Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Pantau Pemikiran dan Ucapan Tokoh, Pemerintah Dinilai Panik

Pantau Pemikiran dan Ucapan Tokoh, Pemerintah Dinilai Panik Rapat Koordinasi Keamanan Pascapemilu. ©Liputan6.com/Angga Yuniar

Merdeka.com - Ahli hukum tata negara sekaligus pengamat politik Indonesia, Refly Harun mengkritisi pembentukan Tim Hukum Nasional yang bertugas memantau pemikiran dan ucapan Tokoh. Menurutnya, tim yang diinisiasi Menkopolhukam Wiranto ini tidak produktif. Dia khawatir tim ini tak ubahnya Kobkamtib (Komando Pemulihan Keamanan dan Ketertiban) di era Soeharto.

Menurutnya, ini bisa mengantarkan kembali Indonesia ke arah otoritarianisme. Demokrasi yang sudah dinikmati sejak 1998 mestinya bisa dipelihara dan dijaga dengan baik.

"Jadi menurut saya kenapa kita mau set back ke belakang. Demokrasi yang sudah kita nikmati sejak tahun 98 ini, banyak itu kan penuh dengan darah dan air mata kan," kata Refly Harun saat dihubungi Liputan6.com, Rabu (8/5).

Menurutnya, keributan di Indonesia hanya terjadi di media sosial tidak sampai ke realitas. Hal tersebut terbukti dengan amannya penyelenggaraan pemilu pada 17 April lalu. Refly menilai bahwa tidak ada keributan yang berarti dalam pemilu lalu.

"Tidak ada korban jiwa yang terkait dengan bentrokan kan. Tapi kalau terkait penyelenggara yang kelelahan itu soal manajemen pemilu yang harusnya kita tinjau kembali ya," tutur Refly.

Refly menekankan tugas negara bukanlah untuk mengganggu kebebasan sipil dengan mengawasi ucapan dan pemikiran warga negara. Tugas negara ialah menjaga dan memelihara kondisi yang kondusif.

"Kalau memang ada yang melanggar hukum dari misalnya kegiatan masyarakat sipil ya, maka ya diproses saja secara hukum. Tapi hukum yang fair, adil dan demokratis ya. Bukan hukum yang menyasar orang-orang kritis misalnya," tegas Refly.

Menurutnya pemerintah tidak perlu merasa khawatir dengan warga negaranya. Karena tidak ada warga negara Indonesia yang berniat negaranya rusak.

"Kita tidak usah bicara 01 dan 02 sekarang ini, yang kita harus bicarakan adalah bagaimana kita memelihara demokrasi konstitusional kita yang sudah kita nikmati dan saya pikira tinggal mengelolanya," kata Refly.

Terkait persaingan politik, Refly menilai bahwa hal itu merupakan hal yang wajar bagi megara yang mengaku dirinya demokratis. Asalkan situasi keamanan tetap terjaga. Jika ada yang melanggar, menurut Mantan Komisaris Utama Jasamarga itu, bisa ditindak. Akan tetapi harus sesui dengan rambu-rambu hukum yang ada.

"Kalau ada yang melanggar ditindak, tapi melanggar yang benar ya. Bukan melanggar karena menjalankan kebebasan untuk berserikat berkumpul dan mengeluarkan pendapat," terang Refly.

Lingkaran Jokowi

Refly sendiri merasa heran dengan orang-orang di lingkaran Presiden Jokowi yang menurutnya kerap kali mencanangkan wacana-wacana tidak produktif. Menurutnya jika ada massa yang menyampaikan protes itu sah-sah saja, asalkan negara menjaga kondusifitasnya supaya jangan sampai berkembang ke arah anarkis.

"Tapi misalnya mencegah (mencegah protes/kritik) wah itu menurut saya sudah tidak produktif," kata Refly.

Refly juga melihat bahwa wacana tidak produktif tersebut jelas bertentangan dengan konstitusi yang diadopsi oleh negara ini.

"Bertentangan dengan UU HAM, hal hak dasar dan masyarakat sipil. Karena itulah menurut saya pemerintah tak perlu seperti alergi ya seperti panik," tuturnya.

Dirinya membandingkan dengan era kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang menurutnya tidak pernah terdengar wacana-wacana kontra produktif.

"Saya lihat masa pemerintahan SBY kok ndak ada yang sampai ada wacana untuk mengerem kebebasan sipil seperti ini. Jangan sampai saat sipil yang menang justru muncul otoritarianisme yang baru karena diboncengi anasir-anisir otoriter gitu loh," tandasnya. (mdk/ded)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Megawati Singgung Penguasa Bertindak Layaknya Rezim Orde Baru, Ini Respons Pihak Prabowo-Gibran
Megawati Singgung Penguasa Bertindak Layaknya Rezim Orde Baru, Ini Respons Pihak Prabowo-Gibran

Nusron melanjutkan, salah satu ciri orde baru lainnya adalah intelijen negara dipakai untuk menakut-nakuti orang.

Baca Selengkapnya
Megawati Sindir Penguasa Mirip Zaman Orba, TKN Prabowo: Kegelisahan Gagal Jadikan Jokowi Alat Partai
Megawati Sindir Penguasa Mirip Zaman Orba, TKN Prabowo: Kegelisahan Gagal Jadikan Jokowi Alat Partai

TKN Prabowo membantah pernyataan Ketua PDI Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarnoputri soal pemerintahan Jokowi seperti Orba

Baca Selengkapnya
Deretan Jenderal Berani Tantang Soeharto
Deretan Jenderal Berani Tantang Soeharto

Sejumlah tokoh militer senior dan sipil kecewa. Mereka mempertanyakan sikap Soeharto yang menyeret ABRI sebagai alat kekuasaan.

Baca Selengkapnya
Hendropriyono soal Ketakutan Orde Baru: Itu Sejarah, Sudah Lewat
Hendropriyono soal Ketakutan Orde Baru: Itu Sejarah, Sudah Lewat

Hendro pun mengkritisi pihak-pihak yang bermoral rendah.

Baca Selengkapnya
Ini Harapan PDIP pada Revisi UU TNI-Polri
Ini Harapan PDIP pada Revisi UU TNI-Polri

Djarot berujar, memberikan kekuasaan yang berlebihan tanpa kontrol kepada suatu lembaga akan sangat berbahaya.

Baca Selengkapnya
Hasto Putar Rekaman Suara Diduga Jokowi Perintahkan Penegak Hukum untuk Intimidasi, Begini Isinya
Hasto Putar Rekaman Suara Diduga Jokowi Perintahkan Penegak Hukum untuk Intimidasi, Begini Isinya

Pada rekaman yang diputar Hasto lewat telepon genggam miliknya, memang terdengar suara mirip Presiden Jokowi.

Baca Selengkapnya
Hasto PDIP: Saya Bandingkan Kekuasaan Soeharto dan Jokowi, Sebenarnya Ada Kemiripan
Hasto PDIP: Saya Bandingkan Kekuasaan Soeharto dan Jokowi, Sebenarnya Ada Kemiripan

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menilai ada kemiripan antara Soeharto dan Joko Widodo (Jokowi) dalam upaya mempertahankan kepemimpinan lewat Pemilu.

Baca Selengkapnya
Hasto Ungkap Rekaman Suara Jokowi Diduga Perintahkan Intimidasi, Istana Beberkan Fakta Sebenarnya
Hasto Ungkap Rekaman Suara Jokowi Diduga Perintahkan Intimidasi, Istana Beberkan Fakta Sebenarnya

Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana membantah apa yang disampaikan Hasto.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Pandangan Mahfud Usai Megawati Tajam Bicara Curigai KPK Target Kader PDIP
VIDEO: Pandangan Mahfud Usai Megawati Tajam Bicara Curigai KPK Target Kader PDIP

Mantan Menko Polhukam Mahfud Md memberi pandangan mengenai kerja KPK. Dia merespons curhatan Mega soal kerja KPK

Baca Selengkapnya
Megawati: Pemimpin Harusnya Mengayomi Rakyat, Bukan Menurunkan Aparat Diam-Diam
Megawati: Pemimpin Harusnya Mengayomi Rakyat, Bukan Menurunkan Aparat Diam-Diam

Megawati mengambil contoh kasus pengeroyokan relawan Ganjar Pranowo dan Mahfud MD di Boyolali.

Baca Selengkapnya
Momen Megawati Tunjuk-Tunjuk Jenderal TNI, Ngegas Sindir Kapolri Jika Polisi Berani Tangkap
Momen Megawati Tunjuk-Tunjuk Jenderal TNI, Ngegas Sindir Kapolri Jika Polisi Berani Tangkap

iapan TNI menghadapi ancaman. Buntutnya, Megawati turut menyindir institusi Polri. Bahkan, dia mengancam bakal datangi Kapolri jika aparat berani menangkap.

Baca Selengkapnya
Muncul Sentimen Negatif ke Sjafrie Sjamsoeddin, Hendropriyono: Ada yang Main Ini Pasti
Muncul Sentimen Negatif ke Sjafrie Sjamsoeddin, Hendropriyono: Ada yang Main Ini Pasti

Munculnya sentiman terhadap Sjafrie adalah permainan pihak tertentu.

Baca Selengkapnya