Pasca tragedi Mina, pemerintah Saudi didesak reformasi ibadah haji
Merdeka.com - Insiden Mina yang menewaskan 717 jemaah haji termasuk 3 di antaranya jemaah asal Indonesia membuat berbagai pihak menyerukan perbaikan dalam manajemen penyelenggaraan haji. Perbaikan tersebut, dinilai harus menyentuh segala aspek agar kejadian yang sama tak terulang kembali di kemudian hari.
"Berhaji menjadi ritual yang berbahaya dan tak lagi nyaman. Ritual berhaji justru akan tercatat sebagai ritual agama yang paling banyak memakan nyawa manusia dalam sejarah. Saatnya pemerintah Saudi mengumpulkan ulama untuk melakukan reformasi atas ibadah haji, tanpa melanggar ketentuan kitab suci yang diyakini," ujar penggiat anti diskriminasi, Denny JA dalam keterangan tertulisnya, Jumat (25/9).
Denny mengusulkan kepada pemerintah tentang reformasi manajemen pengelolaan haji lewat tiga cara yang 'radikal'. Pertama, menambah jumlah hari yang sah untuk berhaji. Selama ini diyakini hari yang sah berhaji hanya lima hari efektif, yaitu dari tanggal 9-13 Dzulhijjah saja.
-
Kenapa banyak jamaah haji meninggal? Menurut Gentur, tingginya angka jemaah haji yang meninggal karena jemaah yang diberangkatkan pada tahun ini rata-rata usia lansia. Selain itu kondisi cuaca di Arab Saudi yang panas ekstrem juga berpengaruh terhadap kesehatan jamaah Indonesia.
-
Apa yang menyebabkan jemaah haji meninggal? Pemerintahan Arab Saudi menyatakan 1.301 jamaah haji meninggal selama ibadah haji tahun ini, sebagian besar adalah jemaah yang berjalan jauh dalam cuaca sangat panas.
-
Kapan jemaah haji meninggal? Tercatat per 12 Juli 2024, ada 420 orang jemaah haji asal Indonesia yang meninggal di tanah suci.
-
Kenapa jemaah haji meninggal di Arab Saudi? Lebih dari 50 persen jemaah haji asal Jateng dan DIY yang meninggal dunia disebabkan oleh penyakit kardiovaskuler.
-
Apa penyebab utama kematian jemaah haji? Lebih dari 50 persen jemaah haji asal Jateng dan DIY yang meninggal dunia disebabkan oleh penyakit kardiovaskuler.
"Harus dipikirkan jumlah hari berhaji yang sah bertambah juga tak hanya 5 hari, tapi berbulan-bulan. Dari 5 hari menjadi, misalnya 60 hari, dan sebagainya. Jika waktu sah berhaji berubah dari 5 hari menjadi katakanlah 60 hari, ini akan menjadi solusi yang sangat ampuh untuk mengurangi konsentrasi massa di satu titik dan di satu waktu. Niscaya ibadah haji akan dirasakan lebih nyaman dan lebih aman bagi jemaah," lanjut pendiri Lingkaran Survei Indonesia (LSI) ini.
Kedua, mengubah arsitektur Mina. Umumnya kecelakaan yang menewaskan ratusan jemaah haji terjadi di Mina. Sejak 1980, sudah terjadi 8 kali tragedi maut yang menelan lebih dari seratus nyawa.
"Pemerintah Saudi bisa mengundang aneka pihak yang berkompeten di dunia untuk mempelajari bangunan dan lorong Mina dalam hubungannya dengan arus massa yang ratusan ribu. Harus ada reformasi arsitektural yang akhirnya bisa membantu area Mina itu lebih aman untuk masa yang berdesakan," jelasnya.
Ketiga, modernisasi manajemen haji. Kini, lanjut Denny, sudah saatnya pemerintah Arab Saudi juga memodernisasi manajemen haji, baik dari jumlah, SOP dalam bekerja, dan kualitas SDM-nya.
"Saatnya manajemen haji direformasi, sehingga beribadah itu tak hanya aman dan nyaman, namun juga khusyuk bagi jemaah, dan bagi keluarga yang ditinggal, yang tak perlu lagi was-was akan keselamatan jemaah," ucapnya.
(mdk/dan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Lebih dari 50 persen jemaah haji asal Jateng dan DIY yang meninggal dunia disebabkan oleh penyakit kardiovaskuler.
Baca SelengkapnyaArab saudi Umumkan 1.301 Jemaah Haji Meninggal Tahun Ini, Sebagian Tidak Terdaftar Resmi
Baca SelengkapnyaKementerian Kesehatan membuat catatan ada 136 jemaah haji yang meninggal dunia
Baca SelengkapnyaLansia pria itu sempat mendapatkan perawatan medis, namun nyawanya tak tertolong
Baca SelengkapnyaHingga Minggu (7/7), fase pemulangan jemaah haji gelombang kedua terus berjalan.
Baca SelengkapnyaJumlah jamaah haji yang meninggal pada tahun 2023 ini jauh lebih banyak dibanding tahun sebelumnya.
Baca SelengkapnyaJemaah yang wafat saat puncak haji, secara keseluruhan ada 40 orang
Baca SelengkapnyaSetidaknya 550 orang dilaporkan meninggal dunia saat menjalankan haji.
Baca SelengkapnyaSebanyak 72 jemaah haji asal Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) meninggal dunia.
Baca SelengkapnyaUntuk jemaah hilang saat masa puncak haji yang belum ditemukan hingga kini berjumlah satu orang.
Baca SelengkapnyaTradisi berpenampilan cetar dan bling-bling kerap dilakukan jemaah haji asal Debarkasi Makassar setibanya di Tanah Air.
Baca SelengkapnyaAngka kematian tersebut menjadi tertinggi selama penyelenggaraan ibadah haji.
Baca Selengkapnya