Panglima TNI persilakan rakyat ikut tangkap teroris Santoso
Merdeka.com - Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengajak warga sipil ikut memburu kelompok bersenjata Mujahidin Indonesia Timur (MIT) di Poso, Sulawesi Tengah. Pernyataan Jenderal Gatot ini menyusul belum tertangkapnya kelompok bersenjata pimpinan Santoso itu.
"Dalam kondisi sekarang ini rakyat menangkap pun boleh. TNI sama Polri melakukan operasi bersama-sama yang penting atas tujuan. Tujuan kita menangkap Santoso Cs. Leadernya Polri, kita beri masukan kepada Polri. Kita evaluasi sama-sama," kata Gatot saat ditemui dalam acara Rapimnas TNI-Polri di PTIK, Jakarta, Jumat (29/1).
Meski begitu, Gatot menegaskan, bahwa TNI tidak perlu mengambil alih keamanan di Poso. Menurut mantan Kepala Staf Angkatan Darat ini, posisi TNI dalam operasi untuk menangkap kelompok Santoso hanya memberikan bantuan personel kepada kepolisian.
-
Siapa yang menjadi Panglima TNI? Saat Indonesia merdeka, Surono dan kawan-kawannya bergabung dengan Barisan Keamanan Raktay (BKR) di Banyumas. Di sinilah Surono selalu mendampingi Soedirman yang kelak menjadi Panglima TNI.
-
Kapan Hadi Tjahjanto menjabat sebagai Panglima TNI? Marsekal (Purn) Hadi Tjahjanto adalah mantan Panglima TNI yang menjabat sejak 2017 sampai 2021.
-
Siapa yang diincar TNI? Satu sosok yang diincar para prajurit TNI itu adalah Kapolres Tuban, AKBP Suryono.
-
Siapa yang memimpin misi TNI? Mereka harus menyelundupkan senjata untuk membantu Bangsa Aljazair yang berjuang demi kemerdekaannya.
-
Apa yang dilakukan Panglima TNI terhadap kasus ini? Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono memastikan proses hukum terhadap anggotanya yang melakukan pelanggaran tindak pidana.
-
Siapa yang memimpin pasukan Terate? Oleh Jenderal Moestopo, para maling dan pelacur diberi bekal pendidikan militer.
"Ini bukan kayak ikan di kolam, lalu airnya disurutkan, ikannya ditangkap. Tidak seperti itu. Jadi ibaratnya dalam tertib sipil, polisi adalah tangan kanan presiden, TNI adalah tangan kiri presiden. Semuanya saling menguatkan," ujar Gatot.
Gatot menambahkan, kondisi Poso yang saat ini masuk dalam keamanan sipil sehingga TNI tak perlu mengambil alih keamanan. Dirinya menegaskan, untuk sekarang ini TNI bertugas untuk memberikan bantuan personel dan strategi kepada kepolisian untuk menangkap kelompok Santoso.
"Dalam kondisi darurat militer, baru TNI jadi tangan kanan presiden, polisi tangan kiri. Dalam artian memberi bantuan. Hilangkan sifat kompetisi dari masing-masing angkatan, harus sinergi. Seperti yang dikatakan Kapolri bahwa dalam kondisi sekarang ini, TNI Polri adalah pemersatu," ujar Gatot.
Gatot melanjutkan tak menampik kerap terjadi gesekan antara personel Polri dan TNI dalam operasi penangkapan kelompok Santoso. Akan tetapi menurut dia keributan itu tidak perlu diperbesar.
"Kalau ada gesekan, dalam keluarga aja, kakak adik suka ribut biasa itu. Yang penting jangan sampai ibunya bela-bela. Nanti jadi bapak sama ibu yang ribut," tandasnya.
Seperti diketahui, personel gabungan TNI-Polri terus memburu kelompok bersenjata di wilayah Poso, Sulawesi Tengah, yang dinamakan operasi Tinombala. Pada operasi ini ada penambahan 1.000 personel dari pihak TNI.
"Kemarin juga ada penguatan dari TNI, kalau enggak salah 1.000 personel. Kita lakukan upaya penindakan," kata Kapolri Jenderal Badrodin usai menggelar acara Rapim di PTIK, Jakarta, Selasa (26/1).
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Wakil Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Andika Perkasa buka suara soal pengeroyokan dilakukan anggota TNI terhadap relawan
Baca SelengkapnyaCalon Presiden Ganjar Pranowo mengapresiasi langkah cepat TNI memproses anggotanya yang menganiaya relawan.
Baca SelengkapnyaRespons Panglima TNI Jenderal Agus Soal Prajurit Keroyok Relawan Ganjar-Mahfud
Baca SelengkapnyaMabes TNI memberikan klarifikasi instruksi Panglima TNI Laksamana Yudo.
Baca SelengkapnyaPolisi mengabulkan penangguhan penahanan terhadap seseorang berinisial ARH.
Baca SelengkapnyaKarena kalimat itu, diakui Yudo, berujung kesalahan tafsir di masyarakat
Baca SelengkapnyaPanglima perintahkan dua jenderal periksa anggota TNI yang geruduk Mapolrestabes Medan, Sumatera Utara.
Baca SelengkapnyaGanjar Pranowo memuji gerak cepat Panglima TNI Agus Subiyanto dalam menangani kasus penganiayaan relawannya.
Baca SelengkapnyaPanglima menegaskan, tindakan prajurit TNI di Polrestabes Medan itu tidak mewakili institusi.
Baca Selengkapnya. Panglima memerintahkan 'memiting' masyarakat yang melakukan demonstrasi.
Baca SelengkapnyaSebelumnya, Sebuah video yang memperlihatkan puluhan anggota TNI berseragam lengkap sedang menggeruduk Mapolrestabes Medan.
Baca SelengkapnyaPanglima TNI Laksamana Yudo Margono menegaskan tidak ada impunitas bagi anggota TNI yang melakukan tindak pidana.
Baca Selengkapnya