Para petani ini gadaikan traktor untuk biaya Lebaran
Merdeka.com - Sejumlah petani di Kabupaten Magetan, Jawa Timur, kembali menggadaikan mesin traktor miliknya ke kantor pegadaian setempat untuk membiayai kebutuhan keluarga saat merayakan Lebaran Idul Fitri 1434H pada tahun ini.
Salah satu petani setempat, Bibit, mengatakan kegiatan tersebut telah rutin ia lakukan setiap tahun menjelang lebaran tiba. Seperti diberitakan Antara, Rabu (31/7).
"Uang hasil menggadaikan traktor tersebut akan saya gunakan untuk mencukupi kebutuhan keluarga saat merayakan Lebaran. Sedangkan sisanya dipakai untuk keperluan musim tanam mendatang," ujar Bibit, kepada wartawan.
-
Apa yang terjadi pada para petani? Mereka masih selamat meski mengalami luka bakar.
-
Uang Lebaran apa yang dijajakan? Uang yang dijual beragam. Mulai dari Rp5.000, Rp10.000, Rp20.000 hingga Rp75.000.
-
Apa yang meningkat penjualannya menjelang Lebaran? Menjelang Hari Raya Idulfitri, penjualan pernak-pernik bernuansa Islami mengalami peningkatan sekitar 20-30 persen.
-
Apa masalah yang dihadapi petani? Oh, selamat pagi juga. Masalah saya adalah bahwa ladang ini selalu banjir setiap musim hujan.
-
Mengapa orang berburu baju Lebaran? Membeli baju baru untuk Lebaran sudah menjadi tradisi setiap tahun masyarakat Indonesia. Warga berbondong-bondong menyerbu mal hingga pasar grosir pakaian untuk membeli baju baru sebagai persiapan Hari Raya.
-
Kenapa orang berbelanja baju lebaran? Semarak perayaan Idul Fitri seringkali menjadi ajang tampil gaya dalam busana.
Menurut dia, para petani bisa mendapatkan uang antara Rp 3 juta hingga Rp10 juta dari hasil menggadaikan mesin traktornya tersebut. Besaran pinjaman yang didapatkan tergantung dari kondisi traktor yang digadaikan.
Adapun, besaran taksiran nilai gadai akan ditentukan oleh juru penaksir di masing-masing kantor pegadaian yang ada. "Saya mendapatkan sekitar Rp 7 juta dari hasil gadai dengan tenggang waktu pengembalian tiga hingga empat bulan. Kondisi traktor saya lumayan bagus, makanya dihargai tinggi," terang Bibit.
Para petani mengaku terpaksa menggadaikan mesin traktor untuk biaya persiapan berbagai kebutuhan Lebaran. Alasanya, menurut mereka sudah tidak ada pilihan lain untuk cepat mendapatkan uang jelang perayaan tahunan umat Islam itu.
Sementara, petugas Pegadaian Magetan Joko, mengatakan, hingga saat ini sudah ada sekitar 200 traktor milik petani yang telah digadaikan di kantor pegadaian setempat. "Jumlah tersebut diperkirakan akan terus bertambah saat mendekati lebaran mendatang. Hal ini sudah menjadi kebiasaan petani saat jelang lebaran tiba," kata Joko.
Menurut dia, menjelang lebaran, terjadi peningkatan transaksi di kantor pegadaiannya. Tidak hanya traktor saja digadaikan, namun juga perhiasan, motor, dan juga barang elektronik.
"Karena 90 persen masyarakat di Magetan adalah petani, maka kebanyakan barang yang digadaikan adalah mesin traktor. Setelah itu perhiasan," terang dia.
Nantinya, para petani sewaktu-waktu bisa menebus kembali traktornya dengan batas waktu maksimal tiga hingga empat bulan. Adapun setiap 15 hari para petani akan dikenakan sejumlah bunga ringan. Pihaknya memperkirakan peningkatan transaksi masih akan berlangsung hingga jelang lebaran mendatang seiring dengan tingginya kebutuhan konsumen.
"Pegadaian Magetan telah menyiapkan dana hingga tak terbatas untuk melayani kebutuhan konsumen saat berlebaran. Barang yang digadaikan bisa perhiasan, motor, dan juga barang elektronik," katanya. (mdk/mtf)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Aktivitas panen padi saat ini masih terbatas di sejumlah daerah. Kondisi tersebut membuat harga gabah kering di tingkat petani menjadi sangat tinggi.
Baca SelengkapnyaKenaikan harga cabai di tingkat petani sudah terjadi sejak pekan lalu.
Baca SelengkapnyaPerekonomian mereka terangkat berkat Bantuan Keistimewaan Khusus (BKK) yang dianggarkan dari Dana Keistimewaan
Baca SelengkapnyaDi panen ini, mereka hanya menerima nominal amat kecil yakni Rp700 per kilogram. Ini jauh dari pendapatan saat harga normal, di kisaran Rp4.000 per kilogram
Baca SelengkapnyaNormalnya, harga cabai rawit di tingkat petani berkisar antara Rp10.000 hingga Rp15.000 per kilogram.
Baca SelengkapnyaPara petani Rorotan lebih mengutamakan tali dan baju untuk menjaga padi yang akan dipanen agar terhindar dari seragan hama burung pipit.
Baca SelengkapnyaKenaikan ini dipengaruhi oleh pasokan gabah dari petani terbatas akibat panen padi di tingkat petani menurun.
Baca SelengkapnyaSebelumnya pada awal tahun harga per kwintal gabah senilai Rp500 ribu.
Baca SelengkapnyaHarga cabai merah turun seiring hasil panen yang melimpah di Boyolali.
Baca SelengkapnyaJika sebelumnya harga beras berada di kisaran Rp 8.000 per liter, kini melonjak menjadi Rp 10.000 per liter.
Baca SelengkapnyaMenteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) melakukan panen tebu di Desa Sidamulya kecamatan Astanajapura, Cirebon, Jawa Barat.
Baca SelengkapnyaArea persawahan di Jakarta tersebut terdampak kekeringan panjang
Baca Selengkapnya