Pasien Covid-19 Melonjak, Sejumlah Rumah Sakit di Surabaya Tutup IGD
Merdeka.com - Sejumlah rumah sakit (RS) di Jawa Timur telah menutup sementara Instalasi Gawat Darurat (IGD). Langkah ini dipicu lonjakan pasien Covid-19 yang menyebabkan fasilitas rumah sakit penuh.
Rumah sakit yang menutup sementara IGD-nya yakni: RSI Jemursari, RSI Ahmad Yani, RS Royal, RS Wiyung Sejahtera, RS PHC, RS Adi Husada Undaan Wetan, RS Adi Husada Kapasari, RS Premier, National Hospital, RS Al-Irsyad, RS Gotong Royong, RS RKZ, dan RS William Booth.
Ketua Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) Jatim Dodo Anondo membenarkan kondisi ini. Dia menyebut, RS itu menutup sementara IGD-nya secara dinamis atau dengan sistem buka-tutup, karena fasilitas rumah sakit telah sepenuhnya terpakai pasien Covid-19.
-
Kenapa TPU Cikadut jadi penting saat pandemi Covid-19? Hal itu menjadikan area pemakaman tersebut sebagai lokasi penunjang dari ratusan pasien yang meninggal dunia.
-
Kenapa pintu RSUD dipalang? Pihak RSUD menjelaskan, pihaknya menutup pintu dengan memalang karena kunci pintu rusak, takut obat-obatan dan alat medis hilang.
-
Kenapa kasus Covid-19 naik? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Apa dampak pandemi Covid-19? Pandemi Covid-19 mengubah tatanan kesehatan dan ekonomi di Indonesia dan dunia. Penanganan khusus untuk menjaga keseimbangan dampak kesehatan akibat Covid-19 serta memulihkan ekonomi harus dijalankan.
-
Bagaimana penanganan Covid-19 di Indonesia? Jokowi memilih menggunakan strategi gas dan rem sejak awal untuk menangani pandemi Covid-19. Gas dan rem yang dimaksudkan Jokowi diimplementasikan dalam tiga strategi yakni penanganan kedaruratan kesehatan, jaring pengaman sosial, dan pemulihan ekonomi. Inilah yang kemudian menjadi ujung tombak dalam penanganan Covid-19 di Indonesia.
-
Dimana kasus HIV terbanyak di Jawa Tengah? Dari ribuan kasus temuan HIV di Jateng itu, kasus terbanyak berada di Kota Semarang yang mencapai 331 kasus dengan penderita temuan paling banyak pada laki-laki.
"Memang betul rumah sakit itu menutup sementara (IGD-nya). Perlu digarisbawahi menutup sementara, artinya kami sistemnya buka tutup secara dinamis," jelasnya, Senin (5/7).
Dia menyebut, lonjakan pasien Covid-19 sudah cukup tinggi. Rumah sakit sudah mulai kelabakan karena full capacity.
"Sekarang pasien di IGD itu berlebihan yang datang, semua ingin ditangani oleh RS. Karena orang-orang sering datang tanpa rujukan puskesmas, karena memang penyakit ini memang cukup cepat penularannya, dan cepat infeksinya," tegasnya.
Dia menyebut, kini sejumlah RS di Surabaya tengah mengevaluasi dan mencoba mencari cara untuk memperbaiki sistem pelayanannya. Mereka mengatur skema dengan buka-tutup sementara IGD.
"Makanya itu, kami juga sekarang situasi RS ini bertahan, betul-betul bertahan supaya tidak kolaps. Untuk itu kami ngatur, ngatur tenaga, ngatur buka-tutupnya," ujar dia,
Sementara itu, salah satu rumah sakit di Kota Pahlawan yang pertama menutup IGD-nya adalah RS Wiliiam Booth, Surabaya. Mereka menutup sementara layanan IGD per Selasa (29/6). Dilaporkan sejumlah tenaga kesehatan di RS itu terkonfirmasi positif Covid-19.
Kabar ditutupnya RS William Booth itu dikonfirmasi Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya Febria Rachmanita. Dia membenarkan penutupan itu lantaran sejumlah perawat terpapar virus corona.
"Iya (RS William Booth tutup) karena terpapar perawatnya," kata Febria.
Terpisah, RS Katolik St Vicentius A Paulo RKZ Surabaya juga menutup sementara layanan IGD-nya untuk pasien Covid-19. Hal itu terpaksa dilakukan imbas dari menumpuknya pasien corona.
Kepala Bidang Hospital Development and Relation RKZ Surabaya Agung K Saputra mengatakan, penutupan sudah dilakukan sejak Jumat (2/7).
"IGD RKZ yang sedang tidak terima pasien Covid-19. Selain pasien Covid-19 masih tetap menerima. Kalau pasien Covid sudah tidak bisa terima lagi," katanya.
RSI Jemursari, Surabaya, juga terpaksa me-lockdown sementara layanan IGD-nya, lantaran penuh dengan pasien Covid-19. Bahkan 50 tenaga kesehatan di RS itu juga dilaporkan terkonfirmasi positif Covid-19.
"Betul (IGD lockdown). Karena di dalam penuh, di IGD ada 15 (pasien) yang belum dapat tempat tidur, kasihan pasien juga kasihan pegawai kami di sana," katanya.
(mdk/yan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ratusan Pasien RS Unair Akhirnya Dirawat di Tenda Darurat
Baca SelengkapnyaRumah sakit di Mojokerto kewalahan menampung pasien anak. Sejumlah anak sakit tak kebagian kamar.
Baca SelengkapnyaTampak sejumlah pasien anak hingga lansia yang tidak kebagian tempat tidur harus dirawat menggunakan kursi roda dengan selang infus di tangan.
Baca SelengkapnyaSebanyak 331 pasien dari RSUD Sumedang, terdiri dari 248 pasien rawat inap dan 83 pasien IGD, dievakuasi ke halaman gedung dan lima tenda darurat.
Baca SelengkapnyaTjandra mengatakan, data WHO menunjukkan, ada kenaikan 255 persen perawatan Covid-19 di rumah sakit Indonesia.
Baca SelengkapnyaRatusan pasien RS Universitas Airlangga terpaksa dievakuasi ke lapangan akibat gempa bumi
Baca SelengkapnyaPuluhan jenazah terpaksa ditempatkan di trotoar dan selasar rumah sakit karena kamar mayat tak mampu lagi menampung.
Baca SelengkapnyaSaat ini tercatat ada 300 warga yang terpapar covid dari sebelumnya 100 kasus.
Baca SelengkapnyaJumlah pasien korban serangan Israel yang ditangani RS Indonesia di Gaza melampaui kapasitas dan terus berdatangan setiap waktu.
Baca SelengkapnyaManajemen rumah sakit sedang mengevakuasi seluruh pasien rawat inap yang terdata sebanyak 102 orang.
Baca SelengkapnyaSejumlah pasien demam berdarah dengue sampai saat ini masih menjalani rawat inap.
Baca SelengkapnyaDua Rumah Sakit di Sumedang Terdampak Gempa, Ratusan Pasien Dievakuasi
Baca Selengkapnya