Pasien RSUD membeludak, balita dirawat di lorong dan musala
Merdeka.com - RSUD Badaruddin Tanjung Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan direpotkan oleh banyaknya pasien rawat inap. Bahkan para pasien yang kebanyakan para balita ini, terpaksa harus dirawat di lorong dan musala rumah sakit akibat ketidaksediaan tempat tidur.
"Rencananya ruang mushala juga akan kita manfaatkan sebagai ruang rawat inap karena tempat tidur yang tersedia khususnya di kelas I dan kelas II tidak mencukupi," jelas Pelaksana Tugas Direktur RSUD H Badaruddin Tanjung, Syaiful Bakhri dikutip Antara, Senin (23/2).
Menurut Saiful selain karena keterbatasan tempat tidur, membeludaknya jumlah pasien karena masa rawat pasien yang lebih lama. "Kondisi ini juga dipicu karena bertambahnya hari rawat pasien dari 3,63 hari menjadi 3,82 hari," jelas Syaiful lagi.
-
Apa penyebab peningkatan kasus DBD di Jakarta? Angka kasus DBD di DKI Jakarta mengalami peningkatan sebanyak 1.102 orang dari sebelumnya hanya 627 kasus pada 19 Februari 2024.
-
Mengapa kasus DBD di Jakarta meningkat? Lebih lanjut, Ngabila menjelaskan adanya peningkatan kasus DBD di Tanah Air terjadi karena efek dari kemarau ekstrem panjang atau El Nino pada Juli hingga November 2023.
-
Dimana bayi-bayi ini dirawat? Di bangsal gizi buruk rumah sakit Kamal Adwan di Gaza utara, bayi-bayi yang baru beberapa hari lahir ke dunia dan kebanyakan prematur, bertarung untuk tetap hidup.
-
Kenapa bayi butuh tidur cukup? Tidur yang cukup dan berkualitas sangat penting bagi bayi. Bayi yang cukup tidur akan tumbuh dan berkembang dengan baik, baik secara fisik maupun mental.
-
Siapa yang dirawat di rumah sakit? Mantan Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad, saat ini dirawat di rumah sakit akibat infeksi pernapasan.
-
Kenapa bayi baru lahir sering tidur lama? Pada bayi yang baru lahir, salah satu hal yang paling menonjol pada mereka adalah waktu tidur yang sangat panjang. Sejumlah perubahan yang mereka alami ketika baru lahir ini bisa menyebabkan bayi tidur cukup lama.
Dari pantauan lapangan para pasien yang menempati lorong rumah sakit sebagian besar hanya beralas tidur seadanya. Bahkan kebanyakan dari mereka adalah balita.
Menurut Dani, salah satu orangtua pasien anak, sudah tiga malam ini harus menemani anaknya yang menderita demam berdarah dengue (DBD) dengan tidur di lorong ruang inap khusus anak. "Ruang anak yang ada tempat tidurnya tidak mencukupi, terpaksa kami tidur di lorong ruangan bersama sejumlah pasien anak lainnya," tutur Dani.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tampak sejumlah pasien anak hingga lansia yang tidak kebagian tempat tidur harus dirawat menggunakan kursi roda dengan selang infus di tangan.
Baca SelengkapnyaRumah sakit di Mojokerto kewalahan menampung pasien anak. Sejumlah anak sakit tak kebagian kamar.
Baca SelengkapnyaJokowi menilai, pelayanan di RSUD tersebut sudah terbebas dari pungutan dan pembatasan bagi pasien yang menginap.
Baca SelengkapnyaKorban tewas dan luka terus berdatangan. Lorong-lorong rumah sakit ini dipenuhi kekacauan.
Baca SelengkapnyaPuluhan jenazah terpaksa ditempatkan di trotoar dan selasar rumah sakit karena kamar mayat tak mampu lagi menampung.
Baca Selengkapnya