Parade budaya HUT ke-413 Kota Singaraja, puluhan pemuda adat ngamuk
Merdeka.com - Puluhan pemuda mengamuk di depan panggung kehormatan saat acara parade budaya HUT Kota Singaraja yang ke-413 di Kabupaten Buleleng. Pada acara ini, masing-masing desa dan kecamatan di Buleleng menunjukkan atraksi seni budaya yang diwariskan di desa adat masing-masing.
Namun begitu giliran desa adat Desa adat Pasang Bulia, Kecamatan Sukasada tampil di depan panggung. Sontak membuat para tamu undangan kaget dan nyaris beranjak dari kursi duduk.
Bagaimana tidak, puluhan pemuda tiba-tiba saling serang dan saling pukul dengan menggunakan sabuk kelapa yang penuh dengan bara api. Tradisi ini disebut 'Ngamuk Amukan'.
-
Dimana acara budaya tersebut diadakan? Diadakan di kompleks kawasan bersejarah Kota Tua, Semarang, hadir pada pagelaran budaya tersebut Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu, Wakil Bupati Karangasem, I Wayan Artha Dipa, Ketua TP PKK Kota Denpasar, Ny. Sagung Antari Jaya, serta Kepala Dinas Kebudayaan Kota Denpasar, Raka Purwantara.
-
Siapa yang terlibat dalam Parade Budaya? Dalam kesempatan itu, Jampilklim juga menyampaikan aspirasi kepada pemerintah agar melibatkan semua elemen masyarakat dalam pengambilan kebijakan negara, termasuk anak-anak, anak muda, perempuan, dan difabel.
-
Kenapa warga Tulungagung mengadakan upacara ini? Tradisi ini merupakan warisan nenek moyang untuk menyampaikan rasa syukur atas anugerah air Telaga Buret yang mengairi area sawah di Desa Sawo, Gedangan, Ngentrong, dan Gamping.
-
Bagaimana kerusuhan terjadi di Banyumas? Para suporter menyalakan flare dan kemudian merangsek masuk ke dalam stadion.
-
Siapa yang terlibat keributan? 'Minggu (7/7), terjadi perselisihan antara saudara MK dan DN di salah satu acara hajatan di wilayah hukum Polsek Majalaya,' demikian dikutip dari keterangan video.
-
Dimana keributan terjadi? Seorang anggota TNI Koramil 01/Purwodadi mengalami nasib yang kurang baik saat bertugas mengamankan acara hiburan solo organ di Dusun Tanjungan, Desa Ngembak, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Grobogan Jawa Tengah.
Permainan tradisional ini, konon merupakan warisan budaya secara turun temurun yang dilakukan warga adat di Pasang Bulia. Setiap pagelaran upacara di salah satu pura setempat wajib menggelar Amuk-amukan.
Tradisi ini sebagai simbol menghilangkan rasa dengki dan meluapkan amarah.
Permainan tradisional khas Buleleng yang ditampilkan ini, merupakan upaya dari Pemkab Buleleng untuk mengembalikan permainan tradisional yang mulai dilupakan masyarakat di tengah era modern.
Untuk memperkenalkan kembali, maka Pemkab Buleleng mengkemas permainan tradisional ini dalam parade Budaya.
Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, kali ini Pemkab Buleleng melombakan parade budaya untuk menyemangati peserta yang mengikuti parade budaya ini.
Wakil Bupati Buleleng, Nyoman Sutjidra mengatakan, Pemkab Buleleng akan terus melakukan pelestarian kebudayaan yang ada di Buleleng termasuk permainan tradisional.
"Kami sudah diwariskam kebudayaan oleh leluhur. Tugas kita sekarang adalah, untuk melestarikannya. Kami akan kembangkan agar permainan tradisional ini bisa menjadi daya tarik tersendiri untuk menarik minat wisatawan untuk hadir ke Buleleng," kata Wabup Sutjidra, usai membuka Parade Budaya di depan Tugu Singa Ambaraja, Singaraja, Sabtu (1/4).
Sementara Ketua Panitia yang juga sekaligus Kepala Dinas Kebudayaan (Disbud) Buleleng, Putu Tastra Wijaya menjelaskan, parade budaya ini merupakan sajian kesenian yang dikemas dalam bentuk parade budaya, yang diselenggarakan dalam memeriahkan HUT Kota Singaraja yang ke-413.
(mdk/msh)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mereka melakukan itu semua demi memperingati jasa para pahlawan
Baca SelengkapnyaMasyarakat antusias menyaksikan parade dan defile pasukan Polri pada peringatan HUT ke-78 Bhayangkara.
Baca SelengkapnyaKegiatan ini diharapkan mampu mendorong masyarakat mengenal lebih jauh upacara adat dari setiap daerah yang ada di Sleman.
Baca SelengkapnyaDalam waktu singkat, isi gunungan tumpeng habis diserbu masyarakat yang tampak sangat antusias.
Baca SelengkapnyaKesenian ini biasanya dimainkan oleh puluhan orang untuk menyindir Belanda.
Baca SelengkapnyaPawai dimulai dari depan Hotel Adi Mulia di Jalan Diponegoro sampai Lapangan Benteng Medan.
Baca SelengkapnyaAcara ini juga berhasil menyatukan komunitas dan menarik perhatian wisatawan dari berbagai daerah.
Baca SelengkapnyaMemeriahkan HUT Kota Medan ke-433, Pemkot Medan menggelar event Colorful Medan Carnival 2023.
Baca SelengkapnyaTabuhan rancak khas rebana kuntulan memecahkan keriuhan di tengah Alun-Alun Taman Blambangan, Banyuwangi.
Baca SelengkapnyaMasyarakat Banyuwangi dikenal sangat menjunjung seni dan budaya daerahnya.
Baca SelengkapnyaPenjabat (Pj) Wali Kota Tarakan, Bustan mengapresiasi antusias masyarakat dan kerja keras seluruh pihak yang membantu dalam pelaksanaan tersebut.
Baca SelengkapnyaFestival Kuwung yang masuk dalam agenda Banyuwangi Festival 2024 ini disambut antusias oleh ribuan warga.
Baca Selengkapnya