Pasien dalam Pengawasan Virus Corona Meninggal di RSUD Margono Purwokerto
Merdeka.com - Pasien dalam pengawasan (PDP) karena diduga terinfeksi virus corona di RSUD Margono Purwokerto Banyumas. Pasien tersebut meninggal setelah menjalani observasi di ruang isolasi.
"Yang meninggal di Banyumas dari Margono akan dibawa ke Kebumen. Masuk jam 03.00 pagi tadi, meninggal 15.45 WIB," kata Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, Sabtu (14/3).
Dia menyebut tim medis masih menunggu hasil laboratorium dari Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) Yogyakarta terkait pasien PDP tersebut.
-
Apa saja gejala yang dialami pasien pertama Covid-19? Setelah kembali ke Depok, NT mulai merasakan gejala seperti batuk, sesak, dan demam selama 10 hari. Ia berobat ke RS Mitra Depok dan didiagnosis mengidap bronkopneumonia, salah satu jenis pneumonia yang menyebabkan peradangan pada paru-paru.
-
Bagaimana kematian korban diketahui? Kematian korban diketahui pertama kali oleh penghuni apartemen yang mencium aroma kurang sedap.
-
Siapa yang ditemukan meninggal? Saat itu, ditemukan seorang pria atas nama W (55) dalam keadaan tak bernyawa.
-
Bagaimana tanda-tanda kematian 3 hari menjelang? Pada suatu saat akan terasa denyutan di tengah dahi kita, yaitu antara dahi kanan dan dahi kiri. Jika tanda-tanda kematian ini dapat dirasakan maka sebaiknya berpuasalah kita setelah itu. Supaya perut kita tak mengandung banyak najis dan ini akan memudahkan orang lain untuk memandikan jasad kita. Setelah itu pula mata hitam kita tak bersinar lagi dan bagi orang yang sakit, hidungnya perlahan akan masuk ke dalam. Ini dapat terlihat jelas kalau dilihat dari sisi tubuh kita. Telinga akan layu dan berangsur-angsur masuk ke dalam. Tapak kaki tegak berangsur-angsur lurus ke depan dan sukar untuk ditegakkan lagi.
-
Mengapa korban diduga meninggal? Diduga kuat, korban meninggal karena sakit karena tidak ditemukan luka akibat kekerasan.
-
Bagaimana korban meninggal? 'Dalam proses dari Lampung ke Jakarta ini (korban) pendarahan hebat. Pelaku juga mengetahui bahwa si korban sedang pendarahan. Pelaku ini mengetahui bahwa korban sedang pendarahan hebat, namun dibiarkan saja, sehingga korban kehabisan darah dan meregang nyawa,' kata dia.
Tim juga sudah mengirim hasil laboratorium ke Balitbangkes Kementerian Kesehatan.
"Hasil SWAB sudah dikirim yang dekat di Yogyakarta. Kita tinggal nunggu hasil dulu," ujar dia.
Pasien itu, kata Ganjar, baru masuk ke rumah sakit pada Sabtu (14/3) pukul 03.00 WIB dan langsung mendapatkan perawatan intensif. Namun, nyawanya tak tertolong dan meninggal pada pukul 15.45 WIB.
"Kita belum tahu hasil laboratorium pasien itu masuk jam 3 pagi tadi, meninggal pukul 15 45 WIB," jelasnya.
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dosen Politeknik Negeri Ujung Pandang (PNUP) Makassar, Remigius Tandioga (61) meninggal dunia di ruang kerjanya, Jumat (31/5).
Baca SelengkapnyaPengacara menduga ada kelalaian yang dilakukan petugas jaga saat itu.
Baca SelengkapnyaKorban seorang laki-laki Inisial D (47) tinggal di kamar 326, lantai III Lapas Cipinang.
Baca Selengkapnya