Panti Muallaf, berkah Allah SWT setelah sembuh dari kanker payudara
Merdeka.com - Saat penyakit parah tak kunjung sembuh, hanya bisa berbaring, rasa putus asa kerap mengintai. Serasa ingin hidup ini berakhir saja agar penderitaan tubuh ikut berakhir. Seperti ini yang dirasakan Marlanita (42), warga Rappocini, Makassar.
Awalnya Marlanita, yang bernama asli Omi Kristiani, Kabupaten Mamasa, Provinsi Sulawesi Barat ini beragama nasrani lalu menikah dengan Andi Ilham Nawir, guide yang kemudian jadi pengusaha travel. Bertahun-tahun mereka hidup berumah tangga dalam suasana beda agama karena suaminya seorang muslim. Tetapi empat anak buah perkawinannya mengikuti memeluk nasrani.
Di awal tahun 2009, Marlanita akhirnya memeluk Islam demi mengikuti jejak sang suami.
-
Kenapa Allah mengangkat derajat orang sakit? Rasa sakit yang diberikan oleh Allah SWT bisa menjadi salah satu bentuk kepedulian dan tanda cinta kasih kepada hamba-Nya.
-
Siapa yang sering merasakan sakit akibat kanker? Lebih dari 50 persen pasien yang berada pada tahap awal hingga menengah dari penyakit kanker mengalami nyeri selama perjalanan penyakit mereka.
-
Kenapa harus bersyukur saat sakit? Bersyukurlah ketika kamu mengalami sakit, itu tandanya Tuhan sangat mengistimewakan kamu dengan perhatiian-perhatian kecilnya.
-
Gimana cara kanker pengaruhi nafsu makan? Sel kanker dapat menghasilkan zat-zat yang mengganggu proses metabolisme normal tubuh dan menurunkan nafsu makan seseorang.
-
Apa yang diajarkan Islam tentang orang sakit? Islam juga mengajarkan agar mendoakan orang yang sedang sakit.
-
Apa saja contoh kata-kata untuk orang sakit? Kata-kata untuk orang sakit bisa berupa doa, harapan, nasihat, atau ungkapan cinta dan perhatian. Kata-kata ini bisa membuat orang yang sakit merasa lebih tenang, kuat, dan bersemangat untuk melawan penyakitnya.
Hingga pertengahan tahun 2009, penyakit kanker payudara yang dideritanya sejak SMP kembali kambuh, bahkan kian parah. Tiga bulan Marlanita tidak bisa beraktivitas. Hanya berbaring di tempat tidur selama tiga bulan, sampai darah selalu keluar dari payudaranya yang nyaris rusak.
Di penghujung rasa putus asa, Marlanita yang ditemui Selasa siang, (14/6) berkisah, di malam Jumat sekira pukul 02.00 wita serasa mimpi didatangi sosok berpenampilan kiai duduk di depannya sembari memegang tasbih berkilau emas. Wajahnya tidak jelas karena wujudnya seperti cahaya matahari yang akan terbit.
"Sosok kiai itu berkata ke saya bahwa kami bisa sembuh asalkan menjernihkan pikiran dan memeluk Islam dengan baik. Lalu saya diminta untuk berpuasa selama 70 hari berturut-turut dan menjalankan puasa Senin-Kamis. Belum lama memang saya memeluk Islam tapi tidak begitu yakin. Saya kemudian berjanji untuk jalankan semua wejangan sosok kiai ini. Lalu saya diminta ke belakang rumah untuk mengambil dedaunan. Lalu meracikkan obat dari dedaunan itu untuk saya minun nanti. Semuanya seperti nyata," kata Marlanita.
Keesokan harinya, kata Marlanita yang ditinggal mati suaminya tahun 2014 itu kemudian meminum air racikan obat yang semalam diperolehnya seperti dalam mimpi. Usai meneguk cairan dari perasan air dedaunan itu, tiba-tiba darah mengucur terus dari payudara. Tak disangka-sangka pula dia bisa bangun dari pembaringan dan kesehatannya semakin baik.
Jumat berikutnya, sosok kiai ini kembali dan membimbing cara meracik obat-obatan dari dedaunan tertentu, juga menggambarkan jenis bahan yang bisa dibeli dari luar. Kemudian sosok kiai ini tidak pernah lagi muncul.
"Sejak saat itu saya mulai berpuasa selama 70 hari berturut-turut, juga puasa Senin-Kamis. Sungguh muzizat dari Allah SWT karena saya kuat puasa yang selama ini saya tidak pernah lakukan dan saya tidak pernah datang bulan selama puasa 70 hari itu. Hingga saatnya tiba kanker yang saya derita benar-benar sembuh," tutur Marlanita.
Sejak saat itu, kata Marlanita, dia benar-benar mendapat hidayah dan mengakui kebesaran Tuhan. Empat orang anaknya kemudian satu persatu masuk Islam. Hingga akhirnya tahun 2012 lalu dia minta restu ke suaminya membuka sebuah panti asuhan untuk mencari berkah.
Atas restu suaminya, panti asuhan itu diberi mana Panti Asuhan Muallaf, dikelola Yayasan Al Anshar bentukan suaminya. Kini panti asuhan muallaf mengurus 37 orang anak.
Yang sudah cukup disekolahkan. Ada dua di antaranya masih balita. Di antara mereka, ada yang kehilangan orangtua dan juga ada yang berasal dari keluarga miskin pergi meninggalkan kampung halaman karena ingin sekolah. Latar belakangnya berasal dari Makassar, Kabupaten Mamuju, Polman, Mamasa, sampai Flores.
Ragam cerita ihwal anak-anak datang dan dalam asuhannya. Bilqis, balita yang kini berusia 2 tahun. Sebelumnya bayi ini dibawa oleh tiga orang perempuan. Salah satunya memohon-mohon agar anaknya dipelihara di panti ini. Katanya, sudah ada beberapa panti didatangi tapi tidak ada yang mau pelihara.
"Tentu tidak ada yang mau pelihara karena kondisi bayi itu memprihatinkan. Tubuhnya lebih kecil dari anak kucing," kata Marlanita.
Ketiga perempuan yang Marlanita duga adalah "pekerja malam" itu kemudian pergi setelah Marlanita berkenan pelihara anak itu. Perempuan-perempuan itu menolak sebut identitas dirinya dan tidak mau membuat pernyataan penyerahan di atas kertas bermaterai. Tetapi sempat cerita jika bayinya itu baru enam bulan dalam kandungan dan lahir.
"Saya menduga anak ini rencananya akan diaborsi namun ternyata lahir dalam keadaan hidup. Kini bayi itu berusia dua tahun, kamk beri nama Bilqis," ujar Marlanita.
Kini Marlanita dan anak-anak asuhnya hidup dalam keadaan sangat sederhana bahkan sangat kurang. Setelah Andi Ilham Nawir suaminya meninggal dunia, tidak ada lagi sandaran ekonomi menyusul tutupnya usaha travel.
Marlanita kemudian menghidupi keluarga berikut anak-anak asuhnya dari jualan obat herbal yang racikanya berasal dari petunjuk sosok kiai yang pernah menemuinya dalam mimpi. Marlanita meracik obat antara lain untuk kanker payudara, kista dan obat bagi pasangan yang sulit mendapatkan anak.
"Dari jualan herbal, kemudian bantuan dari para dermawan panti ini bisa hidup. Termasuk mantan pasien yang sudah punya anak datang mengucapkan terima kasih dengan memberi bantuan buat anak-anak. Rejeki itu selalu ada. Saya yakin dengan kebesaran Allah SWT," tutur Marlanita dengan mata berkaca-kaca.
Kini puluhan anak panti itu hidup dalam kesederhanaan. Kasur hanya beberapa. Mereka ada yang tidur meringkuk, melantai di atas karpet kusam cahaya dari balon lampu sangat temaran, sebagian atap juga bocor sehingga tetes air harus ditadah dengan wadah.
"Saya mengajari anak-anak hidup sederhana dan bagi yang waktunya sekolah, harus sekolah demi masa depan mereka sendiri nanti. Tahun ini ada delapan orang yang menyelesaikan jenjang SMA nya," cerita Marlanita.
(mdk/tyo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Berikut cerita seorang wanita yatim piatu yang selalu berprasangka baik ke Allah SWT.
Baca SelengkapnyaTak ada yang tahu kemana nasib membawa hidup seseorang di masa depan.
Baca SelengkapnyaAldi Taher sempat menceritakan saat dirinya divonis kanker oleh dokter. Berkat keajaiban Al Quran Aldi Taher bisa kuat hingga saat ini.
Baca SelengkapnyaNunung kini tengah melawan penyakit kanker payudara. Kondisinya semakin membaik pasca operasi.
Baca SelengkapnyaKomedian Nunung kini sudah siap kembali melawak dan terima banyak tawaran.
Baca SelengkapnyaUmroh mabrur adalah ibadah yang diterima oleh Allah.
Baca SelengkapnyaSepulang dari ibadah umrah, Happy Asmara mengaku bahwa dirinya kini lebih tenang dalam menjalani kehidupan.
Baca SelengkapnyaArtis cantik ini mampu mencuri hati para masyarakat Indonesia dengan kemampuan akting dan parasnya yang diatas rata-rata.
Baca SelengkapnyaHanum semakin mempercantik dirinya dengan berbagai cara. Mulai dari diet, sedot lemak, hingga terbaru implan payudara.
Baca SelengkapnyaBagi pasien kanker payudara, dukungan orang terdekat merupakan hal penting untuk pemulihannya.
Baca SelengkapnyaMarion Jola merayakan momen istimewa ulang tahunnya yang ke-24 dengan penuh rasa syukur, meskipun ia harus menghabiskan waktu di rumah sakit.
Baca SelengkapnyaSosoknya bahkan tak habis pikir lantaran umat Islam harus beribadah sebanyak lima kali sehari.
Baca Selengkapnya