarga," ucapnya.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto mengaku merasakan duka mendalam atas gugurnya prajurit-prajurit terbaik bangsa tersebut.
Baca SelengkapnyaAndika percaya para pejabat TNI saat ini pasti bisa menjatuhkan hukuman seadil-adilnya atas kejahatan yang dilakukan para tersangka.
Baca SelengkapnyaBerikut senjata rahasia TNI yang menjadi kekuatan tersembunyi para prajurit.
Baca SelengkapnyaPernyataan Pangdam XVII/Cendrawasih Mayjen Izak Pangemanan.
Baca SelengkapnyaAnggota Paspampres dan 2 anggota TNI menjual ponsel korban usai aniaya hingga tewas.
Baca SelengkapnyaPomdam Jayakarta akan menerapkan pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana kepada Paspampres dan 2 TNI pembunuh Imam Masykur
Baca SelengkapnyaPraka RM Cs diyakini terbukti melanggar pasal Pasal 340 KUHP Jo Pasal 50 ayat 1 ke 1 KUHP dan Pasal 328 KUHP Jo Pasal 55 ayat 1 ke 1.
Baca SelengkapnyaRespons Panglima TNI Jenderal Agus Soal Prajurit Keroyok Relawan Ganjar-Mahfud
Baca SelengkapnyaBerikut sosok Komandan Kopassus yang bernyali besar saat Operasi Seroja di Timtim.
Baca SelengkapnyaPanglima TNI Laksamana Yudo Margono menegaskan, tidak akan menutupi kasus tiga tersangka Anggota TNI pembunuh pemuda asal Aceh Imam Masykur.
Baca SelengkapnyaKasus ini sudah terungkap dan enam orang sudah jadi tersangka.
Baca SelengkapnyaPaspampres dan dua anggota TNI mengaku sebagai anggota polisi saat menculik paksa Imam.
Baca Selengkapnya