Parasut buatan Tulungagung andalan TNI diakui dunia sejajar NATO
Merdeka.com - Parasut buatan pabrikan CV Maju Mapan di Ngunut, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, selama ini banyak digunakan oleh prajurit TNI. Kualitasnya diakui luar negeri seperti produk yang digunakan NATO.
"Kualitas parasut buatan perusahaan lokal CV Maju Mapan ini tak kalah dengan produk dari luar negeri. Banyak yang sudah mengakui produk kami bagus dan aman, khususnya dari pengguna kalangan TNI," kata pendiri CV Maju Mapan, Yafet Paiman, di kantornya, Jl Raya 1/26 Ngunut, Tulungagung, Selasa (18/11). Demikian dilaporkan antara.
Parasut yang sudah diproduksi berjenis parabolik menggunakan bahan dari Korea Selatan dan diberi nama Garuda 1-P. Parasut ini diklaim mampu digunakan hingga lebih dari 100 kali dan tahan selama 16,5 tahun, dengan kemampuan beban sampai 136 Kg.
-
Apa itu alutsista TNI AU? Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista) dibutuhkan sebagai urat nadi pertahanan. Pelindung langit Indonesia.
-
Bagaimana TNI AU modernisasi alutsista? Tiga tahun terakhir, pemerintah mengalokasikan anggaran cukup besar untuk modernisasi alutsista dalam negeri.
-
Kenapa alutsista TNI AU penting? Sesuai amanat Presiden pertama Indonesia, Soekarno.'Kuasai udara untuk melaksanakan kehendak nasional, karena kekuatan nasional di udara adalah faktor yang menentukan dalam perang modern,' demikian pesan bung Karno, saat pidato Ulang Tahun TNI Angkatan Udara ke-9, tahun 1955.
-
Mengapa TNI AU menjadi sorotan dunia? Kekuatan TNI AU Kala itu Menjadi Sorotan Dunia Intelijen Inggris bahkan mennyebutkan 'Angkatan Udara Indonesia dapat mencari dan menghancurkan target mereka di Asia Tenggara, di mana saja dan kapan pun mereka mau,' Demikian laporan dari Atase Udara Indonesia di London tentang komentar intelijen Inggris.
-
Dimana alutsista TNI AU diuji terbang? Tepat 18 Januari 1956, delapan unit Vampire berhasil menjajal uji terbang dari landasan udara Husein Sastranegara, Bandung.
-
Bagaimana pesawat nirawak TNI AU bekerja? Tonny Harjono usai acara HUT ke-78 TNI AU di Lapangan Dirgantara AAU, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Senin, menjelaskan pesawat terbang tanpa awak itu berteknologi satelit sehingga mampu mendukung pertempuran 'beyond visual range' (BVR) atau pertempuran udara jarak jauh.
"Ini yang sudah dipakai oleh TNI AD dan TNI AU," kata Paiman.
Rupanya tak hanya institusi TNI yang menggunakan parasut produksinya, sejumlah negara sahabat juga sudah melirik parasut yang terkenal dengan kualitasnya ini.
Timor Leste dan Papua Nugini yang telah memesan parasut pabrikannya. Selain itu, Australia juga disebutnya pernah memuji parasut made in Tulungagung itu. Australia menyebut parasutnya memiliki kualitas sama dengan yang digunakan NATO.
"Australia masuk ke sini menanyakan ISO dan waktu itu kami belum punya. Kami baru punya ISO tahun 2011. Mereka memuji produk kita sudah seperti NATO," kata Paiman.
Tak hanya parasut, pabrik yang dirintis Paiman itu juga membuat tenda satuan militer, dan dari Malaysia pun memesan 7.000 unit.
Malaysia mau beli lagi 7.000 tenda, sudah disurvei, didatangi tentara kerajaan militernya juga. "Terakhir mereka mengajak kerja sama mendirikan pabrik di sana, saya nggak mau. Saya bilang kamu pesan saja dulu berapa tahun, baru lihat nanti," ujar Paiman.
Kemensos, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Badan SAR Nasional (Basarnas) dan Palang Merah Indonesia (PMI) serta Polri juga memesan tenda dari pabrik CV Maju Mapan itu.
Pabrik Maju Mapan juga memproduksi dragchute untuk pengereman pesawat jet seperti Hawk dan Sukhoi. Ada pula parasut barang yang mampu menurunkan sebuah kontainer 200 Kg dari langit ke darat dengan aman.
"Lalu kami juga bikin shelter untuk heli, dari alumunium alloy tapi terpalnya dari sini. Kalau kena angin itu ya mungkin talinya kurang rapat sehingga kena angin sedikit saja 'keplek-keplek'. Tapi sekarang itu baling-baling muter di dalam, di atas, di kiri atau kanan nggak apa-apa shelternya," papar Paiman.
CV Maju Mapan juga memproduksi alat kelengkapan tentara/polisi lainnya seperti ikat pinggang, sarung pistol, tas, pengait tali dan sebagainya. Kemampuan produksi pabrik Paiman bisa mencapai 1.000 item dan itu baru 1/5 kemampuan tertinggi produksi.
"Omset rata-rata Rp100 miliar/tahun. "Waktu HUT TNI di Surabaya itu semua pakai dari sini produknya. Sempat diumumkan itu produk Tulungagung," ujar Paiman bangga.
Namun demikian, dirinya masih kesulitan untuk memasarkan hasil produknya ke luar negeri karena dukungan pemerintah masih minim untuk membantu memasarkan.
"Saya masih mempromosikan sendiri produk militer ini keluar negeri. Sejauh ini sudah ada 28 hasil unggulan produksinya. Namun untuk merealisasikan kerja sama harus ada izin dari Kementerian Pertahanan," katanya.
Ia berharap pemerintah melalui Kementerian Pertahanan dapat membantu perusahaan swasta dalam negeri untuk merambah pasar internasional, sehingga produk Indonesia mampu bersaing dengan baik.
(mdk/ian)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penambahan alutsista ini membuat TNI semakin disegani dan ditakuti dunia. Terlebih, kekuatan militer Indonesia di peringkat ke-15 dari 140 negara di dunia.
Baca SelengkapnyaSalah satu alutsista Indonesia paling laku yaitu Anoa 6x6 yang dibuat PT Pindad. Anoa 6x6 ini dipesan Malaysia, Pakistan, Timor Leste dan lainnya.
Baca SelengkapnyaAlat Utama Sistem Senjata (Alutsista) dibutuhkan sebagai urat nadi pertahanan. Pelindung langit Indonesia.
Baca SelengkapnyaPrabowo optimis industri pertahanan Indonesia bisa kuat.
Baca SelengkapnyaTugu pesawat tempur itu diresmikan langsung Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau) Marsekal TNI Mohamad Tonny Harjono.
Baca SelengkapnyaJokowi mengapresiasi kepercayaan pemerintah Filipina terhadap produk buatan Indonesia.
Baca SelengkapnyaAgus menyebut bahwa Jokowi sangat senang melihat pameran alutsista.
Baca SelengkapnyaIndonesia turut menawarkan pesawat CN2335-220 produksi PTDI.
Baca SelengkapnyaPemerintah Arab Saudi memang membatasi impor produk-produk militer dari berbagai negara.
Baca SelengkapnyaMenhan Prabowo Subianto menyerahkan lima unit pesawat NC-212i kepada TNI Angkatan Udara (AU) di Lanud Halim Perdanakusuma pada hari Selasa (12/12) pagi.
Baca SelengkapnyaPesawat tempur F-15EX merupakan versi paling muktahir dari pesawat F-15 yang pernah dibuat oleh Boeing.
Baca SelengkapnyaSaat terbang kedua pesawat TNI AU dalam keadaan baik dan tidak ada masalah
Baca Selengkapnya