Panglima TNI: Waspadai kelompok yang merasa paling benar sendiri
Merdeka.com - Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo berbicara di hadapan 10.000 Santri Pondok Pesantren Buntet pada acara Haul Al-Marhumin Sesepuhan Warga Pondok Buntet, di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Panglima TNI menyampaikan sejarah Indonesia tidak bisa terpisahkan antara Ulama, para Santri dan TNI adalah peristiwa 17 Agustus 1945, Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
"Bangsa Indonesia merdeka karena peran aktif para Kyai dan Ulama bersama-sama dengan umat agama lain, berbagai macam suku berjuang bersama-sama sehingga Indonesia menjadi bangsa yang hebat dalam meraih kemerdekaan," kata Jenderal Gatot, Sabtu malam (15/4).
Menurut Jenderal TNI Gatot Nurmantyo bahwa perjuangan para ulama dan TNI pertama dipimpin Jenderal Sudirman, pada masa itu oleh anak buahnya dipanggil Kyai.
-
Siapa yang menjadi Panglima TNI? Saat Indonesia merdeka, Surono dan kawan-kawannya bergabung dengan Barisan Keamanan Raktay (BKR) di Banyumas. Di sinilah Surono selalu mendampingi Soedirman yang kelak menjadi Panglima TNI.
-
Kenapa Pangkoopsudnas ingatkan netralitas TNI? Hal yang harus menjadi perhatian meliputi keimanan dan ketakwaan, peningkatan kualitas SDM, kepedulian lingkungan dan alutsista, ketahanan keluarga, lambangja, dan netralitas prajurit dalam Pemilu.
-
Apa tugas dari Panglima TNI? Dengan mempertimbangkan banyak aspek dan kepentingan nasional.
-
Bagaimana TNI tunjukkan loyalitasnya? Loyalitas tinggi yang mereka tunjukkan terhadap rekan sejawat, atasan, dan kesatuan hampir selalu bisa menyentuh hati wanita.
-
Bagaimana Panglima TNI memperkuat hubungan pertahanan? Di bawah kepemimpinan Jenderal TNI Agus Subiyanto, kedua angkatan bersenjata memperluas interaksi profesional dan hubungan antar masyarakat melalui kunjungan tingkat tinggi secara berkala, mengikuti kursus, pertukaran profesional, dan latihan bilateral dan multilateral.
-
Apa kekuatan utama TNI? Situs pemeringkat kekuatan militer Global Fire Power (GFP) menaikkan peringkat TNI menjadi tentara ke-13 terkuat di dunia.
"TNI tidak bisa terlepas dari para Kyai dan para Ulama serta Santri," ucapnya.
Panglima TNI juga menyatakan kerisauannya, sudah mulai terbentuk di Indonesia kelompok-kelompok yang merasa hebat sendiri. merasa paling mendirikan bangsa ini.
"Inilah yang harus kita waspadai, adanya kelompok yang paling merasa benar, paling hebat, tidak seperti ulama yang bersatu padu bersama agama lainnya dan bangkit pada saat bangsa membutuhkannya," tegasnya.
Jenderal TNI Gatot Nurmantyo juga menyampaikan bahwa, dalam mengisi kemerdekaan dan mempertahankan NKRI agar tetap berdiri teguh dan tidak membedakan agama satu dengan yang lainnya.
"Negara Indonesia adalah mayoritas beragama Islam yang benar-benar demokrasi dalam mengajarkan kebaikan," ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut Panglima TNI berharap momentum Haul ini untuk membangkitkan kebersamaan sesama Ulama dan Santri yang turut berperan berjuang merebut kemerdekaan.
"Jangan sia-sia kan mereka, kita lanjutkan perjuangan dengan bergandengan tangan agar bangsa Indonesia tetap aman, tenteram dan hidup dalam sendi-sendi Pancasila," ungkapnya.
Di akhir sambutannya Jenderal TNI Gatot Nurmantyo menegaskan Santri dan Ulama mempunyai peran yang sangat penting dalam merebut kemerdekaan Indonesia, bersama komponen bangsa lainnya, sehingga Indonesia menjadi bangsa yang hebat hingga saat ini.
Turut hadir pada acara tersebut antara lain Kasad Jenderal TNI Mulyono, Kapuspen TNI Mayjen TNI Wuryanto, Kapusbintal TNI, KH Anas Arsyad (pengasuh Ponpes Buntet) juga sebagai dewan pengawas Ponpes Buntet Yayasan Lembaga Pendidikan Islam (YLPI) dan para sesepuh dan warga Buntet Pesantren 2017.
(mdk/ian)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dengan perilaku toleransi tinggi, Indonesia diyakini kebal dengan serangan paham radikal terorisme ingin pecah belah NKRI.
Baca SelengkapnyaSalam lintas agama merupakan salah satu upaya berkesinambungan merawat kemajemukan dimiliki Indonesia.
Baca SelengkapnyaAnggota Komisi I Mayjen (Purn) Tubagus Hasanuddin mewanti-wanti Panglima agar prajurit TNI agar netral saat Pilkada
Baca SelengkapnyaUntuk mengatasi permasalahan di negara ini bukan sebuah sistem baru, tapi persatuan dan kesatuan.
Baca SelengkapnyaPenangkapan di beberapa tampat baru-baru ini semakin menguatkan rasa aman bagi masyarakat.
Baca SelengkapnyaSetiap individu selayaknya bisa menjadi sosok yang menyebarkan kebaikan dan menjaga harmonisasi.
Baca SelengkapnyaYaqut menegaskan, mempertahankan Indonesia sama saja dengan mempertahankan harga diri hingga martabat.
Baca SelengkapnyaDengan Pancasila seluruh hajat hidup masyarakat berbeda latar belakang diwadahi untuk hidup dalam kerukunan.
Baca SelengkapnyaPrabowo menegaskan, Gerindra partai pendekar. Tidak mau memainkan narasi kebencian dan politik pecah belah.
Baca SelengkapnyaPentingnya menghormati kebebasan beragama dan tanggung jawab sosial dalam menjaga kehidupan plural di Indonesia
Baca SelengkapnyaMahfud mengingatkan pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan masyarakat Indonesia dengan pelbagai sikap perdamaian.
Baca SelengkapnyaKemerdekaan yang dirayakan bangsa Indonesia adalah untuk mengingat lepasnya Indonesia dari penjajahan negara asing.
Baca Selengkapnya