Pascabom Sarinah, kelompok An Nadzir sering disambangi intel
Merdeka.com - Pascateror bom di Jl HM Thamrin, Jakarta beberapa waktu lalu, komunitas An Nadzir yang berdiam di Kampung Batua, Kelurahan Romang Lompoa, Kecamatan Bonto Marannu, Kabupaten Gowa dengan jarak tempuh dari batas Kota Makassar banyak didatangi intel dari TNI dan Polri. Sebelumnya, komunitas yang hidup membuat areal pemukiman sendiri di Kabupaten Gowa ini kerap dihujani tudingan dugaan kelompok teror dan aliran sesat.
Demikian diungkap Ustaz Lukman A Bakti, salah seorang ulama sekaligus juru bicara kelompok An Nadzir yang mendiami dan mengelola lahan seluas 24 hektare itu usai peletakan batu pertama pembangunan Mesjid An Nadzir yang dihadiri Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo, Senin (1/2).
"Pasca peristiwa teror baru-baru ini di Jakarta, kami banyak didatangi intel dari TNI dan Polri. Setelah intens diskusi dan kajian, keluar kesimpulan jika An Nadzir terlepas dari dugaan teroris," tandas Ustaz Lukman A Bakti seraya menambahkan setelah isu teroris selesai, menyusul lagi tudingan aliran sesat.
-
Apa tujuan dari sekte sesat ini? Wanita itu mengatakan bahwa kuil itu bernama Kanaan, dan anggota kelompoknya percaya bahwa dunia akan segera berakhir.
-
Siapa yang terlibat dalam kerusuhan ini? Pada saat itu Maroko adalah protektorat Prancis, dan komisaris Prancis untuk Oujda, René Brunel, menyalahkan kekerasan yang terjadi pada orang-orang Yahudi karena meninggalkan Oujda dan bersimpati dengan gerakan Zionis.
-
Siapa sasaran sindiran? Berikut ini adalah kumpulan kata-kata sindiran kena mental yang bisa digunakan untuk menyindir orang sasimo atau orang yang menyebalkan.
-
Dimana sekte ini berada? Polisi juga menemukan 251 anak di bawah umur tinggal di peternakan Chokurongerwa, yang berjarak sekitar 34 km sebelah barat laut Ibu Kota Harare.
-
Di mana teror pembakaran terjadi? Pelaku pembakaran misterius di Kampung Tipar, RT 02, RW 06, Kelurahan Mekarsari Kecamatan Cimanggis, Depok mulai terungkap.
-
Kenapa nama kelompok nyeleneh bisa jadi ide? Kumpulan nama kelompok nyeleneh bisa menjadi ide memberi identitas grup di media sosial hingga saat bermain bersama.
Sejak awal munculnya An Nadzir tahun 1998 lalu yang kemudian eksis sebagai komunitas mandiri sejak tahun 2007 lalu, tidak terlepas dari isu teroris dan stigma negatif lainnya karena dari gaya berpakaian saja seperti jubah, bertopi khas dan bersorban, An Nadzir kemudian dituding kelompok ekstrem. Ustadz Lukman A Bakti mengatakan, tudingan itu sungguh tidak nyaman.
Tapi baginya, wajar jika penilaian itu muncul karena masyarakat di luar sana tidak paham dan tidak mengenal kelompok An Nadzir secara baik.
Ustaz Lukman A Bakti dari kelompok An Nadzir ©2016 merdeka.com/mappesona
Perlu diketahui, kata Lukman, bersorban, jubah, rambut dicat itu bukan keharusan bagi kelompok An Nadzir. Mereka yang mengikuti yang sebenarnya adalah gaya Rasulullah itu dilaksanakan bagi yang yakin saja, tidak ada keharusan.
"Kami merasa apa kami lakukan bukan atau tidak bertentangan dengan kaidah-kaidah sunah jadi tidak tepat jika dikatakan An Nadzir sesat," tuturnya.
Dengan kunjungan Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo di tengah-tengah kelompok An Nadzir diawali peletakan batu pertama pembangunan mesjid, menurut Lukman, itu membuktikan bahwa An Nadzir bukanlah kelompok yang disesaki isu-isu miring, stigma-stigma negatif. Sehingga warga An Nadzir yang berjumlah 130 Kepala Keluarga (KK) bisa lega karena kedatangan Gubernur Sulsel merupakan pembuktian kesekian kalinya bahwa An Nadzir bukan kelompok yang terjerat masalah.
Diakui, kehidupan kelompoknya memang rada eksklusif karena membuat pemukiman sendiri, bercocok tanah, beternak, menerapkan home schooling bagi anak-anak tetapi bukan berarti jadi asing di tengah warga setempat. Sejak awal, warga An Nadzir berbaur dengan masyarakat, saling membantu jika ada kesulitan ditemukan misalnya saat musim tanam atau musim panen tiba.
Yang paling menonjol perbedaan kelompok An Nadzir di tengah warga setempat selain gaya berpakaian, adalah penentuan hari lebaran.
"Kita biasanya lebih dulu sehari dari yang ditetapkan pemerintah. Tetapi itu kita lakukan karena ada hitungannya, ada metodologinya dan itu sudah diakui Thomas Djamaluddin dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) yang menurutnya, metodologi hisab An Nadzir sangat ilmiah, bisa dikaji untuk mempersatukan umat Islam di Indonesia.
(mdk/tyo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hal ini bertujuan untuk memberikan payung hukum bagi aparat di lapangan untuk melakukan penindakan.
Baca SelengkapnyaBNPT meminta gerakan Negara Islam Indonesia (NII) dimasukan ke dalam daftar terduga terorisme dan organisasi terorisme (DTTOT).
Baca SelengkapnyaKetiga terduga teroris ditangkap berinisial BI, ST dan SQ.
Baca SelengkapnyaKeterkaitan Al Zaytun dengan Negara Islam Indonesia (NII) sudah begitu banyak diungkap berbagai pihak. Hal ini tentu harus menjadi perhatian serius pemerintah.
Baca SelengkapnyaPemprov Jawa Barat menerima kabar adanya bunker senjata dan tempat ibadah Yahudi di Ponpes Al Zaytun.
Baca SelengkapnyaSebagian besar dari mereka ditangkap di daerah Sumatera Barat (Sumbar).
Baca SelengkapnyaKetiga terduga pelaku teroris merupakan jaringan Anshor Daulah yang beroperasi di Jawa Tengah.
Baca SelengkapnyaMenurut Mahfud, sejarah Al Zaytun memiliki keterkaitan dengan NII.
Baca SelengkapnyaSelain terafiliasi NII, Ponpes Al-Zaytun berbentuk komune. Hal ini diungkapkan Menko PMK Muhadjir Effendy.
Baca SelengkapnyaMenko Polhukam Mahfud MD menceritakan sejarah terkait keberadaan Pondok Pesantren Al Zaytun dengan Panji Gumilang sekali pimpinan.
Baca SelengkapnyaMUI telah membentuk tim gabungan dari MUI Kabupaten dan Kecamatan Rangsang Barat untuk menyelidiki
Baca SelengkapnyaPPATK masih menganalisis ratusan rekening pimpinan Ponpes Al-Zaytun Panji Gumilang. Diduga ada transasksi mencurigakan.
Baca Selengkapnya