Panglima TNI tak perlu repot-repot urusi black box AirAsia

Merdeka.com - Wakil Ketua DPR Fadli Zon menyatakan, Panglima TNI Jenderal Moeldoko tak perlu ikut terjun langsung dalam proses evakuasi pesawat AirAsia QZ8501 yang hilang di sekitar perairan Selat Karimata. Menurutnya, tugas itu sudah diemban oleh Basarnas dan tim gabungan lain yang menangani proses evakuasi tersebut.
"Moeldoko lebih baik mengawasi yang lain karena masih banyak tugas lain yang harus dikerjakannya," kata Fadli di Gedung DPR, Jakarta, Jumat (9/1).
Menurut dia, tujuan Jenderal Moeldoko melihat langsung proses evakuasi memang positif. Namun hal tersebut tak perlu dilakukan Moeldoko dengan mendatangi langsung ke Pangkalabun, Kalimantan Tengah.
"Tapi Saya kira maksudnya baik dengan adanya Panglima langsung turun agar tidak tumpang tindih proses evakuasi. Namun sifat evakuasi ini teknis karena sudah masuk hari ke tiga belas," ujarnya.
Nampaknya, Panglima TNI Jenderal Moeldoko ingin unjuk gigi dalam operasi evakuasi AirAsia QZ8501. Bahkan, sampai pada proses yang bersifat teknis pun Jenderal Moeldoko dinilai ingin ikut campur.
Berikut aksi-aksi Panglima TNI yang dinilai tak perlu untuk dilakukan, seperti dihimpun merdeka.com, Selasa (13/1):
Panglima TNI pimpin langsung evakuasi AirAsia
Ekor pesawat AirAsia QZ8501 yang hilang pekan lalu, berhasil ditemukan oleh Badan SAR Nasional (Basarnas). Panglima TNI Jenderal Moeldoko pun terjun langsung ke lapangan untuk memimpin langsung proses evakuasi benda berukuran 10 x 5 x 3 meter tersebut.Moeldoko tiba di Lanud Iskandar sekitar pukul 07.50 WIB dengan menggunakan pesawat Boeing 737 A-7305 milik TNI AU. Kemudian melanjutkan perjalanannya dengan helikopter ke KRI Banda Aceh.Moeldoko mengatakan, cuaca cerah hari ini akan dimanfaatkan untuk pengangkatan sesegera mungkin. Walaupun, terdapat sejumlah kendala dalam laut. Arus bawah laut diperkirakan 10-25 cm/detik dengan tingkat kejernihan air sampai dengan batas penglihatan 0 meter.
Panglima TNI menginap di KRI Banda Aceh
Panglima TNI Jenderal Moeldoko memimpin langsung proses pelaksanaan operasi pengangkatan bagian ekor pesawat Air Asia QZ8501 yang telah berhasil ditemukan di dasar laut perairan Selat Karimata, Kalimantan Tengah, Kamis (8/1).Jenderal Moeldoko mengakui, masih terdapat beberapa kendala yang menghambat dalam proses evakuasi ekor pesawat tersebut, salah satunya kondisi cuaca dan arus di perairan tempat jatuhnya pesawat. Mantan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) ini pun memerintahakan akan melanjutkan pencarian pada Jumat (9/1) besok.Untuk itu Panglima TNI Jenderal TNI Dr. Moeldoko dan rombongan diantaranya Asintel Panglima TNI Laksda TNI Amri Husaini, Asops Panglima TNI Mayjen TNI Indra Hidayat, Aster Panglima TNI Mayjen TNI Ngakan G. Sugiartha, S.H., dan Kapuspen TNI Mayjen TNI M. Fuad Basya, malam ini menginap di Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Banda Aceh, untuk memimpin kembali operasi pengangkatan ekor AirAsia QZ-8501 esok hari.
Panglima TNI pimpin pengangkatan black box
Panglima TNI, Jenderal Moeldoko beserta rombongan tiba di Lanud Iskandar, Pangkalanbun, Kalimantan Tengah sekitar pukul 11.45 WIB. Namun, kedatangannya tersebut hanya untuk transit dan langsung masuk Heli HU-420 milik TNI AU untuk menuju KRI Banda Aceh yang sudah standby berada di perairan selat Karimata, Kalimantan Tengah.Di kapal tersebut, Moeldoko akan memimpin pengangkatan bagian FDR dan CVR black box pesawat AirAsia QZ850 yang berhasil ditemukan. Jenderal Moeldoko beberapa hari yang lalu juga memimpin pengangkatan ekor AirAsia di KRI Banda Aceh. Jenderal bintang empat itu menginap tiga hari di kapal yang sama.Penemuan black box AirAsia QZ8501 ini dipastikan langsung oleh Kepala Basarnas, Marsekal Madya FHB Soelistyo. Black box tersebut berupa Flight Data Recorder (FDR) yang ditemukan di bawah puing-puing sayap pesawat. Kendati bagian ditemukan, namun tim SAR tetap fokus pada pencarian korban dan evakuasi.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya