Pasien minta Ang Kim Soei tak dihukum mati karena sembuhkan penyakit
Merdeka.com - Indriyati (65), salah satu pasien terpidana mati di Lembaga Pemasyarakatan (LP) Besi Nusakambangan Jawa Tengah, mengaku kali pertama mengunjungi Ang Kim Soei sekitar akhir 2003. Dia saat itu ingin menyembuhkan anaknya yang punya penyakit kista.
"Saat itu, anak saya punya penyakit kista. Dari teman saya, menyarankan agar berhenti menggunakan obat-obatan kimia dan mulai beralih ke pengobatan lain," ujarnya saat ditemui di depan gerbang pelabuhan penyeberangan Wijayapura Cilacap, Jumat (16/1).
Saat itu, dia mengaku tertarik untuk ikut berobat kepada Kim karena banyak cerita mantan pasiennya yang sembuh. "Teman saya bilang, 'tapi jangan kaget kalau berobatnya antre'. Saya waktu itu tanya apa pasiennya banyak? Teman saya menjawab 'bukan banyak, tetapi berobatnya ke penjara di LP Besi'. Saat itu saya kaget karena berobatnya ke penjara," ucapnya.
-
Apa yang dilakukan pelaku pada korban? 'Korban meninggal akibat kekerasan. Ini peristiwa pembunuhan dengan tindak kekerasan, ditali, dicekik. Kami penyidik melakukan penyidikan pembunuhan, tidak soal lain,' kata Endriadi.
-
Apa yang dilakukan pelaku kepada korban? Mereka melakukan tindakan kekerasan fisik kepada korban.
-
Apa yang dilakukan pelaku terhadap korban? Pelaku mengancam akan memviralkan video-video asusila tersebut, jika korban tidak mau diajak berhubungan badan.
-
Apa yang terjadi pada korban? Korban pun akan terpanggang di dalamnya. Sebagai bagian dari desain hukuman yang kejam, saat perunggu yang panas membakar korban dan membuatnya berteriak.
-
Apa yang dilakukan polisi pada korban? Sesampainya di ruangan, pintu malah dikunci dari dalam'Sedangkan kedua teman korban menunggu di ruangan lainnya, singkat cerita di ruang tersebut terjadi dugaan tindak pencabulan itu,' kata KBO Satreskrim Polres Belitung, IPDA Wahyu Nugroho dalam konferensi pers di Polres Belitung.
-
Apa yang dialami korban? 'Dia alami luka cukup serius. Setelah kejadian, korban kemudian dilarikan ke RSUD Dekai, guna mendapatkan penanganan medis,' kata Kapolres Yahukimo AKBP Heru Hidayanto.
Tetapi, Indriyati mengaku mengikuti saran temannya. Kemudian, dia menyeberang ke pulau penjara tersebut. "Saat saya datang, ternyata pasiennya yang datang sangat banyak sekali. Mereka telah antre sejak pagi. Kami sendiri mengantre berdasar urutan yang datang, tanpa nomor urut," jelasnya.
Dia menceritakan, saat itu Kim diasisteni dua napi yang juga memiliki kemampuan pengobatan sebelum ditanganinya. "Kata teman saya, Kim bukan tabib atau dokter. Dia tidak pernah meminta bayaran. Setelah saya buktikan memang benar, kami tidak pernah diminta bayaran," kenang Indriyati.
Usai berobat, dia kemudian membawa beberapa ramuan tradisional seperti minyak dan beberapa kapsul. "Pertama saya buka kapsulnya seperti rumput yang dikeringkan. Saya saat itu tidak percaya, tetapi saya tetap ikuti," ujarnya.
Setelah datang tiga kali, anaknya yang diketahui kena kista kemudian sembuh. "Saya mulai percaya pengobatan herbal dari Bapak Kim," jelasnya.
Pengalaman serupa juga diakui pasien lainnya, Jeni Noviana (58). Dia yang datang bersama Indriyati dan beberapa pasien lainnya mengaku sangat berharap Kim tidak dieksekusi mati.
"Dia sangat membantu kami untuk menyembuhkan penyakit. Kami minta pemerintah bisa mengevaluasinya," katanya.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kim Woo Bin kembali hadir setelah lama berjuang melawan penyakit kanker. Ia menceritakan kisahnya di program YouTube Shin Dong Yup, Zzanbaro.
Baca SelengkapnyaNikita Mirzani sebelumnya datang ke tempat kos Fahmi Bo dan menawarkan untuk membawanya ke Rumah Sakit
Baca SelengkapnyaSebelumnya, tubuh Panji Petualang mengalami penurunan berat badan lantaran sakit Diabetes yang diidapnya pada pertengahan 2023 lalu.
Baca SelengkapnyaSimak potret terbaru unang yang kini sibuk berikan pengobatan non medis!
Baca Selengkapnya