Papan nama jalan Malioboro kembali diganti dengan yang lama
Merdeka.com - Papan nama Jalan Malioboro lama yang berwarna hijau dengan tambahan aksara Jawa dipasang kembali setelah sempat dilepas dan diganti papan nama baru dengan desain yang lebih modern. Apa sebabnya?
"Kami tidak berniat mengganti papan nama jalan lama dengan papan nama yang baru. Papan nama jalan yang lama dilepas karena akan diperbaiki," kata Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Malioboro Syarif Teguh di Yogyakarta, seperti dikutip dari Antara, Senin (3/9).
Menurut dia, papan nama baru dengan desain tulisan modern warna-warni tanpa menyertakan aksara Jawa tersebut bukan merupakan papan nama jalan namun hanya sebatas papan nama penanda kawasan Malioboro.
-
Apa yang rusak di jalan tersebut? 'Kami meminta agar segera dibangun jalan dari Dusun Juron sampai Dusun Dawung, karena ini adalah akses yang paling penting bagi warga kedua dusun. Terutama masalah anak sekolah yang harus mereka perhatikan. Kalau mereka pakai matic, kondisi jalan yang licin berbahaya bagi mereka,' kata Sugiyanto, warga Desa Pandanharum, dikutip dari kanal YouTube Liputan6 pada Senin (5/2).
-
Dimana jalan rusak itu berada? Rombongan Bupati Grobogan yang melintasi Desa Pandanharum, Kecamatan Gabus, Grobogan, dihadang oleh warga.
-
Dimana jalan rusak itu dijadikan wisata? Beberapa di antaranya menggambarkan jalan rusak yang dijadikan wisata buaya atau seperti sedang melakukan offroad di hutan.
-
Kenapa kereta api Jogja-Bantul ditutup? Karena kalah bersaing dengan kendaraan pribadi maupun angkutan umum, PJKA akhirnya menutup jalur tersebut pada tahun 1973.
-
Siapa yang membongkar jalur kereta api Jogja-Bantul? Pada tahun 1943, pekerja Romusha Jepang membongkar jalur kereta api untuk segmen Palbapang-Sewugalur untuk pembangunan jalur kereta api di tempat lain dan mengubah jalur Yogyakarta-Palbapang dari lebar sepur 1.435 mm menjadi 1.067 mm.
-
Bagaimana tol Solo-Yogyakarta untuk arus balik? Sedangkan tanggal 12-15 April diberlakukan sebaliknya, untuk arus balik dari Yogyakarta ke Solo.'Tol fungsional Solo-Jogja akan kita buka mulai pukul 6.00 pagi sampai 5 (17.00) sore,' ungkapnya.
Oleh karena itu, papan nama Jalan Malioboro lama dan papan nama penanda Kawasan Malioboro tersebut akan dipasang, masing-masing di sisi timur dan barat.
"Pemasangan kembali papan nama Jalan Malioboro tersebut tidak disebabkan adanya kritik-kritik dari masyarakat. Kami memang tidak berniat untuk menghilangkan papan nama jalan itu. Papan nama jalan wajib ada, di sisi selatan Jalan Malioboro pun ada papan serupa," katanya.
Saat ini, papan nama penanda Kawasan Malioboro tersebut dilepas untuk sementara waktu karena mengalami kerusakan setelah ditabrak oleh bus.
Sebelumnya papan nama Malioboro menuai kontroversi. Plang papan nama yang baru bertuliskan 'Sejak 1755 MALIOBORO Kawasan Jalan-jalan'. Plang baru ini berlatar belakang warna putih sementara tulisannya berwarna-warni. Ada unsur keceriaan dan modernisitas dalam plang papan nama baru Jl Malioboro. Menggantikan plang lama yang berwarna hijau dengan tulisan melayu dan aksara Jawa di bawahnya. Sangat tradisonal dan lokal.
Masyarakat Advokasi Budaya (Madya) yang pada tahun 2010 lalu dimintai pendapat untuk penataan Malioboro juga terkejut dengan plang baru tersebut. Plang itu dianggap tidak sesuai dengan corak Malioboro yang kental dengan budaya dan kesederhanaan masyarakat sekitar.
"Kami anggap plang itu terlalu gaul. Terlalu kontras dengan pemandangan di Jl Malioboro. Plang lama malah lebih cocok," kata Koordinator Madya, Joe Marbun saat berbincang dengan merdeka.com, Senin (3/9).
Dulu Madya meminta agar dalam penataan Malioboro, Pemerintah Kota Yogyakarta, menjaga sejarah dan cagar budaya yang ada di Jl Malioboro. Di Malioboro berjejer bangunan cagar budaya berusia ratusan tahun yang kini tertutup reklame dan pedagang kaki lima.
"Tapi sepertinya yang dilakukan pemerintah untuk menunjukkan sejarah Malioboro malah menuliskan 'Sejak 1755 Malioboro kawasan jalan-jalan'. Menunjukkan sejarah kan tidak cukup hanya dengan tulisan," kata Joe.
Pemerintah Yogyakarta sendiri berharap penataan kawasan Malioboro ini akan semakin cantik dan mudah dikenang. Malioboro pun diharapkan menjadi kawasan yang lebih ramah untuk pejalan kaki. Tidak sesak oleh lahan parkir dan pedagang kaki lima.
"Pengembangan kondisi Malioboro mengarah pada permasalahan yang berkaitan dengan kebersihan, kemacetan, kesemrawutan dan ketidaknyamanan. Untuk mengatasi masalah ini Pemerintah Kota Yogyakarta bekerja sama dengan seluruh komponen masyarakat Malioboro melakukan penataan dengan mengacu pada visi Kawasan Malioboro yang bersih, tertib dan aman," kata Wali Kota Yogyakarta, Haryadi Suyuti, Minggu (3/9). (mdk/hhw)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jalan Malioboro tempo dulu benar-benar bikin nostalgia banget, masih didominasi becak dan sepeda. Simak yuk!
Baca SelengkapnyaJalan Malioboro tempo dulu benar-benar bikin nostalgia banget. Simak yuk!
Baca SelengkapnyaInsiden kericuhan sempat terjadi di Teras Malioboro 2 yang berada di Jalan Malioboro, Kota Yogyakarta, Sabtu (13/7) malam.
Baca SelengkapnyaViral video jalan amblas di lampu merah Olimo Jakarta Barat arah Kota
Baca SelengkapnyaJembatan itu merupakan titik tersulit dalam hal perencanaan jalur kereta api milik Perusahaan SDS dari Purwokerto hingga Wonosobo.
Baca SelengkapnyaSelain pengobatan penyakit paru-paru, dulu di lokasi ini juga terdapat gereja.
Baca SelengkapnyaBus dengan nama Trans Putera Fajar nomor polisi AD 7524 OG tersebut dinyatakan terlambat uji KIR.
Baca SelengkapnyaTidak ada korban jiwa dalam peristiwa yang terjadi Senin (30/9) sore itu.
Baca SelengkapnyaJembatan tersebut memiliki panjang 39 meter dan lebar 4,2 meter, dibangun dengan konsep Jembatan Bailey yang diperkirakan memiliki daya tahan hingga 50 tahun.
Baca SelengkapnyaPolisi masih mendalami sebab awal kericuhan terjadi
Baca SelengkapnyaBerikut potret Yogyakarta tempo dulu yang masih begitu banyak pepohonan dan delman.
Baca SelengkapnyaBegini Penampakan Bus Pelajar SMK Depok yang Terguling di Ciater Subang
Baca Selengkapnya