Pasien Positif Covid-19 di Kabupaten Bogor Berjuang Sendiri
Merdeka.com - Hampir satu tahun Pandemi Covid-19 melanda Indonesia. Kabupaten Bogor, sebagai daerah dengan wilayah terluas dan penduduk terbanyak di Jawa Barat pun tidak juga menemukan formulasi yang tepat untuk menghadapinya.
Penelusuran Merdeka.com, seorang perempuan 60 tahun asal Desa Bantarjaya, Kecamatan Rancabungur, Kabupaten Bogor sama sekali tidak merasakan adanya sentuhan Satgas Covid-19 di tingkat kecamatan hingga desa.
Pasca-swab PCR dari perempuan yang enggan disebutkan namanya itu, Satgas Covid-19 Kabupaten Bogor langsung melakukan tracing terhadap keluarga, dengan menyediakan fasilitas swab PCR untuk menantu, anak, hingga cucu.
-
Siapa yang perlu tes DNA? Tes DNA bisa dilakukan oleh pasangan suami istri yang sedang merencanakan kehamilan melalui program bayi tabuh. Tidak hanya itu, tes DNA juga bisa dilakukan oleh pasangan yang berisiko mempunyai anak dengan kelainan genetik tertentu.
-
Dimana tim khusus Kemenkes mengambil sampel? Dikutip dari ANTARA, tim peneliti itu mengambil sampel darah penderita DBD, kemudian mengambil sampel nyamuk dan jentik nyamuk di lima lokasi penelitian.
-
Siapa yang terlibat dalam penelitian Covid-19 ini? Tim peneliti yang dipimpin oleh Wellcome Sanger Institute dan University College London di Inggris menemukan respons kekebalan baru yang memberikan pertahanan garis depan yang kuat.
-
Siapa yang melakukan penelitian tentang penanganan Covid-19 oleh polisi? Disertasi yang berjudul 'Evaluasi Kebijakan Operasi Aman Nusa II dalam Penanganan Covid-19 oleh Polrestabes Bandung,' karya Kombes Pol Dr. Yade Setiawan Ujung, menyoroti peran kritis Polri dalam mengimplementasikan strategi efektif yang mengintegrasikan keamanan dan kesehatan publik.
-
Siapa yang memberikan tanggapan mengenai PCR? Setelah mendengar pernyataan itu, epidemiolog Dicky Budiman memberikan tanggapan, khususnya mengenai penggunaan tes PCR. Dicky menjelaskan bahwa PCR merupakan metode yang digunakan untuk menggandakan materi genetik, baik DNA maupun RNA, dari sampel agar dapat dianalisis dengan lebih efektif.
-
Bagaimana penanganan Covid-19 di Indonesia? Jokowi memilih menggunakan strategi gas dan rem sejak awal untuk menangani pandemi Covid-19. Gas dan rem yang dimaksudkan Jokowi diimplementasikan dalam tiga strategi yakni penanganan kedaruratan kesehatan, jaring pengaman sosial, dan pemulihan ekonomi. Inilah yang kemudian menjadi ujung tombak dalam penanganan Covid-19 di Indonesia.
Namun, setelah itu dia harus berjuang sendirian. Alih-alih ditangani dengan serius, petugas kesehatan pun tidak pernah terlihat datang untuk memeriksa kondisi kesehatan perempuan yang sudah sepuh itu.
"Sudah satu minggu lebih nggak ada penanganan sama sekali. Nggak ada petugas yang datang. Dari awal (positif) nyari dokter sendiri buat cek kondisi kesehatan. Nyari obat, vitamin juga sendiri," kata anak menantu perempuan tersebut, Nur Arifin, Selasa (19/1).
Mudah dan murah jika bagi orang berada untuk berobat. Namun, kata Arifin, keluarga mereka tidaknya kaya-kaya amat. Arifin juga mengaku kaget, dia pernah menebus harga obat yang mencapai Rp1 juta lebih.
Karena tidak ada penanganan dari petugas medis, Arifin bersama istrinya pun mau tidak mau merawat sang ibu, meskipun mereka sebelumnya dinyatakan negatif dari hasil tes swab PCR yang disediakan Satgas Covid-19 Kabupaten Bogor.
"Saya sudah sampaikan ke satgas kalau kondisi ibu saya sempat drop. Tapi karena katanya rumah sakit penuh, jadi disarankan untuk isolasi mandiri di rumah. Kami juga disarankan menunggu satgas tingkat desa melakukan penangan. Tapi sampai hari ini tidak pernah ada," kata Arifin.
Arifin berasumsi, dengan telah masuknya data-data keluarga mereka ke Satgas Covid-19, maka bisa diteruskan ke tingkat kecamatan dan tingkat desa untuk ditindaklanjuti. "Namun, kami tetap harus mengabari satu per satu aparatur wilayah yang beberapa di antaranya mempersoalkan kemana kami harus melapor terlebih dulu dan kenapa baru melapor. Pertanyaannya sama, data pasien positif dan keluarga serumah yang kontak erat," ujarnya.
"Saya pikir, ketika sudah melapor di tingkat atas sampai tingkat paling bawah sejak awal, semua akan selesai dengan koordinasi antar satuan. Ternyata tidak, semua harus dikabari satu per satu, sambil kami juga menyiapkan isolasi mandiri dan merawat ibu yang kondisinya menurun. Ini bisa jadi gambaran jika suatu waktu nanti ada keluarga yang positif. Lapor ke semuanya agar tak jadi masalah. Kami akhirnya tetap melapor satu per satu lewat aplikasi pesan karena tak mungkin mendatangi mereka langsung di tengah status ODP. Mungkin dengan laporan itu petugas akan bisa turun menindaklanjuti," lanjutnya.
Bupati Bogor, Ade Yasin pun menggelar rapat evaluasi penanganan Covid-19 sekaligus sosialisasi pembentukan Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19, Senin (5/10/2020). Ada sejumlah masalah yang menjadi sorotan dalam rapat yang digelar di Gedung Serbaguna 1, Sekretariat Daerah Kabupaten Bogor tersebut.
Salah satu masalah yang disampaikan Bupati adalah soal masih lemahnya kinerja Gugus Tugas di wilayah. Ia menilai kinerja Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 di wilayah masih belum maksimal. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya permasalahan Covid-19 yang tak selesai di tataran wilayah.
“Kinerja GTPP Covid-19 tingkat desa dan kecamatan belum maksimal dalam menangani masalah Covid-19. Karena banyaknya masalah di wilayah yang langsung naik ke GTPP Covid-19 Kabupaten Bogor. Tentu ini perlu dimaksimalkan lagi,” ujar Ade Yasin.
Masalah ini kemudian dipertegas lewat 13 instruksi yang dikeluarkan Bupati. Salah satu instruksinya meminta gugus tugas tingkat desa dan kecamatan agar lebih maksimal dalam menangani Covid-19.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Polres Bogor akan menanggung biaya tes DNA untuk pasien B demi mengungkap dugaan bayi tertukar di RS Sentosa Kemang, Kabupaten Bogor.
Baca SelengkapnyaPada petugas, wanita itu mengaku punya masalah keluarga yang sudah terjadi sejak sekitar 14 tahun lalu dan dia mengemis untuk mencari nafkah.
Baca SelengkapnyaSOP sesuai aturan dijalankan itu diketahui setelah Dinkes Kabupaten Bogor mendatangi rumah sakit.
Baca SelengkapnyaAda momen haru saat sang pasien terpaksa mengurus hingga tanda tangan berkas persetujuan operasi sendiri.
Baca SelengkapnyaWarga terjangkit monkeypox tersebut telah ditangani dan menjalani perawatan.
Baca SelengkapnyaKeluarga dari korban yang meninggal di Kali Bekasi, Jawa Barat, diminta membawa alat pribadi
Baca SelengkapnyaPenganiayaan membuat korban meninggal dunia setibanya di rumah sakit.
Baca SelengkapnyaDari semua perang yang dihadapi manusia, melawan patogen mencatatkan kematian yang paling banyak.
Baca SelengkapnyaSaat ini, RSUD Karawang sedang melakukan Postmortem dan Antemortem untuk kebutuhan identifikasi dari korban kecelakaan tersebut.
Baca SelengkapnyaPolemik bayi tertukar antara milik Siti Mauliah (37) dengan pasien D, menuju titik terang.
Baca SelengkapnyaPolda Metro Jaya melakukan olah TKP ulang dan melibatkan Asosiasi Psikologi Forensik (Apsifor) untuk mengungkap misteri kematian ibu dan anak yang membusuk itu.
Baca SelengkapnyaPihak Dinkes Kabupaten Bogor akan mempertemukan kedua keluarga dan mengecek dugaan kelalaian rumah sakit.
Baca Selengkapnya